Kerupuk, sebuah pelengkap makanan yang kerap ada pada seporsi kudapan di Indonesia. Kerupuk selalu ada di berbagai kudapan tradisional maupun modern. Contoh kudapan modern yang kerap menambahkan kerupuk adalah nasi goreng. Sedangkan, kudapan tradisional yang menambahkan kerupuk seperti ketoprak dan gado-gado.
Kerupuk kadang diberikan secara cuma-cuma alias bagian dari seporsi makanan. Tapi, ada pula yang harus dibeli terlebih dahulu. Biasanya, kerupuk yang diberikan secara gratis, sering dilupakan ketika sedang menyantap hidangan yang tersedia. Kebiasaan tersebut bukan hanya saya saja yang melakukan, banyak orang di sekitar saya yang mengalami hal yang serupa. Dalam tulisan ini, saya mencoba menerka alasan orang kerap lupa makan kerupuk dalam seporsi kudapan, berdasarkan pengalaman pribadi dan orang lain. Bagaimana hasil terkaannya? simak sebagai berikut:
1. Terlalu lapar
Rasa lapar sering bikin orang nggak fokus. Terlebih, jika rasa laparnya sudah sampai ke ubun-ubun. Yang ada di kepala, isinya cuma pengen mbadok saja. Mengunyah makanan yang sudah lama dipesan melalui aplikasi ojol.
Karena orang yang lapar banget suka kurang fokus, sehingga membuat mereka suka melupakan makanan pelengkap seperti kerupuk. Ketika makanan intinya sudah habis, eh baru sadar ada sebungkus kerupuk dalam sebuah bungkusan plastik makanan yang dipesan.
2. Nggak biasa makan pake kerupuk
Kebiasaan makan tiap orang berbeda-beda. Ada orang yang harus makan pake kecap, makanya dia bawa botol kecap ukuran kecil ke mana-mana. Ada juga yang merasa makannya kurang lengkap, tanpa keberadaan kerupuk.
Nah, bagi orang yang nggak biasa makan dengan kerupuk, mesti nggak janggal jika makan tanpa kerupuk. Oleh karena itu, bagi orang-orang yang tipe seperti ini biasanya bakal melupakan kehadiran kerupuk. Sehingga sebungkus kerupuk dalam seporsi makanan jadi terabaikan.
3. Rasa kerupuknya Biasa Aja
Menurut saya, rasa kerupuk di seporsi gado-gado atau ketoprak itu benar-benar biasa aja. Dengan rasa yang biasa, wajar kalau orang kerap lupa keberadaan kerupuk, terutama saat memesan makanan yang dibungkus. Seandainya, kerupuk di gado-gado atau ketoprak punya rasa yang lebih enak, mungkin keberadaan kerupuk bisa lebih berarti. Pelanggan bakal merasa kehilangan, ketika makan tanpa kerupuk.
4. Makanan utama tetap enak tanpa dikasih kerupuk
Nasi goreng, gado-gado atau ketoprak tetap enak tanpa ditambah kerupuk. Kehadiran kerupuk nggak memberikan efek signifikan terhadap rasa dari makanan inti. Peran kerupuk pada rasa seporsi makanan memang benar-benar minim. Bahkan, bisa dibilang hampir tidak ada sama sekali.
5. Terlalu fokus ke makanan inti
Kamu pernah nggak ketika makan terlalu fokus kepada kudapan utama? Saya pernah begitu. Terlalu fokus saat makan kudapan inti, biasanya disebabkan oleh kudapannya terlalu enak. Sehingga membuat lupa daratan, termasuk lupa ke makanan pelengkap yaitu kerupuk. Dalam posisi ini, kerupuk itu kayak gebetan yang selalu ada tapi nggak pernah dianggap.
6. Keasyikan nonton
Di zaman sekarang, gadget menjadi kebutuhan penting bagi setiap orang. Bukan cuma untuk komunikasi saja. Tapi, bisa jadi media entertaiment seperti nonton. Terlebih, banyak film korea yang sedang digandrungi oleh anak muda.
Kebiasaan anak muda nonton melalui gadget sudah sangat akut. Bahkan, ketika makan pun bisa sambil nonton. Tentu, saat makan sambil nonton, fokusnya lebih ke nonton, bukan ke makanannya. Membuat orang yang nonton sambil makan, nggak menyadari keberadaan kerupuk sebagai pendamping makanan.
7. Makan sambil ngobrol
Sama halnya dengan makan sambil nonton, makan sambil ngobrol juga fokusnya bukan pada makanan. Melainkan pada ngobrolnya. Terlebih, jika teman ngobrolnya seru. Ditambah topik obrolannya yang mengasyikan. Pasti, makanan tambahan seperti kerupuk nggak dihiraukan sama sekali. Bahkan, tak jarang nggak dimakan juga.
Begitu sekiranya berbagai alasan yang saya duga menjadi penyebab terlupakannya kerupuk dalam seporsi kudapan. Semoga nasib kamu nggak seperti kerupuk ya, tetap ada, tapi keberadaannya nggak dianggap nyata oleh gebetanmu yang nggak seberapa itu.
Editor: Assalimi
Gambar: Google
Comments