Pendidikan merupakan hal yang terpenting di kehidupan ini, setiap manusia atau anak berhak merasakan pendidikan. Pendidikan adalah proses perubahan sifat, tingkah laku untuk mendewasakan manusia melalui pengajaran. Dengan adanya pendidikan dapat mengurangi angka kebodohan, tingkat kemiskinan dan membantu Indonesia untuk lebih berkembang. Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Dunia, akan tetapi masih mempunyai masalah dalam pendidikan. Rendahnya kualitas pendidikan di Negara Indonesia disebabkan oleh tiga faktor utama yang menyebabkan penghambat berkembangnya kualitas pendidikan di Indonesia yaitu kurikulum pendidikan, kurangnya tenaga pendidik yang berkualitas dan amanah, pemerataan pendidikan.

            Seperti halnya di SD Negeri Sadahayu 03 terletak di Jl Timbang, Desa Sadahayu, Kec. Majenang, Kab. Cilacap, Prov Jawa Tengah merupakan salah satu SD yang termasuk di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal). Lokasi bangunan SD ini terdapat di ujung barat Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah dengan perbatasan Provinsi Jawa Barat. SDN Sadahayu 03 di daerah yang terpencil jauh dari Kecamatan bahkan sangat jauh dari Kota dengan jarak tempuh 3 jam menuju ke Kota. Letak geografis SDN Sadahayu 03 Majenang yang berbukit-bukit menanjak gunung melewati air terjun, ditambah pemukiman penduduk yang terpencar menjadi faktor utama SD tersebut sangat kekurangan siswa. Dengan akses jalan yang dianggap tidak layak karena kondisi jalan yang masih menggunakan bebatuan, jika hujan maka akses jalan sangat licin tidak bisa dilalui dan hanya mampu dilewati oleh kendaraan roda dua. Jika melintas bertemu dengan kendaraan roda empat maka salah satu kendaraan harus berhenti mengalah. Keterbatasan kondisi jalan ini sangat berpengaruh dengan jumlah siswa yang akan melakukan pendidikan di sekolah tersebut.

            Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 17 Tahun 2017 yang menyebutkan bahwa jumlah siswa tingkat sekolah dasar (SD) dibatasi antara 20-28 orang per rombongan belajar (rombel), hal tersebut dianggap cukup sulit diterapkan di SDN Sadahayu 03 Majenang. Urip Sugiono, S.Pd. berkata “Jumlah pendaftar peserta didik baru di SD ini terlihat sepi peminat, dikarenakan tidak setiap tahun SDN Sadahayu 03 membuka pendaftaran peserta didik baru.” Pada tahun ajaran 2020/2021 hanya terdapat kelas 2 , kelas 4 dan kelas 6 saja. Dari ketiga kelas dalam satu angkatan hanya berjumlah 42 orang, yang masing-masing rombongan belajar berjumlah kurang dari 20 orang. Urip Sugiono, S.Pd selaku guru kelas 4 juga mengatakan bahwa memang angka anak masuk sekolah di sekitar sini juga sedikit, yang daftar paling anak-anak di lingkungan sini saja.

            Untuk tingkat pengetahuan, kecakapan, dan sikap perbuatan yang mereka miliki tentu sangat jauh dibandingkan dengan anak-anak kota yang memiliki fasilitas pendidikan yang layak. Walaupun dalam keterbatasan, masing-masing dari mereka memiliki sebuah cita-cita. Banyak dari mereka yang ingin menjadi tentara, penyanyi, dokter, polwan, dll. Pada kenyataannya banyak anak-anak tersebut selepas SD hanya putus sekolah sampai SMP. Rata-rata siswa di SDN Sadahayu 03 melanjutkan ke tingkat jenjang SMP, namun dengan jarak tempuh cukup jauh memakan waktu sekitar 20 menit untuk menuju SMP. Di lingkungan SDN Sadahayu 03 Majenang tingkat anak putus sekolah tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi cukup banyak. Mereka memilih untuk bekerja dan nikah muda karena memerlukan biaya yang lebih untuk transportasi. Dengan keterbatasan akses pendidikan dan kondisi lingkungan membuat mereka harus merelakan impiannya.

            Berdasarkan hal tersebut, kita bersama untuk berpartisipasi dapat ikut meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan agar memajukan semangat dalam memperoleh pendidikan yang lebih baik lagi.

“Dimanapun tempatnya tetap terus belajar untuk menjadi kandil kemerlap Bangsa salah satunya melalui pendidikan”.