Tak terasa, Ramadhan sudah mencapai setengah perjalanan. Meski demikian, antusiasme umat Islam dalam beribadah dan meramaikan Ramadhan terpantau masih cukup tinggi. Setelah siang menunaikan kewajiban puasa, malamnya masih tetap semangat melaksanakan salat sunah tarawih di masjid. Buktinya, puluhan pasang sandal masih berjejer berantakan di pelataran masjid.

Selama beberapa kali ikut shalat tarawih berjamaah, masjid tampak penuh. Bukan hanya oleh orang dewasa macam saya, tapi juga para bocil. Tidak bisa dimungkiri, bocil inilah yang turut meramaikan Ramadhan, terlebih saat tarawih. Jumlah mereka yang tidak sedikit berikut tingkahnya yang ada saja, beberapa kali sukses menyita perhatian saya. Momen itu secara tidak langsung jadi ajang observasi dan hasilnya, saya menemukan beberapa macam tingkah lucu mereka.

#1 Si paling bawa buku catatan Ramadhan

Bocil model ini pasti selalu terlihat di momen tarawih. Umumnya, buku catatan Ramadhan ini memang merupakan tugas dari sekolah. Jadi, tidak heran jika selama bulan puasa, para bocil akan selalu hadir shalat tarawih untuk minta tanda tangan imamnya. Padahal, kalau boleh jujur, sebenarnya catatan itu tidak selalu diperiksa kok, dek, hehe. Tapi, ndak papa! Itung-itung, biar kalian semangat ibadahnya.

Soal bocil yang bawa buku catatan Ramadhan, saya jadi ingat momen tarawih di malam kedua. Waktu itu, saya kebetulan duduk di dekat seorang bocil. Buku catatan ia letakkan tepat di depannya, satu paket dengan sebuah pulpen. Uniknya, tidak seperti kebanyakan orang di sana, ia tidak membawa sajadah. Nah, lihat! Saking semangatnya, sajadah jadi barang nomor sekian yang diingat, yang penting buku catatan tidak boleh ketinggalan! 

#2 Si teriak “Aamiin” paling kencang

Tipe bocil ini termasuk yang cukup sering ditemui. Apalagi, jika banyak bocil lain yang umurnya sebaya. Yah, kira-kira, mirip juga kelakuannya. Mungkin saking semangatnya, mereka selalu bilang “Aamiin” paling kencang tiap kali imam selesai membaca surat Al-Fatihah. Sudah kencang, suaranya nyaring pula. 

Kadang-kadang, antara satu bocil dengan yang lain justru semacam adu mekanik saja; berlomba-lomba siapa yang teriakannya paling kencang. Alhasil, seluruh masjid riuh penuh suara mereka. Kalau diingat-ingat, lucu juga, ya. Lagi-lagi, memang para bocil ini punya andil besar dalam “meramaikan” Ramadhan.

#3 Si paling suka jalan-jalan

Nah, tipe yang ini sedikit jarang ditemui. Tapi, biasanya memang selalu ada, setidaknya 1 atau 2 anak. Mereka ini adalah anak-anak balita yang sebenarnya belum paham betul tarawih itu apa. Kebanyakan, mereka memang sengaja diajak orang tua untuk sekadar “mengenalkan” rutinitas apa saja yang dilakukan selama Ramadhan, termasuk tarawih.

Tapi, namanya balita, ya pasti sedang lucu-lucunya tingkahnya. Bukannya ikut memperagakan shalat, tak sedikit dari mereka yang justru jalan-jalan. Iya, jalan-jalan menyusuri shaf salat. Kalau baru mulai, rute mereka biasanya hanya sebatas shaf yang mereka tempati sendiri dan shaf orang tua mereka. Tapi, lama-kelamaan, tiap shaf yang masih terjangkau pasti mereka singgahi. Agak menyebalkan, sih. Tapi, mau marah pun tidak bisa, soalnya lagi lucu-lucunya, sih!

#4 Si paling tenang

Walaupun banyak bocil yang bertingkah, bocil yang sikapnya tenang juga ada, lho. Mereka akan dengan tertib mengikuti seluruh rakaat shalat tarawih. Saat teriak “Aamiin” pun, umumnya tidak berlebihan, secukupnya saja. Seringnya, mereka ini adalah siswa dari Madrasah Ibtidaiyah, jadi sudah tidak mengherankan kalau mereka ini alim, hehe.

Bocil model ini tidak akan gentar dengan godaan meninggalkan tarawih sebelum usai. Tidak akan tergoda dengan ajakan teman-teman lainnya untuk segera pulang dan main petasan. Bahkan, selepas tarawih, ia masih sering menyempatkan diri untuk ikut tadarusan pakai mic di masjid. Mantap deh pokoknya!

Nah, demikian hasil dari observasi saya terhadap para bocil yang turut meramaikan Ramadhan, khususnya saat tarawih. Tentu, model bocil serupa juga kerap Anda temui, bukan? Terlepas dari tingkahnya yang variatif, kehadiran mereka memang patut disyukuri. Tandanya, masjid masih jadi tempat yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu belajar. Bisa jadi, mereka-mereka inilah yang kelak jadi pengajar ngaji, muadzin, atau bahkan imam di masjid.

Editor: Saa

Gambar: Mommyasia