Namanya juga seniman, ya menciptakan karya baru dari ide yang baru dong, Bukannya menjiplak dari karya yang sudah ada!

Plagiarisme sangat sangat tidak bisa dimaafkan dalam hal apapun. Bagi saya tindakan plagiarisme sudah tidak ada toleransinya lagi. Menjiplak itu hukumnya haram!

Mengapa? Ya, memangnya kamu mau hasil karyamu yang sudah capek-capek dibangun dengan susah payah, cucuran keringat, atau mungkin sampai nangis darah  lalu tiba-tiba dicuri dan dipakai oleh orang lain tanpa sepengetahuan apalagi izinmu. Marah nggak kamu? Kalau kamu nggak marah, fix kamu bukan manusia.

Saya sudah banyak menemukan kasus-kasus plagiarisme hampir di setiap karya baik itu karya jurnalistik atau karya seni. Kalau dalam karya jurnalistik saya sering menemukan artikel yang dijiplak oleh orang lain. Jangankan artikel, tugas di kampus saja masih bisa njiplak kok. Apalagi tulisan orang lain yang bahkan nggak dikenal. 

Kalau di bidang seni, saya udah nggak asing lagi dengan berita para “seniman” yang menjiplak karya seniman lainnya. Saya rasa kata seniman yang saya beri tanda petik memang perlu diberi tanda petik karena bagi saya mereka para “seniman” yang hobinya njiplak karya orang lain itu nggak layak disebut seniman alih-alih harusnya bisa membuat karya seni baru. 

Kasus Karin Novilda

Mari mengingat salah satu selebgram yang sering sekali tersandung kasus jiplak menjiplak. Yup, benar sekali. Karin Novilda atau yang kerap dikenal sebagai Awkarin ini sudah beberapa kali tersandung kasus plagiarisme. Beberapa di antaranya yang saya ingat adalah gambar desain baju dan tas yang pernah dicontek dari pinterest tanpa memberikan credit artist aslinya. 

Nah, nggak hanya baju dan tas. Salah satu feed mbaknya di instagram pun begitu. Awkarin mengunggah foto dengan gambar tambahan yang diambil dari pinterest (lagi) dengan tidak mencantumkan credit sang seniman. Ketika kasus ini ramai di media sosial Twitter barulah ia mengeluarkan kartu As-nya, “Maaf, saya nggak cari tahu siapa senimannya.” Padahal jelas-jelas gambar tersebut berbayar dan mbaknya asal comot, edit, unggah, bahkan dapat ratusan ribu likes. 

Eh tapi jangan salah, gara-gara ini mbaknya jadi go internasional lho. Seniman asli dari karya terakhir yang dijiplak adalah seorang seniman bernama Hallie Bateman asal Los Angeles.

Kasus Mbak Awkarin ini sempat terjadi dua kali, yakni pada tahun 2016 dan 2020 ini. Saya sempat mengikuti bagaimana salah satu seniman lokal yang karyanya dijiplak untuk desain bajunya Mbak Awkarin ini berdebat cukup panas di Twitter dan diakhiri dengan pemanggilan pengacara oleh Mbak Awkarin. Hebat juga kalau dipikir-pikir kekuatan pengacara ini.

Kasus Via Vallen

Oke lah mari lanjut dengan kasus plagiarisme yang baru-baru ini terjadi. Masih hangat diperbincangkan. Saya cukup ngeri melihat kasus plagiarisme yang satu ini. Karena ini melibatkan banyak pihak terlebih pihak yang kecewa sangat banyak. 

Salah satu penyanyi yang bisa dibilang cukup populer di Indonesia. Saya sebenarnya nggak terlalu yakin genre musik apa sih yang dia bawakan. Kadang-kadang dangdut kadang-kadang pop. Tapi perlu saya akui suaranya enak banget didengar alias bagus!

Mbak Via Vallen belakangan jadi penyanyi yang sedang ramai diperbincangkan karena kasus plagiarisme. Hadeuh. Saya baca lewat trending Twitter dan berakhir baca melalui media-media online juga saking penasaran dengan kronologi kasusnya. 

Sebenarnya kronologi kasusnya tidak dijelaskan dengan sangat lengkap. Hanya saja Mbak Via Vallen yang baru mengeluarkan lagi dan video klip ini, dihujat lantaran video klipnya berduet dengan salah satu penyanyi laki-laki lain yang berjudul “Kasih Dengarkanlah Aku” diduga menjiplak MV milik penyanyi sekaligus artis Korea IU yang berjudul “Above The Time”.

Saya lihat hampir semua potongan gambar yang menampilkan adegan dalam video klip Via Vallen memang mirip bahkan plek ketiplek dengan MV IU itu. Bahkan, saya akui gerakan dan properti yang digunakan sama persis. 

Mbak Via ini bahkan sudah minta maaf dan mengaku tidak tahu dan tidak pernah menonton MV IU itu. Mbaknya bilang kalau nggak ada unsur kesengajaan dalam pembuatan video klipnya. Hadeh, nggak ada unsur kesengajaan tapi sampe gaya rambutnya saja sama. Hanya yang membedakan Mbak IU tidak berponi, Mbak Via berponi. Selebihnya sama!

Masa sih nggak ada satu pun tim produksinya yang tahu kesamaan itu. Kalau nggak sengaja mana bisa setiap adegan dan propertinya sama persis? Hmm.. Aneh kan?

Semua Orang Bisa Kalau Hanya Jadi ‘Seniman’

Sudah dua public figure nih yang go internasional gara-gara kasus njiplak menjiplak karya orang lain. Yang satu go internasional hollywood yang satu k-pop. Kalau sudah begini saya rasa para public figure (artis, influencer, selebgram,youtuber,dll) dengan kata lain “Seniman” ini nggak pantas menyebut dirinya seniman kalau masih menjiplak alias melakukan plagiarisme. Apalagi kalau sudah terlalu sering melakukannya. 

Kalau semua orang bisa menjiplak, berarti semua orang ini “seniman” dong? Hayo?