Berdasarkan pengalaman saya, satu kelompok KKN dengan pacar itu banyak keunggulannya. Bukan, bukan saya yang satu kelompok KKN dengan pacar. Melainkan teman satu kelompok saya. Tak tanggung-tanggung, di kelompok KKN saya, ada dua pasang yang menjalin hubungan pacaran. Hubungan mereka terjalin jauh sebelum diumumkannya pembagian kelompok KKN.

Saya cukup yakin opini tersebut valid. Meski bukan saya yang menjalaninya secara langsung. Mengingat saya mengamati mereka selama kurang lebih 45 hari. Ditambah ada berbagai alasan sebagai berikut:

Nggak perlu khawatir berlebihan dengan pasangan

Entah mengapa setiap orang yang pasangannya sedang KKN mesti khawatir. Nggak cuma perihal kesetiaannya saja. Bisa juga tentang kecocokan lokasi KKN, komunikasi dengan warga setempat dan kesehatan. Karena KKN membutuhkan waktu yang nggak sebentar dan tenaga yang banyak.

Kalau satu kelompok KKN dengan pacar akan lebih enak. Nggak perlu khawatir berlebihan kepada pasangan yang sedang KKN. Sebab, sang kekasih selalu ada di depan mata kita. Hampir setiap waktu.

Mencegah pasangan selingkuh

Kalau kata temen-temen kuliah saya, KKN merupakan kisah cinta yang difasilitasi kampus. Memang banyak cerita yang membuktikan anggapan tersebut. Ada kisah mahasiswa yang menemukan pasangan saat KKN. Ada pula yang malah berpindah hati saat KKN. Bahkan tak jarang juga terjadi perselingkuhan selama KKN. 

Ketika satu kelompok KKN dengan pacar, minimal bisa mencegah terjadinya perselingkuhan. Baik yang dilakukan pasangan maupun diri sendiri. Karena bisa saling mengasihi satu sama lain. Sehingga mempersempit kesempatan curi-curi pandang dengan rekan KKN yang lain atau pemuda-pemudi desa.

Sarana menilai pasangan

Untuk mengetahui karakter seseorang nggak cuma dengan cara naik gunung. Bisa juga kok dengan jadi rekan satu kelompok KKN. Soalnya dapat saling bersama hampir 24/7 dalam jangka waktu yang cukup lama. Makan bareng, olahraga bersama sampai ngajar anak-anak di lokasi KKN juga berbarengan.

Makanya saya memiliki kesimpulan bahwa KKN itu sarana yang tepat untuk menilai pasangan. Jika kita berada satu kelompok KKN dengan sang kekasih. Sebab, kita bisa mengetahui secara detail kapasitas dan segala gerak-gerik pasangan selama menjalankan program KKN.

Hemat kuota

Gaya pacaran anak jaman sekarang memang agak unik. Banyak kegiatan pacaran jaman sekarang yang baru saya ketahui. Salah satu contohnya adalah sleep call. Semacam kegiatan telponan sampai tertidur.

Sleep call semakin rutin terjadi saat intensitas pertemuan fisik menurun. Misal saat pasangan kita sedang KKN. Tentu  hal ini bakal menguras kuota. Lantaran sleep call bisa sampai berjam-jam baik dalam bentuk suara atau video.

Andai kita satu kelompok dengan pacar saat KKN pasti bisa lebih hemat kuota. Karena, nggak perlu repot-repot sleep call. Tinggal ngobrol langsung aja di posko KKN. Dengan mencuri-curi waktu setelah rapat atau saat melaksanakan program KKN.

Lebih semangat KKN dengan pacar

Anak zaman sekarang bakal kurang bergairah kalau belum disemangati sang pujaan hati. Makanya banyak ungkapan di internet yang mengatakan begini “nggak semangat karena belum disemangati ayang”. Walaupun agak cringe, tapi memang begitu fakta di lapangan.

Jika satu kelompok KKN dengan ayang, mesti KKN-nya jauh lebih semangat. Gara-gara bisa ketemu ayang hampir setiap hari. Dari pagi ketemu pagi lagi. Nggak cuma disemangati lewat chat atau telpon saja.

Bisa saling membantu jika KKN dengan pacar

KKN adalah satu mata kuliah yang cukup berat. Bukan cuma capek pikiran saja. Tenaga juga turut dikuras habis. Banyak tantangan yang terjadi saat melaksanakan pengabdian masyarakat tersebut. 

Bakal indah sekali jika KKN bareng sama pacar. Misal kita sakit, ada yang memberikan perhatian ekstra. Ketika melaksanakan tugas KKN pasti ada yang setia bantuin. Sehingga pelaksanaan KKN akan terasa jauh lebih ringan.

Begitu sekiranya berbagai keunggulan satu kelompok dengan pacar saat KKN. Walau banyak enaknya ketika KKN dengan pacar, jangan sampai “enak-enak” sama pacar saat masih KKN seperti yang terjadi di film KKN di Desa Penari. Sebab, itu bukan cuma mencoreng nama kalian berdua dan keluarga. Tapi, mencoreng juga kelompok KKN sampai institusi pendidikan yang menaungi Anda.

Editor: Ciqa 

Gambar: Google