Siapa tidak ingin surga? Tentu setiap manusia yang percaya akan adanya kehidupan abadi setelah kehidupan dunia ini akan berharap untuk berakhir di surga. Bahkan, meski orang terjahat sekalipun, ia akan berharap untuk berakhir di surga. Tetapi, jangan jadikan surga tujuan ibadahmu!
Dalam beribadah, terdapat tiga tingkatan seorang hamba. Pertama, ibadahnya budak, yaitu seseorang yang beribadah karena takut ancaman. Kedua, ibadahnya pedagang, karena mencari keuntungan. Ketiga, ibadahnya pecinta, karena rasa cintanya kepada Tuhan.
Surga dan neraka adalah bentuk rida dan murka Tuhan. Ibarat anak SD yang diiming-imingi orang tuanya untuk diberikan hadiah apabila ia mendapatkan nilai tertinggi, hingga ia mendapatkan hadiah itu sebab usahanya untuk mendapatkan nilai tinggi. Tentunya, orang tuanya tidak berharap anak itu akan terus-menerus belajar agar mendapatkan hadiah. Orang tuanya tentu berharap agar anaknya menemukan nikmatnya belajar dan mencintai ilmu pengetahuan.
Jangan jadikan surga tujuan ibadahmu!
Memang, tidak ada salahnya beribadah karena berharap surga atau nikmat-nikmat lain dari Tuhan. Karena hal itu adalah langkah pertama agar kita terus menerus beribadah hingga kita mampu merasakan nikmatnya beribadah. Tetapi, bukankah kita sebaiknya terus belajar hingga sampai pada tahap ibadahnya pecinta? Ketika seseorang sudah dicintai oleh orang lain, bukankah pecinta pasti akan membahagiakan yang dicintainya?
Dikatakan dalam kitab Maroqil Ubudiyah
“Tidaklah seorang hamba yang mendekat kepada-Ku dengan mengerjakan kewajibannya dan senantiasa ia mendekat kepada-Ku dengan mengerjakan kesunnahan hingga Aku mencintainya. Maka apabila Aku telah mencintainya, Aku adalah telinga yang dengannya ia mendengar, mata yang dengannya ia melihat, lisan yang dengannya ia berbicara, tangan yang dengannya ia menggenggam, dan kaki yaang dengannya ia berjalan.”
Tentu, kita tidak dapat mengartikan bahwa Tuhan bersemayam dalam diri hamba. Tetapi, itu adalah sebuah ungkapan bahwa betapa dekatnya seorang hamba dengan Tuhan hingga ia selalu mendapat penjagaan dari-Nya.
Bahkan, dalam hadis disebutkan: Dari Anas r.a. bahwa Nabi SAW bersabda meriwayatkan dari Rabbnya
“Jika seorang hamba mendekat kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta. Dan jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa. Dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil.”
Begitulah rahmat Allah yang begitu luas kepada manusia.
Membakar Surga
Sebuah kisah masyhur datang dari Rabiatul Adawiyah, seorang sufi perempuan. Dikisahkan suatu siang, beliau berjalan di Kota Baghdad sambil menenteng air dan memegang obor. Kemudian, seseoran bertanya kepada beliau, hendak dikemanakan air dan obor tersebut?
Lalu, Rabiatul Adawiyah menjawab: “Aku hendak membakar surga dengan obor dan memadamkan neraka dengan air ini. Agar orang tidak lagi mengharapkan surga dan takut neraka dalam ibadahnya.”
Semoga kita dikaruniai kenikmatan dalam beribadah hingga sampai pada tahap ibadahnya pecinta.
Penulis: Furhatul Khoiroh Amin
Penyunting: Aunillah Ahmad
Comments