Lini masa Twitter beberapa hari terakhir sempat dihebohkan oleh penuturan salah seorang suster yang mengisahkan satu pasiennya. Dalam tulisannya, ia menceritakan pasiennya yang masih berusia 18 tahun, tapi sudah rutin cuci darah 2 kali dalam seminggu. Setelah beliau tanyakan faktor risiko kepada si pasien, jawabannya adalah karena nggak suka minum air putih. Jawaban yang cukup menyentil anak muda yang belakangan ini sedang gemar-gemarnya minum minuman manis seperti es kopi, boba, thai tea, dan lain sebagainya.

Tulisan atau lebih tepatnya reply yang beliau tulis di postingan salah seorang perawat lainnya ini, sontak mendapat banyak like, retweet dan balasan dari pengguna lain. Beberapa bahkan merespons postingan tersebut dengan cerita serupa. Sebagian lainnya menceritakan kisah keberhasilan “pertobatan” mereka dari tabiat jarang meminum air putih. Sebagiannya lagi merespons dengan cara menandai mutual mereka yang enggan minum air putih.  

Dan yang mengejutkan bagi saya adalah beberapa akun yang justru memberikan komentar dengan nada “Aduh jangan nakut-nakutin dong. Gue nggak suka air putih, nih.” Hadeh. Sumpah, ya, kok saya geram betul dengan komentar model begitu. Ini kan sedang diberikan saran dan nasihat biar kejadian serupa tidak terjadi pada kita. Kok ini malah dituduh menakut-nakuti, sih. 

Percaya, deh sama saya, anjuran perbanyak minum air putih ini jangan sekali-kali disepelekan. Betulan harus dilakukan dan dibiasakan, agar kelak nantinya kalian nggak menyesal. Soal manfaatnya saya sendiri dan banyak orang lain sudah merasakannya. Nggak cuma manfaat untuk kesehatan badan, tapi juga untuk kesehatan finansial.

Potensi Obesitas

Ngomong-ngomong soal manfaat air putih ini, saya punya cerita. Dulu, saat tiap kali selesai melakukan apapun, saya harus minum minuman manis. Pada suatu kesempatan, saya pernah kena tuahnya. Badan terasa tidak enak lah pokoknya. Selain tidak enak badan, berat badan saya pun kian membuat jarum timbangan bergerak ke arah kanan. Karena khawatir kondisi yang tidak lekas membaik, saya melakukan pengecekan kesehatan.

Setelah prosedur pengecekan kesehatan selesai, salah seorang petugas kesehatan menyuruh saya untuk menghitung Body Mass Index (BMI) saya. Ternyata hasilnya mengindikasikan bahwa saya sudah masuk kategori obesitas awal. Haduh, mak tratap. Melihat hasil hitung BMI saya yang demikian, petugas kesehatan langsung menanyakan kiranya apakah saya sering minum minuman manis. Saya jawab bukan lagi sering, melainkan hampir selalu. Kala itu memang saya susah minum air putih dan lebih sering meminum minuman manis : es teh, es kopi, minuman bersoda dan sebagainya.

Dari pengakuan saya itulah, beliau menyampaikan salah satu penyebab obesitas awal saya berasal dari kebiasaan terlalu sering mengkonsumsi minuman manis dan jarang minum air putih. Seusai pengecekan kesehatan berlangsung, selain memberikan beberapa bungkus obat, petugas kesehatan juga berpesan agar saya memperbanyak minum air putih dan mengurangi minuman manis. Mengurangi lho ya, bukan melarang.

Banyak Minum Air Putih Lebih dari Penting

Awalnya, saya pikir anjuran perbanyak minum air putih tersebut tidak penting-penting amat. Namun, setelah beberapa hari membiasakan diri mengganti beberapa momen yang dulu biasanya saya mengonsumsi minuman manis, menjadi minum air putih, efeknya di badan justru lebih enak. Kebiasaan ini saya kira akan sulit dilakukan, ternyata juga nggak susah-susah amat.

Memang betul eksistensi berbagai minuman manis yang kini beragam rupa jenisnya ini sangat menggoda. Saya sepakat soal itu. Mulai dari es teh, es kopi susu, minuman bersoda, thai tea, sampai yang paling banyak menyita atensi generasi milenial, boba. 

Banyak orang gemar dengan minuman manis tadi. Saya pun termasuk. Apalagi kalau dihidangkan dalam bentuk es dingin dan dikemas dengan tampilan kekinian yang eye-catching lengkap dengan quotes ala pujangga. Sudah menyegarkan, cocok dijadikan story media sosial pula.

Namun, dibalik manis dan story-able tersebut, jangan lupakan bahwa ada kesehatan badan yang juga harus dijaga, teman-teman. Jangan karena memfavoritkan minuman manis tadi, kita jadi jarang minum air putih. Asupan air putih tetap harus dijaga. Yah kalau belum bisa memenuhi, ya pelan-pelan saja. Tapi, tetap rutin. Nggak usah terlalu dipaksakan. Ganti dulu beberapa waktu jatah minuman manis kalian dengan air putih. Alon-alon asal kelakon.

Terakhir, seperti yang saya sampaikan sebelumnya, kebiasaan air putih ini juga bermanfaat untuk kesehatan finansial. Anggaran jajan minuman manis kalian bisa dialihkan ke anggaran hobi, tabungan nikah, dana ngidol, atau bisa juga untuk beli merchandise KPOP. Stay hydrated y’all! Jangan sepelekan minum air putih, ya. Ini serius!

Penyunting: Halimah
Sumber gambar: Suara.com