Apa saja kriteria dosen idaman para mahasiswa?

Pada suatu perguruaan tinggi, dosen memiliki peranan penting pada berkembangnya ilmu pengetahuan. Dengan adanya dosen, diharapkan ilmu pengetahuan bisa disebarluaskan kepada para mahasiswa. Karena memiliki kewajiban untuk menyebarluaskan ilmu ke mahasiswa, maka interaksi antara dosen kepada mahasiswa tidak bisa dipisahkan.

Interaksi dosen dengan mahasiswa bukan hanya terjadi pada kondisi normal, pada kondisi pandemi pun interaksi antara dosen dan mahasiswa harus tetap berjalan. Maka dari itu, memilih menjadi dosen memiliki banyak tantangan.

Sebagai mantan mahasiswa yang telah pernah menempuh 11 semester. Sudah pasti saya bertemu dengan berbagai macam dosen. Dari banyaknya dosen yang pernah ditemui dan belajar dikelasnya, nyatanya ada beberapa dosen yang memang layak dijadikan dosen favorit. Setidaknya ada 4 kriteria dosen idaman para mahasiswa.

Jago Komunikasi

Sepertinya menjadi dosen pinter saja tidak cukup. Selain pinter dosen juga diharapkan bisa berkomunikasi dengan lancar kepada para mahasiswanya. Dengan mahirnya dosen berkomunikasi, maka materi yang diajarkan kemungkinan akan lebih cepat diserap oleh mahasiswa. Apalagi pada mata kuliah yang memang terkenal susah.

Sebagai mahasiswa FISIP, wajar jika banyak yang lemah hitung-menghitung. Maka dari itu jika saat kuliah statistik mendapatkan dosen yang mahir berkomunikasi, kemungkinan lebih mudah mengertinya dibanding jika bertemu dosen yang sedikit agak kurang dalam berkomunikasi.

Dosen yang mahir berkomunikasi juga memungkinkan untuk mahasiswanya jadi aktif di kelas. Ini bisa terjadi, karena secara tidak langsung dosen yang mahir berkomunikasi bisa memantik diskusi pada kelasnya. Kan, enak jika bisa diskusi dikelas.

Selalu Menepati Janji

Nikmatnya memiliki dosen yang menepati janji akan dirasakan jika sudah memasuki masa pengerjaan skripsi. Saat skripsi, setidaknya mahasiswa bisa belasan kali untuk janji ketemu dengan dosen. Nah, tentu sangat nikmat jika janji temu dengan dosen bisa terlaksana tanpa kendala.

Sebagai mahasiswa, sudah semestinya untuk paham bahwa dosen juga memiliki kesibukan lainnya. Maka, kalau janji ketemunya cuma mundur 1 atau 2 jam, biasanya mahasiswa juga sudah paham. Tapi berbeda jika janji untuk ketemuannya diundur jadi keesokan harinya. Kalau rumah atau kosnya deket kampus sih tidak masalah, tapi kalau jarak lokasi rumah ke kampus lebih dari 20KM, dan tidak mendapatkan apa-apa, ya capek juga, kan.

Memberikan Feedback Pada Tugas Mahasiswa

Ada dosen yang memang pelit nilai, ada pula dosen yang murah dalam memberi nilai. Tapi yang paling penting adalah dosen yang memberikan feedback pada tugas mahasiswanya. Tidak masalah rasanya mendapatkan nilai pas-pasan pada beberapa tugas, asalkan diberikan penjelasan. Bukan hanya diberikan nominal angka atau huruf, tanpa penjelasan lebih lanjut terkait tugas mahasiswa.

Dengan adanya feedback dari dosen, mahasiswa jadi bisa belajar dari kesalahannya. Mahasiswa jadi bisa mempelajari lagi apa yang dirasa kurang. Mahasiswa jadi tidak perlu menggerutu dibelakang, dan berpikir aneh-aneh terkait dosen tersebut. Tentu saja, dengan adanya feedback dari dosen, mahasiswa jadi lebih semangat untuk mengerjakan tugas berikutnya.

Memiliki Jiwa Muda

Dosen dan mahasiswa umumnya berasal dari generasi yang berbeda. Dengan bedanya generasi, maka wajar jika ada jarak diantara dosen dan mahasiswa. Maka, jika ada dosen yang memiliki jiwa muda, dan bisa bergaul dengan para mahasiswanya kemungkinan besar dosen tersebut akan menjadi dosen favorit mahasiswa. Bayangkan, jika memiliki dosen yang suka nongkrong bareng, atau main futsal bareng, tentu saja seru.

***

Cukup empat poin kriteria dosen idaman yang bisa saya jabarkan pada tulisan kali ini. Tulisan ini berasal dari pengalaman saya dan pengamatan saya sebagai mahasiswa selama 11 semester. Jika ada yang dirasa kurang, silahkan sampaikan sampaikan saja! lewat tulisan di Milenialis xixi