Hambatan penulis pemula kerap dijumpai dalam prosesnya. Dalam hal tulis menulis, kekuatan tulisan terdapat pada penulisnya. Sebuah tulisan yang baik merupakan tulisan yang selesai ditulis oleh penulisnya. Kalau cuma ide doang, buat apa?

Pada prakteknya dalam menyusun kata-kata tidak semudah yang dibayangkan. Banyak hambatan bagi penulis pemula karena butuh kekuatan dan ketangkasan dalam membuat pikiran pembaca memahami maksud dari sebuah tulisan yang dibuat.

Untuk membuat sebuah tulisan utuh perlu effort yang lebih dalam menyelesaikan karyanya. Mari kita telisik bersama beberapa hambatan penulis pemula dalam merangkai argumennya.

Malas

Bagi penulis pemula, sifat malas yang menghampiri membuat semangat untuk menulis menjadi luntur. Malas menjadi alasan utama seorang penulis menunda menggoreskan idenya dalam bentuk karya. Ketika dihinggapi rasa malas pekerjaan yang seharusnya bisa diselesaikan hari ini menjadi tertunda esok hari, padahal pekerjaan yang tertumpuk diesok hari akan menjadi lebih sulit karena beban yang dikerjakan semakin banyak.

Tidak fokus

Fokus merupakan hal terpenting bagi seorang penulis. Narasi-narasi yang dibangun oleh seorang penulis dapat terbangun dengan baik jika fokus utama gagasannya mampu dijabarkan secara gamblang. Ketika fokus penulis terbelah atau tidak fokus, karya yang sedang dibuat akan terasa sulit untuk diselesaikan padahal topik yang sedang ditulis sudah dikuasai dengan baik.

Ada ide, tapi bingung

Gagasan untuk membuat tulisan sudah dipersiapkan dalam benak, namun ketika sudah mulai menuliskannya gagasan itu tiba-tiba menghilang. Dalam hal lain ketika gagasan sudah dituliskan, antara satu kalimat dengan kalimat berikutnya tidak nyambung sehingga merusak mood penulis yang akhirnya menghasilkan sebuah karya yang tak kunjung usai. Penulis pemula biasanya juga bingung dalam menentukan gaya tulisannya.

Tidak percaya diri

Ketika menuliskan gagasannya, penulis terkadang tidak percaya pada kekuatan tulisannya. Kalimat yang telah dituliskan terkadang dihapus kembali karena menurutnya tidak sesuai, begitu seterusnya sehingga apa yang sudah dituliskan hilang begitu saja. Dalam hal lain juga terkadang penulis tidak percaya diri untuk menunjukkan tulisannya kepada khalayak ramai karena takut dicemooh oleh teman-temannya yang membuat nyali seorang penulis hancur dan berhenti untuk melanjutkan karyanya.

Sebagai penutup, saya sarankan jangan menulis diatas kasur atau sedang menyalakan televisi karena akan sangat menghambat bila keduanya menjadi sarana pelampiasan untuk mengambil waktu istirahat dalam menyelesaikan tulisan. Ketika televisi menyala maka bisa jadi fokus tulisan kita berpindah pada hiburan yang ada di televisi. Hati-hati juga ketika menulis diatas kasur karena jika badan sudah mulai capek, dalam hati sudah meminta untuk merebahkan diri dan akhirnya ketiduran dan tulisan tidak selesai. Ada benarnya seorang penulis membutuhkan tempat atau ruang khusus untuk dirinya fokus dalam berkarya.

Setiap penulis tentunya memiliki kesulitan dan hambatan yang berbeda-beda. Tugas pembaca yang budiman yakni menghargai seorang penulis yang telah berkarya. Sebab menghasilkan sebuah karya tulisan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh pengorbanan dan motivasi yang besar dalam menyelesaikan karyanya. Jika kamu baru mulai menulis, jangan patah semangat untuk menyelsaikan karyanya.