Jika perjuangan selalu diidentikkan dengan perang angkat senjata melawan penjajah, maka era milenial ke bawah tidak akan mendapatkan kesempatan tersebut. Untungnya, perjuangan tidak berhenti sampai di masa kemerdekaan saja, mempertahankan Indonesia ke depannya tidak kalah penting.

Saat ini, penjajahan tengah berlangsung di Indonesia. Tentu, tidak dengan senapan atau bambu runcing melainkan melalui perang di bindang pembangunan, teknologi, sains, yang pada intinya bermuara pada perang ideologi. Penjajahan dengan cara ini lebih bersifat membahayakan karena berskala dunia.

Jika terdapat dua negara yang sedang berkonflik, maka tidak cukup dikatakan hanya sebagai konflik antardua negara saja. Dibalik kedua negara tersebut ada dua pihak berlawanan yang mengontrol dari belakang. Contohnya Amerika Serikat dan Cina yang membuktikan kekuasaan mereka untuk mengendalikan negara-negara lain.

Berbicara tentang perjuangan melawan penjajahan, adakah yang masih bingung membedakan patriotisme, nasionalisme, bela negara, dan cinta tanah air? Penerapan keempatnya dalam kehidupan sehari-hari sering kali tertukar. Nah, bagi kalian yang sering merasa begini silahkan lanjut baca penjelasan berikut.

Patriotisme

Patriotisme memiliki lebih banyak effort. Bahkan seseorang rela mengorbankan segalanya demi kejayaan dan kemakmuran Indonesia. Masyarakat pada umumnya seringkali menggunakan kata patriotisme untuk melambangkan cinta tanah air. Padahal, jika belum ada sesuatu yang dikorbankan maka belum bisa dikatakan sebagai bentuk patriotisme.

Pada fase ini, seseorang telah melakukan pengorbanan melebihi kewajibannya kepada negara. Contohnya, Budi melakukan pertandingan sepak bola membela Timnas Indonesia. Dia kesakitan sejak menit ke dua puluh, tapi dia memaksakan diri hingga babak pertama selesai. Akhirnya pada babak berikutnya Budi tidak sanggup untuk bermain lagi.

Sebenarnya Budi bisa saja dengan mudah menyerah lebih cepat, yakni sesaat setelah kakinya sakit. Tapi dia berusah bertahan untuk kemenangan tim. Maka pengorbanan Budi ini sudah melampaui kewajibannya sehingga tindakan ini tergolong ke dalam patriotisme.

Nasionalisme

Nasionalisme merupakan serapan dari Bahasa Inggris “Nation” yang berarti bangsa. Nasionalisme sendiri membahas perihal mencintai bangsa dan negara melalui kesadaran penuh yang berpotensi diwujudkan dalam bentuk nyata. Karena melakukannya secara sadar, maka terdapat unsur yang dengan sengaja dilakukan untuk menunjukkan identitas bangsa.

Unsur identitas tersebut mengandung sifat kenasionalisan, seperti lagu Indonesia raya, mengibarkan bendera merah putih, menunjukkan lambang burung garuda, menggunakan Bahasa Indonesia, berpakain adat daerah, dan sebagainya.

Nah, contohnya masih tentang Budi. Akhirnya Indonesia menang, dengan bangga dan penuh kesadaran Budi mengambil bendera merah putih dan mengibarkannya mengelilingi lapangan. Beberapa kali Budi meneriakkan “Hidup Indonesia”. Perilaku Budi ini terjadi karena bentuk rasa cintanya terhadap bangsa Indonesia yang sengaja ditunjukkan agar penonton, tim lawan, dan lainnya tahu bahwa Budi seorang nasionalisme.

Bela Negara

Lebih  mudahnya, bela negara lebih kepada sikap dan cara berpikir untuk mengambil tindakan sesuai dengan profesi dan status. Beberapa tindakan bela negara sering diaplikasikan dalam pelatihan dan kemiliteran. Maka, para prajurit Indonesia sudah pasti melakukan tindakan bela negara.

Loh, bagaiman dengan non-prajurit? Maka cukup saja dia menunjukkannya sesuai dengan profesi yang sedang diembannya. Kembali lagi pada Budi, dia seorang atlet yang melakukan bela negara dengan bermain membela Timnas Indonesia. Bermain dengan maksimal adalah kewajiban Budi untuk membela negaranya sebagai seorang atlet.

Cinta Tanah Air

Cinta tanah air berarti kita mencintai tanah air Indoneisa. Dengan dilandaskan rasa cinta, lantas kita akan berpikir, bersikap, dan berbuat segala hal yang menunjukkan kecintaan pada Indonesia. Rasa cinta tanah air lebih bersifat umum dibandingkan dengan bela negara, nasionalisme, dan patriotisme.

Cukup saja disimpulkan begini, jika tidak termasuk ke dalam ketiganya, maka itu wujud cinta tanah air. Sekali lagi contohnya Budi. Budi dalam kesehariannya selalu menggunagakan produk asli Indonesia, mulai dari produk makanan, pakaian dan kebutuhan lainnya. Nah, kecintaan Budi yang satu ini dapat digolongkan ke dalam cinta tanah air.

Berdasarkan dari penjelasan tersebut, dapat kita pahami bahwa terdapat skala yang berbeda dari keempatnya. Patriorisme menduduki hirarki tertinggi dalam pilar kebangsaan, sedangkan berturut-turut sesuai dengan urutannya. Entah melalui wujud apa kecintaan warga negara dapat tersalurkan. Karena yang paling penting adalah kita wajib mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia denga cara apapun. So, milenialis akan terus berjuan untuk Indonesia selayaknya para pahlawan kemerdekaan. Selamat Hari Pahlawan untuk seluruh pejuang Indonesia.

Editor: Ciqa

Gambar : Pexels