Mantan, manis diingatan. Bagi saya, ungkapan itu benar adanya. Mungkin, bagi sebagian orang melupakan mantan itu mudah. Tapi, bagi saya itu amat sangat sulit. Terhitung sejak tahun 2019-2023, 4 tahun lamanya, kata move on hanya menjadi omong kosong belaka. Akhirnya saya menyimpulkan bahwa move on ternyata lebih sulit daripada menyelesaikan kuliah S1. 

Punya Pacar Baru Nggak Menjamin Sudah Move On

Saya punya mantan terindah. Seperti banyak orang yang menganggap masa paling indah adalah masa di sekolah, maka mantan terindah saya adalah mantan pacar saya saat masih SMA. Tapi, saat saya mulai jadi mahasiswa, hubungan merenggang dan akhirnya kami harus putus. Saya galau brutal beberapa bulan. Mencoba buka hati sana-sini yang akhirnya punya pacar baru. Ada mungkin 3-4 kali ganti pacar. Hasilnya, nggak berdampak apapun. Mantan terindah masih dia yang indah saat SMA. Sampai hari ini. 

Jadi, punya pacar baru nggak menjamin kita sudah move on dari mantan terindah. Pacar baru hanya meredam nyeri lukanya saja. Nggak bikin lupa, apalagi berhenti mencinta. Malah justru terkesan menjadikan perempuan lain sebagai pelampiasan. 

Banyak Penyesalan

Gagal move on itu pedih dan nanar. Pasalnya, setiap hari kita dihantui penyesalan. Saat ini, yang ada di kepala saya adalah kata “andai dulu begini…, andai dulu lebih sabar…, andai dulu memilih bertahan…,” dan andai-andai lainnya. Hidup jadi nelangsa dan terus dibayang-bayangi penyesalan. Ini menyiksa.

Sedikit Lupa, Gampang Ingatnya

Usaha untuk move on salah satunya adalah dengan memutus komunikasi dengan mantan terindah kita. Hapus kontak WA, unfollow instagram, dan memusnahkan segala hal yang berkaitan dengan dia. Seketika, itu memang berhasil bikin lupa. Tapi, hanya sesaat. Saat ada seorang teman yang posting hal yang berkaitan dengan mantan kita, langsung saja seluruh kenangan indah saat bersamanya muncul begitu deras. Saat kita lewat di jalan yang pernah bermakna sama dia, galau lagi. Waktu kita datang ke suatu tempat yang berkesan saat sama mantan, melow lagi, inget lagi, dan gagal move on lagi. Cara ngelakuinnya susah, tapi cara ingatnya gampang. Memang, move on ternyata sesulit itu.

Gengsi Buat Ngajak Balikan

Alternatif lain agar move on nggak terasa sulit ya, balikan. Tapi, beberapa orang kadang gengsi, karena memang kisahnya sudah berakhir. Yaa kali balikan. Malu dong. Gengsi ini juga akhirnya yang bikin move on jadi makin sulit. Padahal, mungkin satu sama lain masih sama-sama sayang. 

Mantan Sudah Ada yang Punya

Saat salah satu sadar kalau masih sayang, gengsinya dikesampingkan. Usaha dilakukan buat balikan. Tapi, sayang nya si mantan sudah ada yang punya. Bahkan mungkin sudah mau ke jenjang lebih serius. Pedih dan penyesalan kembali menjadi teman akrab menghadapi perjuangan menuju move on. Dan itu sangat sulit, bro. Benar kata orang, kalau kita ingin jatuh cinta, maka harus siap patah hati, dan berjuang untuk move on. Sebab, nggak semua kisah cinta berujung bahagia seperti kisah-kisah sinetron di TV. Banyak yang pedih, seperti kisah saya, yang akhirnya harus berjuang menuju move on yang tak mudah. Saya, masih berjuang hingga hari ini. Minta doanya, ya. Semoga dia bahagia dengan kekasih barunya dan saya ikhlas menerima kegalauan yang brutal ini. 

Move on dari Mantan Lebih Sulit daripada Studi S1

Pada akhirnya, move on dari mantan lebih sulit daripada menyelesaikan studi S1. Dulu awal putus, saya masih mahasiswa semester 3. Niat hati mau melampiaskan ke studi agar nggak inget-inget mantan. Fokus ke studi agar bisa cepat move on. Biar dia, mantan, menyesal saat saya selesai studi dengan baik. Akhirnya, upaya itu berhasil. Saya selesai studi S1 dengan baik. Nilai tergolong bagus. Pelampiasan berhasil. Eh, saat selesai studinya, masih saja gagal move on. Inget lagi, inget lagi. Andai masih sama dia, kan bisa foto bareng pas wisuda. Pikir saya. Jadi bagi saya, sesulit-sulitnya menyelesaikan studi S1, tetap lebih sulit move on dari mantan terindah. 

Ditambah nuansa lebaran begini. Dulu waktu masih bareng-bareng, lebaran saling main ke rumah masing-masing. 4 kali lebaran dilewati tanpanya, tapi ingatnya masih kenangan yang sama bareng dia. Bagi saya, move on memang sesulit itu. Bagi pembaca Milenialis yang sudah berhasil move on dari mantan terindahnya, bagi-bagi sarannya dong. Atau memang hanya waktu yang bisa menyembuhkan? Ah sudahlah.

Editor: Ciqa

Gambar: Pexels