Aku baru saja menyelesaikan buku Le Petit Prince atau Pangeran Cilik yang ditulis oleh Antoine De Saint-Exupry dan buku tersebut sukses menjadi favoritku. Buku ini bercerita tentang seorang pilot yang terjatuh di gurun sahara dan bertemu pangeran cilik. Pangeran cilik bercerita kepada sang pilot mengenai pengalamannya berkunjung ke planet-planet lain yang dihuni oleh orang dewasa. Orang dewasa di masing-masing memiliki sifat-sifat yang dianggap aneh oleh pangeran cilik.
Membaca versi terjemahan bahasa Indonesia dari Henri Chambert-Loir dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan dilengkapi dengan ilustrasi yang menawan, buku ini mampu mengajakku untuk berpikir kembali mengenai kehidupan. Aku rasa buku ini memang ditujukan untuk orang dewasa karena isinya mengenai sindiran terhadap sifat-sifat orang dewasa dalam memandang hidup.
Yang paling kuingat dari pesan buku ini adalah saat dimana pangeran cilik bercerita bahwa ia merasa aneh melihat orang dewasa dalam memandang angka. Mereka, orang dewasa, selalu menjadikan angka-angka sebagai indikator segala hal, sehingga seringkali melupakan hal lain yang lebih penting dan indah. Padahal sesuatu yang bermakna kan nggak bisa terlihat di mata, tapi di hati.
Pesan kedua adalah bahwa setiap orang mempunyai potensinya masing-masing. Setiap orang punya bintang yang berbeda dengan orang lain. Jadi berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain, ayo sama-sama belajar untuk lebih percaya diri.
Ketiga adalah bahwa sebuah tindakan harus dibarengi dengan rasa tanggung jawab dan menilai orang atas tindakannya bukan perkataannya. Di buku ini diceritakan bahwa pangeran cilik di planetnya memiliki bunga mawar yang sangat rewel. Ketika pangeran cilik mengembara di bumi dan bertemu rubah, rubah itu mengatakan, “Tetapi kamu tidak boleh melupakannya. Kamu menjadi bertanggung jawab untuk selama-lamanya atas siapa yang telah kamu jinakkan. Kamu bertanggung jawab atas mawarmu…”
Terakhir, buku yang penuh dengan pesan yang mendalam dan idealis ini mengajariku tentang menjalani hidup dengan lebih santuy, nggak usah berpikiran rumit dan mempersulit diri sendiri. Kadang hal yang mudah, jadi sulit karena pikiran kita sendiri. Pangeran cilik yang melihat hidup dengan sederhana ini, sukses membuatku merenungkan kembali keberadaanku.
Le Petit Prince bisa jadi bacaan wajib untuk kamu yang mau menginjak usia dewasa. Terjawab deh, kenapa buku ini diterjemahin ke dalam berbagai bahasa. Ya karena sebagus itu!
Penulis: Ririn Desriani
Comments