Waktu berbuka puasa biasanya menjadi ajang yang ditunggu-tunggu. Tak jarang, penantian yang terasa panjang bagi sebagian kalangan membuat mereka jadi mudah kalap pada saat berbuka. Ya kalap makan takjil, kalap makan nasi sebakul, sampai kalap untuk ghibah di medsos. Pokoknya, “balas dendam” setelah beduk ditabuh.

Hati-hati lho ya… Jangan sampai perjuangan berpuasa seharian penuh itu jadi tidak ada artinya, baik dari sisi agama maupun manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Bisa jadi, tanpa sadar kita melakukan “aksi balas dendam” pada saat berbuka puasa karena aktivitas tersebut sudah menjadi kebiasan bertahun-tahun. Padahal, kebiasaan-kebiasaan tersebut berpotensi membawa derita. Apa saja sih?

Pertama, jajan terlalu banyak.

Saat berpuasa, lapar perut biasanya dibarengi dengan lapar mata. Apalagi melihat banyaknya aneka makanan terhampar menggoda di pasar takjil. Pengin ini, pengin itu. Belum lagi kalau kasihan lihat abang-abang yang dagangannya belum laku. Nggak mikir gimana cara ngabisinnya, yang penting beli dululah sebelum keduluan orang lain!

Jadilah bermacam plastik berisi gorengan, klepon, sop buah, pecel, peyek, sampai ikan bakar, bergelayut manja menyiksa jari-jari dan pergelangan tangan. Lima jari kanan dan lima jari kiri sepertinya kurang banyak untuk menampung belanjaan takjil ini.

Kebiasaan ini sebenernya banyak banget lho deritanya. Yang langsung terasa jelas jari-jari tangan yang sakit, dan dompet yang mengurus tipis. Nggak cuma itu. Kalian pasti sering ngalamin banyak jajanan yang akhirnya mengalami “reposisi”. Jadi yang harusnya masuk perut, malah belok masuk kulkas karena udah full booked, sambil harap-harap cemas semoga besok sore nggak basi. Duh, nambah-nambahin pikiran aja!

Kedua, minum air dingin atau es.

Kalau dari pagi sudah bantu mama bikin kue, lanjut wara-wiri antar pesenan dari ujung ke ujung, disambung dengan beresin dapur, bongkar gudang, dan ditutup dengan nyuci mobil, kebayang kan capenya? Apalagi semua kegiatan itu dilakukan di siang hari bolong kala matahari juga lagi semangat ’45. Nggak heran ketika waktu berbuka tiba, yang dipegang pertama kali adalah botol air dingin di kulkas!

Pernah ngerasa nggak, kenapa kalau minum air es itu sepertinya rasa haus malah nggak hilang-hilang? Laman Detik.com pernah mengangkat ulasan dari seorang pakar gizi, untuk menjawab pertanyaan ini. Jadi, tubuh membutuhkan waktu untuk penyerapan air es yang lebih lama daripada air hangat, karena adanya perbedaan suhu es dengan suhu tubuh manusia. Sehingga tidak jarang ketika minum dingin atau es, rasa haus justru terasa lebih lama hilang.

Minum air dingin itu ibarat nafsu sesaat. Nagih dan kepengin buru-buru disalurkan, sampai gak sadar kalau ternyata sudah berlebihan. Segelas, dua gelas, dan tanpa sadar gelas ketiga sudah diujung mulut. Dan yang selanjutnya dirasakan malah sakit perut dan kembung. Kalau udah begah begitu, apa masih enak makan?

Ketiga, langsung makan berat

Di tempat tinggal saya saat ini, ternyata ada kebiasaan dimana saat buka puasa langsung makan nasi. Jadi setelah kumandang adzan, minum air putih/teh dan takjil, terus langsung makan nasi. Setelah selesai makan, baru melaksanakan shalat Magrib. Pengecualian untuk pelaksanaan berbuka puasa di masjid, dimana makan nasi dan lauk baru dilaksanakan setelah shalat.

Dikutip dari beberapa referensi, langsung makan berat saat berbuka puasa berpotensi menyebabkan beberapa masalah kesehatan mulai dari perut kembung, diare, sampai insomnia. Semua disebabkan karena lambung yang dipaksa untuk bekerja keras sehingga menyebabkan sakit perut. Belum lagi kemungkinan timbulnya obesitas dan tidak terkontrolnya kadar gula dan kolesterol.

Sayangnya sampai sekarang saya belum menemukan alasan dari warga kota untuk kebiasaan yang satu ini. Beberapa orang yang saya tanya selalu memberikan jawaban yang seragam, ‘the one and only’ lapar!

***

Saya mengakui, aksi “balas dendam” ini sulit sekali dihilangkan. Apalagi, bulan Ramadhan datangnya cuma setahun sekali. Entah kenapa, kebiasaan-kebiasaan ini tidak terasa istimewa kalau dilakukan di luar bulan Ramadahan.

Padahal secara kesehatan, puasa juga bermanfaat untuk membuang zat dan racun dari dalam tubuh. Bahasa kerennya sih “detoksifikasi”. Dengan terbuangnya racun dalam tubuh, logikanya tubuh pun menjadi lebih sehat dan segar. Jadi, setelah sebelumnya bagian dalam tubuh yang bekerja menjaga kesehatan tubuh kita, maka pada saat berbuka puasa giliran kitalah yang seharusnya menjaga kesehatan lambung dan organ tubuh bagian dalam lainnya.

Adil kan…

Editor: Nawa

Gambar: Kompas.com