Inflasi, salah satu kata terkait ekonomi yang nggak asing di telinga khalayak ramai. Supaya ada sisi edukasinya, saya akan menerangkan sedikit makna inflasi. Dikutip dari laman bi.go.id, Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Belum bisa disebut inflasi, apabila harga barang/jasa yang naik cuma satu atau dua saja.

Kenapa saya tiba-tiba membahas inflasi? Sebab, di Indonesia, yang menjadi tantangan pada tahun ini adalah inflasi pangan. Terlebih, saat tulisan ini dibuat, sudah memasuki bulan ramadhan. Waktu di mana, nyaris semua harga barang  merangkak naik.

Secara umum, ada tiga  faktor penyebab inflasi. Pertama, naiknya permintaan terhadap barang/jasa. Kedua, meningkatnya biaya produksi barang. Dan terakhir, jumlah peredaran uang di masyarakat yang terlalu banyak.

Untuk penyebab terakhir, sebenarnya nggak cuma tugas Bank Indonesia untuk mengendalikannya. Sebagai bangsa yang erat dengan berbagai hal berbau klenik, saya rasa ada beberapa faktor praktik ritual gaib yang dapat memperparah inflasi. Berikut saya sebutkan satu per satu:

  1. Penggandaan uang

Konon praktik ini masih ada dan dipercaya banyak orang. Khususnya, orang-orang yang hidup di daerah dengan aroma klenik yang kental. Kabarnya, ada dukun atau tokoh agama (biasanya yang mengaku-ngaku tokoh agama) bisa melakukan praktik menggandakan uang.

Cara kerja penggandaan uang tidak sulit. Cukup memberikan mahar dan melaksanakan amalan yang diminta. Setelah menunaikan hal itu, uang milik seseorang, sudah dapat digandakan oleh dukun/tokoh agama, katanya.

Kabarnya, uang yang digandakan akan naik beberapa kali lipat. Misal bawa mahar satu juta, bisa naik sepuluh kali lipat. Jadi, sepuluh juta. Atau bahkan bisa lebih.

Sekilas hal tersebut, nggak ada masalah. Padahal, itu dapat meningkatkan inflasi dengan ekstrim. Karena praktik ini dapat memperbanyak jumlah uang yang beredar di masyarakat secara drastis. Apalagi, syarat untuk menggandakan uang nggak begitu sulit. Dengan semakin mudahnya syarat menggandakan uang, maka semakin banyak orang yang mau ikut praktek tersebut. Sehingga dapat membuat jumlah uang yang beredar di masyarakat nggak terkendali.

  1. Menarik uang gaib

Konsep menarik uang gaib yang saya ketahui adalah ada seseorang (dukun atau orang yang dipercaya punya kemampuan metafisika) dapat pergi ke alam gaib. Guna mengambil uang di sana. Konon, di alam gaib, terdapat banyak uang (sampai bisa diambil dengan karung besar). Mungkin, saking banyaknya uang di sana, sampai berserakan atau menggunung.

Sayangnya, orang yang mampu ke alam gaib tersebut, nggak bisa mengambil seluruh uang di sana. Katanya, ada suatu penghalang yang nggak bisa ditembus oleh uang yang ia ambil. Penghalang tersebut dapat diambil, jika ada orang lain yang memiliki jimat tertentu dan menyuruhnya menarik uang gaib. Nah, jimat itu biasanya harus dibeli dulu dengan harga tertentu.

Kabarnya, ada beberapa tokoh besar yang harta kekayaannya berasal dari uang gaib. Di antaranya adalah Presiden Soekarno, Sultan Hassanal Bolkiah, dan Atta Halilintar. Untuk nama terakhir, saya juga nggak tau dia tokoh besar di bidang apa. Kayaknya jumlah keluarganya aja sih yang besar.

Bayangkan jika tiap orang dapat memiliki jimat tersebut. Mesti orang itu tiba-tiba memiliki uang yang sangat banyak. Dengan nilai yang bisa mencapai miliaran. Peredaran uang di masyarakat pasti akan naik secara signifikan. Yang pangkalnya, dapat menyebabkan harga barang dan jasa membumbung tinggi. Sehingga inflasi mulai sulit dikendalikan. Terlebih, syarat menarik uang gaib lebih mudah ketimbang penggandaan uang. Tanpa perlu menjalani amalan tertentu.

  1. Pesugihan buto ijo di Gunung Wijil

Di antara ritual gaib sebelumnya, ini mungkin yang paling sulit. Pesugihan buto ijo di Gunung Wijil. Sebab, perlu menumbalkan nyawa seseorang. Supaya kemauan yang ingin dicapai bisa terpenuhi.

Umumnya, pesugihan lain cuma memberikan kelancaran usaha saja. Akan tetapi, pesugihan buto ijo di Gunung Wijil itu beda. Di sana bukan cuma bisa memberikan kelancaran usaha doang, tapi bisa memberikan uang tunai juga.

Saya rasa uang tersebut dari alam gaib juga. Bukan hasil cetakan Bank Indonesia. Tapi nggak mungkin dicuri dari orang lain, soalnya mencuri bukan job desk buto ijo. Setan yang job desk-nya mencuri kan cuma tuyul saja.

Meski syarat untuk ikut ritual ini sangat sulit. Nggak menutup kemungkinan ada yang berminat. Terlebih, jumlah penduduk prasejahtera di Indonesia juga banyak. Menurut data BPS pada September 2022, ada 26,36  juta orang yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Jumlah yang sangat fantastis. Jika ada 0,1 persen saja yang ikut ritual ini. Berarti, ada sekitar 26.360 orang yang tiba-tiba punya uang tunai dengan jumlah banyak, hasil dari pesugihan. Tentu jumlahnya sangat besar. Dan sangat bisa mempengaruhi harga barang dan jasa pada suatu wilayah tertentu.

Begitu sekiranya beberapa praktek ritual gaib yang dapat memperparah kondisi inflasi Indonesia. Walaupun caranya beda-beda, tapi intinya satu yaitu mendapatkan uang tunai dengan jumlah yang sangat banyak, secara tiba-tiba. Jika sebagian besar uang tersebut dibelanjakan, tentu dapat menambah banyak uang yang beredar di masyarakat. Sehingga mampu mempengaruhi tingkat inflasi suatu daerah.

Oleh karena itu, saran buat seluruh orang yang memiliki kemampuan supranatural. Praktek seperti ini, jangan dilakukan dulu ya. Kondisi inflasi di Indonesia saat ini perlu penanganan ekstra dari pemerintah. Apalagi, sekarang bulan ramadhan, waktunya beribadah, bukan melakukan ritual mistis.

Editor: Saa

Gambar: Uang Indonesia