Cikarang sebagai Manchester Indonesia adalah salah satu pernyataan yang amat memaksa. Ada beberapa faktor penyebabnya yang bisa Anda temukan disini!
Perlu saya akui bahwa jumlah fans Manchester United (MU) itu sangat banyak. Bukan hanya untuk skala Indonesia saja tapi sampai dunia. Mulai dari lapisan masyarakat kelas bawah sampai kelas atas, banyak yang menyukai klub tersebut.
Ada dua orang fans MU di Indonesia yang cukup saya ikuti kiprahnya. Kedua orang tersebut adalah Pandji Pragiwaksono dan Pangeran Siahaan (Pange).
Menurut saya, dua orang tersebut bukan hanya fans biasa pada umumnya sebab saking cintanya dengan MU, mereka sampai rela melancong ke kota Manchester. Hal ini saya ketahui dari cerita mereka pada beberapa konten yang mereka buat.
Berdasarkan testimoni mereka tentang kota Manchester, mereka memiliki anggapan yang sama yaitu Cikarang sebagai Manchester Indonesia.
Jujur bagi saya yang lahir dan besar di Cikarang menganggap bahwa pernyataan tersebut cukup ngawur. Sebab saya memiliki beberapa alasan yang membuat pernyataan ini menjadi sangat maksa.
Apa saja hal tersebut? Simak sebagai berikut:
1. Memilik Klub Sepak Bola Top
Seperti yang sama-sama kita ketahui bahwa di kota Manchester terdapat dua klub sepak bola top dunia yaitu Manchester United (MU) dan Manchester City.
Eh, MU tuh masih jadi klub sepak bola top dunia nggak sih? Kalau masuk, kok nggak main di UCL musim depan ya? Oke deh, saya revisi ucapan saya menjadi “di kota Manchester terdapat klub sepak bola top dunia”.
Kenapa saya bahas ini? Karena warga Cikarang nggak memiliki klub top yang bermain di liga 1 Indonesia sampai saat ini.
Padahal sepak bola itu identik dengan kelas pekerja, terlebih Cikarang telah memiliki stadion Wibawa Mukti yang bertaraf internasional. Bahkan pernah beberapa kali menggelar pertandingan Timnas dan klub-klub liga 1 di sana.
2. Bahasa
Warga Cikarang dalam percakapan sehari-hari lebih sering menggunakan bahasa Cikarang. Yang dipengaruhi oleh dua bahasa yaitu bahasa Betawi dan bahasa Sunda. Jadi kadang ngomongnya agak nyampur-nyampur gitu kaya anak Jaksel.
Berbeda dengan Mancunian (sebutan untuk warga Manchester), mereka konon memiliki keragaman bahasa yang lebih banyak. Katanya warga kota Manchester dapat berbicara dalam 153 bahasa yang berbeda.
Nggak kebayang kalau saya ngobrol dengan Mancunian kaya gimana. Ngelihat konten bahasa Jaksel saja saya sudah semaput.
3. Wisata Sejarah
Kota Manchester itu terkenal juga dengan wisata sejarahnya. Ada beberapa tempat yang menyimpan sejarah dan wajib kamu ketahui jika ingin berkunjung ke sana.
Beberapa contohnya adalah National Football Museum, Science and Industry Museum, Manchester Cathedral dan lain sebagainya.
Di Cikarang sendiri sebenarnya ada beberapa bangunan yang memiliki sejarah. Tapi sepertinya jarang sekali atau malah nyaris nggak ada orang yang datang ke Cikarang hanya untuk plesiran menikmati wisata sejarah di sana.
Sampai di sini jelas banget kan bedanya Cikarang sebagai Manchester Indonesia seperti apa?
4. Cuaca
Saya agak kesulitan untuk memberikan gambaran betapa panasnya Cikarang saat nggak hujan. Sebab saya cuma pernah lewat dan singgah sebentar di kota yang katanya panas banget yaitu Surabaya.
Mungkin panasnya tengah kota Semarang di siang hari cukup menggambarkan panas dan teriknya daerah Cikarang.
Hal itu jelas berbanding terbalik dengan Kota Manchester. Disana meskipun bukan musim dingin, cuaca dan udaranya tetap saja dingin. Mungkin hawa dinginnya bisa sampai menusuk tulang bagi orang-orang seperti kita yang tinggal di iklim tropis.
Bagi saya pribadi tetap lebih mending tinggal di panas teriknya Cikarang, resikonya cuma kulit jadi lebih eksotis. Ketimbang saya tinggal di Manchester, bisa kena penyakit enter wind setiap hari.
5. Jalan
Jujur saya kurang tau bagaimana kondisi jalanan di Inggris terutama pada Kota Manchester. Tapi sepenglihatan saya di trailer film Pemburu di Manchester Biru, nggak ada adegan Adipati Dolken melewati jalanan yang berlubang atau aspalnya nggak rata seperti yang ada pada beberapa tempat di daerah Cikarang.
Dari sini kelihatan mana pemerintah kota yang lebih serius mengurus sarana dan prasarana publik dengan baik.
Begitu sekiranya beberapa hal yang membuat saya mengatakan bahwa pernyataan yang menyamakan Cikarang sebagai Manchester Indonesia itu maksa.
Akan tetapi pendapat saya ini nggak membuat saya hilang rispek kepada dua orang yang beropini seperti itu karena saya cukup mengikuti karya-karya mereka berdua selama ini.
Editor: Lail
Gambar: Google
Comments