Ada berbagai fenomena unik saat lebaran di Indonesia. Kali ini, saya mau membahas salah satunya. Bukan, bukan kebiasaan keluarga kalian yang tanya kapan nikah. Bukan pula kebiasaan anak orang lain yang mau salaman ke orang yang ngasih THR doang. Fenomena lebaran yang akan saya bahas adalah tiba-tiba tukang parkir.

Maksud dari tiba-tiba tukang parkir adalah kebiasaan unik yang kerap dilakukan tukang parkir saat lebaran. Di beberapa daerah yang saya ketahui, banyak terjadi fenomena tersebut. Bagi saya, fenomena tiba-tiba tukang parkir begitu menyebalkan dengan alasan sebagai berikut:

Tempat parkir gratis, jadi berbayar

Ada banyak tempat yang membebaskan tarif parkir kendaraan bermotor. Beberapa contohnya adalah Indomaret dan Alfamart. Sialnya, saat muncul fenomena tiba-tiba tukang parkir di kala lebaran, tempat-tempat tersebut malah menerapkan parkir bebayar. Padahal, sebelas bulan sebelumnya nggak dipungut biaya sama sekali.

Yang paling disayangkan dari kejadian tersebut adalah sikap manajemen toko ritel modern. Mereka seolah-olah tutup mata dengan fenomena tersebut. Bahkan, terkesan membiarkan. Sehingga praktek tersebut langgeng dan terus-terusan ada, dari tahun ke tahun.

Tentu, posisi pelanggan yang paling dirugikan dalam hal ini. Pelanggan wajib bayar parkir di tempat yang seharusnya bebas biaya parkir. Efek dari abainya manajemen toko ritel modern. Manajemen Indomaret dan Alfmart, kalian memang cuma mau uang kami saja kan? berbagai hak pelanggan, nggak kalian pedulikan.

Tukang parkir yang menaikan tarif

Fenomena tiba-tiba tukang parkir lainnya saat lebaran adalah menaikan tarif parkir. Misalnya, di saat sebelum lebaran, biaya parkir sepeda motor cuma dua ribu perak. Ketika lebaran, bisa sampai tiga ribu rupiah. Untuk kenaikan biaya parkir mobil biasanya lebih besar dari sepeda motor.

Tempat yang paling sering menaikan biaya parkir biasanya adalah tempat wisata dan rekreasi. Misalnya adalah kolam renang, pantai dan curug. Yang paling sering digetok biaya parkirnya adalah kendaraan roda empat. Biaya parkir mobil bisa sampai empat kali lipat dari harga normal.

Bayangkan jika kamu seorang yang biasa main ke suatu curug menggunakan mobil. Kamu tau betul seluruh biaya standar di tempat itu. Mulai dari tiket masuk, harga makanan sampai biaya parkir. Tiba-tiba biaya parkirnya digetok empat kali lipat, gimana nggak dongkol?

Boleh cari rejeki saat lebaran tapi nggak gitu juga caranya

Memang saat ramadhan dan lebaran banyak yang mencari tambahan rejeki di bulan suci. Ada yang jualan takjil. Ada yang jualan berbagai kue lebaran. Ada pula yang jualan pakaian lebaran.

Akan tetapi, nggak dengan cara memberlakukan tarif parkir di tempat-tempat yang bebas parkir. Atau menaikan tarif parkir dengan cara yang ugal-ugalan. Saya protes hal ini, bukan karena pelit. Tapi, kayaknya cara-cara seperti itu kurang etis saja.

Kalau mau menjaga tempat parkir yang gratis di saat lebaran, silahkan saja. Tapi, sebaiknya, nggak mematok biaya. Kalau memang banyak pengguna lahan parkir yang merasa terbantu, pasti bakal ada yang ngasih tip kok. Dan, orang yang ngasih tip juga lebih ikhlas. Insyaallah uangnya juga bakal lebih berkah.

Untuk tukang parkir yang suka naikin tarif parkir dengan ugal-ugalan saat lebaran, tolong nuraninya dipake. Jangan terlalu getok harga. Kami penduduk sekitar tempat wisata itu nggak bodoh. Kami tau harga normal dari tarif parkir di tempat tersebut.

Kalau ada yang berargumen bahwa uang parkir nggak seberapa, nggak bakal bikin saya atau orang lain yang bayar parkir, jadi miskin. Gimana kalau saya balik argumennya? berarti uang parkir yang nggak seberapa itu, nggak bakal bikin tukang parkir (yang saya bahasa dalam tulisan ini) kaya kan? jadi nggak apa-apa dong kalau saya nggak mau bayar di tempat parkir yang seharusnya gratis atau minta tarif parkir normal di tempat yang biaya parkirnya dinaikan saat lebaran.

Editor: Saa

Gambar: Fsunews