Dulu saat kecil, ketika kebelet buang air besar. Namun tidak menemukan toilet, atau sungai maka yang dilakukan adalah mengantongi batu pada saku celana. Konon katanya hal tersebut meredakan rasa buang air besar.
Entah siapa yang pertama kali memperkenalkan mengantongi batu pada saku celana ketika kebelet buang air besar. Terbukti cara tersebut memang ampuh. Tapi ingat yah mengantongi batu ketika kebelet buang air besar hanya dilakukan ketika situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Seperti misalnya dalam perjalanan, namun tidak menemukan toilet. Lalu kebelet buang air besar di sekolah, namun tidak ada air yang digunakan untuk cebok.
Cara manjur yang bisa Kamu praktekkan!
Saya mengenal cara tersebut dari salah seorang kawan saya saat sekolah dasar kelas 2 yang bernama Ajung. Waktu itu di halaman sekolah ia mengambil batu, ukuran batu tersebut tidak terlalu besar, kira-kira seukuran bola bekel. Saat ditanya oleh kawan kawan yang lain, Ajung mengatakan bahwa ia sedang kebelet buang air besar. Sedangkan wc di sekolah mampet, ditambah lagi tidak ada airnya.
Memang sih sekolah dasar tempat saya sekolah wc nya mampet, tidak ada airnya lagi, apalagi cuman satu-satunya. Sebelum saya mengenal metode yang dilakukan oleh Ajung, ketika saya kebelet buang air besar ketika sekolah dasar. Maka saya akan ikut numpang buang air besar di rumah kerabat yang tidak jauh dari tempat saya sekolah dasar.
Jadi ceritanya begini, saat itu saya duduk di kelas satu sekolah dasar, biasanya sebelum berangkat sekolah saya buang air besar terlebih dahulu. Namun hari itu tidak, ya karena tidak kebelet saja. Lalu ketika jam pertama saya kebelet, sebenarnya saya hendak menahannya sampai pulang sekolah. Namun saya tidak dapat menahannya, daripada buang air besar di celana, maka saya memberanikan izin untuk buang air.
Daripada malu-maluin, mending antisipasi kan?
Untung saja kawan sebangku saya, yang juga rumahnya dekat dengan kerabat saya mau mengantarkan saya ke rumah kerabat saya. Sebenarnya saya malu juga sih ikut numpang buang air besar di rumah kerabat, tapi saya teringat ucapan dari ibu saya yang menyuruh ketika misalnya kebelet buang air besar pergi saja ke rumah kerabat. Daripada ditahan-tahan, nanti malah buang air besar di celana. Malu-maluin kalau seperti itu.
Mengantongi batu di saku selain dilakukan ketika kebelet buang air besar saat di sekolah. Juga dilakukan ketika pergi bertamasya. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah ketika di tengah perjalanan kebelet buang air besar.
Waktu itu saat kelas 6 sekolah dasar atas keberhasilan dalam melaksanakan ujian nasional, kami satu kelas mengadakan tamasya ke sebuah pantai. Kendaraan yang digunakan menuju pantai tersebut adalah bus. Sebelum memasuki bus salah seorang kawan saya yang bernama Adul mengambil batu di pinggir jalan, lalu memasukkannya ke kantung. Saat itu saya sih tidak melakukannya karena saya sudah buang air besar terlebih dahulu di rumah.
Mengetahui Adul mengantongi batu, beberapa dari kami tertawa. Adul pun melakukan pembelaan “Perut saya mules sejak di rumah, namun ketika di wc tidak mau keluar-keluar. Daripada nanti di tengah perjalanan saya buang air di bis, bisa barabai kan.”
Bagi pembaca yang kebelet buang air besar, namun situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk buang air besar. Seperti misalnya tidak menemukan tempat untuk buang air besar. Maka mengantongi batu adalah solusi terbaik yang dapat dilakukan. Daripada nanti buang air besar di celana, kan malu-maluin.
Editor: Nawa
Gambar: bebeaspedia.com
Comments