Melihat aneka rupa makanan berjejer dan bertumpuk, paling ‘manusiawi’ yang kita dilakukan adalah menelan ludah. Baru kemudian cacing dalam perut yang sebelumnya anteng, tiba-tiba demo nggak jelas. Belum lagi tiba-tiba jadi tersugesti asam lambung naik. Ah, kudu jajan takjil yang banyak nih!

Kelanjutannya bisa ditebak, semua makanan di pasar takjil kalau bisa dibeli. Habis atau sisa mah nanti aja dikirin, pokoknya beli dulu sebelum keduluan orang lain!

Saya yakin, sebagian besar orang yang berpuasa Ramadhan pernah mengalami kejadian ini. Kalap saat jajan takjil. Akibatnya sudah bisa diduga. Mulai dari begah, sisa makanan masuk tong sampah, atau malah dompet yang kempes tiba-tiba.

Yah begitulah, penyesalan selalu datang belakangan. Padahal sebenarnya gampang kok mengontrol diri supaya nggak jajan ini-itu di pasar takjil. Beberapa tips berikut bisa dicoba untuk mengerem ‘nafsu sesaat yang menyesatkan’ itu.

Pertama, bawa uang secukupnya.

Iya tau, gajinya dua digit. Iya tau, saldo di atm lebih panjang dari pinnya. Tapi kalau niatnya nggak mau kalap belanja takjil, ada baiknya membawa uang secukupnya saja. Kalau perlu, belanja takjil setiap hari dijatahkan. Uangnya pun dipisah-pisah untuk 30 hari. Jadi, ketika waktunya jajan takjil, cukup bawa uang sesuai jatah kalendernya saja.

Kedua, dilarang membawa dompet bersaku banyak.

Nah ini yang sebenernya rada susah buat cewek. Tau sendiri dong kalau dompet cewek isinya macem-macem banget. Mulai dari kartu atm segambreng, kartu member ini itu, sampai tensoplas dan koyo juga kadang nyelip disana. Nah pada saat belanja takjil, ada baiknya membawa dompet koin saja. Isinya cuma ktp sama duit ‘jatah’ jajan hari itu. Jadi, sekalinya uang habis, nggak bisa lari ke atm atau ngoprek simpenan duit di saku-saku dompet.

Ketiga, cari rute yang “aman”.

Sedapat mungkin hindari rute dari pasar takjil yang satu, melalui pasar takjil lainnya. Alasannya cuma satu, supaya nggak tergoda untuk jajan lagi. Apalagi kalau pasar takjil selanjutnya ternyata lebih ramai, atau nggak sengaja ngelirik ada makanan langka yang kita suka. Biasanya berefek ke jantung yang deg-degan, dan otak yang tiba-tiba blank karena dilema mau mampir atau enggak. Kacau nih! Buat saya, cara yang paling ampuh adalah pulang-pergi pakai mobil transportasi online. Jadi kalaupun terpaksa melewati pasar takjil lainnya, paling nggak bisa meminimalisir acara mampir dan melipir. Kan nggak enak sama abang driver-nya kalau berhenti sana-sini.

Keempat, belajar dari pengalaman.

Coba diingat lagi gimana begahnya perut ketika buka puasa kemarin. Coba dibayangkan lagi nggak enaknya kembung karena nafsu banget makan es campur dan es cendol. Belum lagi akhirnya makanan yang masih sisa malah basi karena lupa dimasukkan ke dalam kulkas. Sudah pengalaman kan betapa kalap mata malah banyak ruginya? Lha kok ya besoknya kalap lagi?

Kelima, ingat pesan dokter!

Tips yang kelima ini terutama ditujukan untuk kalian yang punya penyakit gula, hipertensi, kolesterol dan asam urat. Tapi buat kalian yang ngerasa sehat walafiat, jangan takabur dulu. ‘Penyakit orang tua’ ini sejatinya bisa “dipupuk” sejak masih muda-belia-imut seperti kita ini. Jadi sadarilah, bahwa hampir semua aneka takjil yang mengini itu memenuhi kriteria manis, minyak, santan. Jangan sampai, habis buka puasa malah sakit leher karena kolesterol naik, atau tiba-tiba nggak bisa jalan karena asam urat kambuh. Enaknya sebentar, deritanya lama.

Mudah-mudahan kelima tips ini bisa membantu kalian mengurangi kekalapan saat jajan takjil. Tapi kalau kalian ngerasa nggak akan sanggup mengatasi “provokasi” pertakjilan di pasar, ya lebih baik nggak usah ngabuburit. Duduk manis bikin teh manis sambil nunggu abang gorengan lewat. Eh…

Editor : Hiz

Foto : Suara