Berbicara perihal surga, tentunya tak asing lagi di telinga umat Islam. Tak salah yang kemudian, meraba-raba sebuah pertanyaan yang menurut saya absurd (tidak masuk akal).
Yakni, benarkah masuk surga itu gampang? Sementara di samping itu, sebagian besar orang tak hanya umat Islam saja, sangat mendamba-dambakan di kemudian hari bisa menikmati surga.
Mengingat sabda Rasulullah yang berbunyi, permudahlah dan jangan mempersulit, berikanlah kabar gembira dan jangan membuat orang lain lari.
Sehingga atas dasar ini, memberi ulasan bahwasannya ajaran Islam yang dibawa Rasulullah yaitu memiliki arti sebagai salah satu agama yang mudah dan tidak mempersulit pemeluknya baik dari segi perintah ataupun larangan.
Islam Agama Peduli
Dengan sifat Yang Maha Bijak-Nya, secara implisit Allah melampaui eksistensinya sebagai Tuhan yang memberi kemudahan bagi hambanya dalam mengerjakan apa pun yang diperintah.
Bahkan apa pun yang dilarang, dasarnya telah menunjukkan sebuah kepeduliaan terhadap hambanya demi keselamatan dunia dan akhirat.
Supaya menunjukkan bentuk kepedulian Allah kepada hambanya, maka kemudian Allah memilih salah seorang dari hamba yang istimewa sebagai utusan untuk menyebarluaskan rahmat bagi seluruh alam.
Hal tersebut tersampaikan dalam ayat yang berbunyi:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (QS. Al-Anbiya’ [21]: 107).
Poin terpentingnya adalah pemahaman agama yang tergantung pada berangsurnya siklus kehidupan. Bahkan, iman sendiri merupakan sebuah proses perjalanan, tentu tidak pasif dan monoton.
Beragama itu proses menuju kebenaran. Tidak dipungkiri jika sudah jelas Islam berarti sebuah proses diri menuju ketaatan kepada Allah ditambah apa pun yang terjadi dipermudah.
Termasuk juga tatkala berbincang tentang kunci masuk surga, Rasulullah bersabda, barang siapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah “lailaha illallah”, maka dia akan masuk surga.
Hadits ini menandakan suatu cara untuk meraih surganya Allah dengan hanya mengucap kalimat lailaha illallah. Tak terkecuali memiliki tiga syarat, di antaranya:
1. Sehat Akal
Manusia menjadi sempurna sebab mempunyai akal sehat yang selalu mendorong dalam menahan nafsunya supaya tidak menggulingkan imannya. Akal dan Al-Qur’an akan berlomba-lomba dalam menghasilkan kebijaksanaan.
Sikap bijaksana ini terus berbanding lurus dengan keimanan seseorang kepada Allah, karena merupakan pertanggungjawaban manusia sebagai khalifah Allah.
2. Membuka Hati
Ibnu Katsir menyatakan bahwa siapa pun yang diberi petunjuk oleh Allah untuk memeluk Islam, membuka hatinya dan diberi cahaya bashirah, tentu saja akan masuk Islam berdasarkan bukti yang baik.
Adapun orang yang hatinya dikunci oleh Allah, pendengaran dan penglihatannya diberi hijab (penutup), maka tiada faedah baginya walaupun masuk Islam, karena dia masuk Islam dengan terpaksa.
3. Memiliki Hidayah Ilahi
Inti dari semua agama, juga dalam Islam mengenal arti pasrah yang hakiki kepada Tuhan berdasarkan pangkal hidayah ilahi seseorang.
Hal ini menjadi landasan kehidupan yang berlaku untuk setiap orang, setiap tempat bahkan waktu. Islam menjadi pijakan utama.
Semua agama memiliki satu keyakinan, yaitu patuh kepada Tuhan yang Maha Esa.
Dari ketiga syarat tersebut, setidaknya dapat mencerahkan diri supaya siapa pun yang menginginkan surganya Allah, tentunya agar menyadarkan dirinya terlebih dahulu untuk masuk Islam.
Karena, jalur satu-satunya mengetahui diri sendiri untuk mengenal Allah adalah dengan cara mengenal syariat Rsulluah. Akhir kata, wallahu a’lamu bishawab.
Salam untuk ibuku tercinta.
Editor: Lail
Gambar: Pexels
Comments