Dalam suasana pandemi covid-19 yang melanda negeri kita Indonesia, suasana hidup terasa sepi karena nggak bisa ngampus. Sebagai seorang mahasiswa semester empat yang kuliah di salah satu universitas di kota Solo, jujur saja ada sesuatu yang saya rindukan dari kampus. Diskusi ringan di kantin, koridor, kelas, dan mana saja asal bisa merawat nalar supaya tetap sehat dan kritis.

Kehidupan kampus rasanya tidak mungkin terlepas dari yang namanya senioritas, atau kalau dalam istilah agama disebut Sunnatullah. Kalau kita melihat arti senior menurut KBBI dituliskan bahwa senior “lebih matang dalam pengalaman dan kemampuan”. Sehingga kemudian saya memaknai senior sebagai mahasiswa lama yang lebih dulu masuk ke kehidupan kampus, dengan pengalaman yang lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa baru.

Kerap kali senior itu adalah sosok orang yang disegani karena segudang prestasinya, sudah ngisi seminar nasional, atau menduduki jabatan yang tinggi di salah satu organisasi di kampus. misalnya menjadi Ketua Umum, Gubernur BEM Fakultas atau menjadi Presiden Mahasiswa.

Bagi saya pribadi, senior dalam perkuliahan dan senior dalam organisasi memberi dampak positif bagi keberlangsungan saya sebagai mahasiswa yang sedikit lebih muda. Mereka kerap kali memberi bantuan dan pandangan yang luas bagi jalannya perkuliahan maupun organisasi yang sedang saya geluti. Ada beberapa tips cara memanfaatkan sebaik mungkin keberadaan senior yang hebat dan progresif semacam ini:

 

Pertama: Menjadikan Senior Sebagai Role Model

Di samping kamu berusaha mencari jati diri hidupmu di dalam dunia perkuliahan alangkah baiknya dibarengi juga dengan mencari role model. Kamu bisa mulai dengan melihat senior yang ada di jurusan, fakultas, atau di organisasi yang kamu geluti. Tapi ingat, tidak semua sifat senior harus di jadikan sebagai role model, carilah yang baik dan sesuai dengan passion kamu.

Carilah role model yang membuatmu nyaman dan bisa membuatmu mengambil manfaat dan nasihat dalam mengarungi dunia kemahasiswaan, baik di ranah akademik maupun ranah organisasi yang sedang kamu ikuti.

Tiru hal-hal baiknya, mulai dari segi akhlaknya, ibadah, kepribadian, maupun ketrampilannya. dan apa saja yang membuat kamu merasa kagum dengan apa yang senior tersebut lakukan. Misalnya saja kamu kagum dengan kemampuan membaca dari senior tersebut yang mampu menyelesaikan sepuluh buku dalam sebulan. Maka dengan menjadikan ia role model, kamu akan terpacu untuk juga bisa seperti senior tersebut.

 

Kedua: Jadikan Seniormu Sebagai Sahabat Diskusi dan ngobrol Santai

Di samping menjadikan senior sebagai role model, jadikan ia sebagai sahabat diskusi dan ngobrol santuy untuk berdiskusi seputar dunia perkuliahan, keilmuan, atau seputar organisasi yang sedang digeluti bersama.

Saya pribadi biasanya menjadikan senior sebagai tempat bertanya ketika muncul wacana di pikiran dan butuh seseorang untuk diajak bicara. Juga ketika ada bacaan buku yang saya kurang pahami, maka salah satu orang yang tepat untuk mendiskusikan buku itu adalah di senior. Salah satu manfaat mengobrol dengan senior yang saya rasakan adalah wawasan kita secara otomatis akan bertambah. Hal ini karena biasanya mereka lebih paham atau cakrawala berfikirnya sudah luas karena bacaannya yang lebih banyak.

Begitupun kalau kamu memiliki sebuah problem dalam ranah perkuliahan atau dalam sebuah organisasi. Berkonsultasilah dengan senior yang sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam menyelesaikan masalah. Terakhir, saya ingin menyampaikan bahwa selagi ada, maka manfaatkanlah seniormu dengan bijak sebelum dia lulus dan akhirnya kamu yang menjadi senior.

Ingat, manusia itu adalah peniru yang ulung, maka bijaklah dalam meniru seniormu!

 

Penulis: Rahmat Rusma Pratama 

Ilustrator: Ni’mal Maula