Jatuh cinta adalah perasaan yang muncul ketika kamu terpikat dan menyayangi seseorang. Ketika jatuh cinta kamu melibatkan emosi yang kuat yang dapat menghadirkan perasaan bahagia, berbunga-bunga bahkan meningkatkan rasa semangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Tetapi sebagian orang justru merasakan sesuatu yang kurang menyenangkan saat merasakan ketertarikan yang dalam pada seseorang sehingga membuatnya merasa terjebak dan takut untuk jatuh cinta.
Secara psikologi, istilah ini disebut dengan philophobia yaitu phobia yang mengacu pada rasa takut jatuh cinta dan menjalin relasi percintaan. Alih-alih merasa bahagia, orang yang mengalami kondisi ini justru merasakan kecemasan dan kekhawatiran yang dalam ketika menjalin hubungan asmara dengan orang lain.
Karenanya, penderita philophobia akan kesulitan memulai suatu hubungan maupun mempertahankan hubungan. Jika tidak diatasi dengan tepat, phobia ini dapat memengaruhi kehidupan percintaan secara signifikan. Perasaan takut jatuh cinta ini seringkali diabaikan oleh penderitanya atau bahkan mereka tidak menyadari memiliki phobia tersebut.
Mengutip dari Sehatq.com, ada beberapa penyebab yang mungkin bisa terjadi.
1. Trauma Masa Lalu
Ketakutan yang terjadi saat ini tak terlepas dari pengalaman di masa lalu. Misalnya, hubungan yang kandas karena pengkhianatan, trauma masa kecil dari pengabaian orang tua, patah hati akut pada seseorang hingga pelecehan seksual yang pernah dialami.
Banyak jenis trauma yang mungkin salah satunya kamu alami tetapi belum kamu sadari bahwa kejadian itu bisa menjadi penyebab munculnya philophobia.
2. Takut akan Penolakan
Penolakan memiliki efek yang serupa di tubuh dengan rasa sakit fisik. Walaupun sebagian besar orang dapat mengatasi penolakan, tetapi hal ini bisa jadi sulit bagi beberapa orang untuk dapat menerima penolakan yang menyakitkan dari seseorang yang bisa menyebabkannya trauma jatuh cinta.
3. Tekanan Budaya
Budaya tertentu memiliki aturan dalam pernikahan, salah satunya perjodohan yang kerap terjadi tanpa mempertimbangkan rasa cinta. Aturan ini tanpa disadari bisa membuat seseorang takut untuk mencintai orang lain karena merasa tidak memiliki hak untuk menentukan siapa pasangannya. Sehingga ia kesulitan merasakan cinta di dalam hatinya.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, philophobia tak bisa dianggap remeh. Risiko yang terjadi pun bisa berupa depresi, isolasi sosial bahkan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Gejala philophobia bisa berbeda setiap orang, berikut reaksi yang bisa terjadi saat takut jatuh cinta.
- Takut tidak dapat memiliki hubungan romantis
- Mengalami kecemasan ekstrem saat menjalin hubungan dan terus-menerus khawatir tentang berakhirnya hubungan
- Merasa takut pada pasangan atau emosi mereka
- Mendorong orang yang menyukaimu untuk menjauh atau mengakhiri hubungan secara tiba-tiba.
Sementara itu, ketika mengalami perasaan cinta, berikut adalah gejala yang mungkin muncul.
- Merasa sangat takut dan panik
- Menghindari memikirkan dan membicarakan tentang hal tersebut
- Berkeringat
- Detak jantung meningkat drastis, sulit bernapas
- Pusing, mulut kering
- Tubuh lemes, mual, muntah, diare.
Bisa saja penderita philophobia menyadari bahwa ketakutan yang ia alami tidak mendasar, tetapi mereka tidak bisa menghentikan perasaan tersebut. Ada beberapa cara yang bisa diterapkan untuk mengatasi atau setidaknya mengurangi intensitas pada kondisi philophobia yang telah dirangkum dari Sehatq.com.
1. Terapi
Jenis terapi yang dapat dijalani untuk mengatasi philophobia adalah cognitive behavioral therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif. Pada sesi terapi, psikiater atau psikolog akan membantu pasien untuk mengidentifikasi dan mengubah pikiran negatif yang muncul di kepala.
Hal ini juga tidak terlepas dari mengubah mindset dan menumbuhkan sugesti. Psikolog akan membantu mengubah kepercayaan terhadap cinta dan reaksi saat merasakan perasaan cinta. Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku keseluruhan dengan melakukannya secara perlahan.
2. Penggunaan obat tertentu
Penderita philophobia akan merasakan kecemasan maupun kekhawatiran yang mendalam. Karenanya, pada sejumlah kasus dokter akan meresepkan obat antidepresan untuk meredakan kecemasan para penderita fobia jatuh cinta.
3. Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi fobia jatuh cinta. Biasanya dokter akan menyarankan pola hidup sebagai langkah lain dari penyembuhan philophobia, seperti olahraga dan teknik relaksasi.
Perasaan takut jatuh cinta tidaklah mudah untuk diakui, bahkan pada diri sendiri. Tetapi jika kamu merasakan adanya tanda-tanda bahwa kamu memiliki philophobia sebaiknya atasi sejak dini dengan konsultasi ke psikolog atau psikiater untuk menjalani pengobatan. Nah, itulah phobia jatuh cinta yang disebut dengan philophobia. Semoga informasi ini dapat bermanfaat ya!
Editor: Assalimi
Gambar: Pexels
Comments