Berhentilah posting karya orang lain kalau kamu masih malas kasih kredit.

Beberapa waktu lalu, saya melakukan travelling bersama teman-teman kuliah. Kebetulan, saat itu kami berfoto menggunakan handphone saya. Lalu timbullah percakapan sederhana diantara kami:

“Dho, nanti kirimin fotonya ya,

“Siap, InsyaAllah, jawab saya.

Lalu ada teman lain mengingatkan, “Eh tapi nanti kalo mau posting jangan lupa kasih kredit ke Ridho lo,”

“Ngapain? Gak usah lah, foto doang juga,” Katanya.

Awalnya saya sebagai ‘tukang potret’ waktu itu nggak ada masalah. Toh ini cuma foto-foto pakai handphone, dengan skill apa adanya. Tapi waktu mendengar jawaban itu, saya jadi teringat keluhan beberapa teman saya mengenai masalah kredit karya ini.

Jangan Asal Posting Karya Orang Lain

Teman-teman saya yang bekerja sebagai fotografer beberapa kali mengeluh karena teman-temannya nggak mau memberi tag untuknya di postingan instagram mereka; padahal jelas-jelas yang diposting adalah hasil potretnya, dengan kameranya, gratis pula. Tapi masa kasih kredit akun instagram fotografernya aja nggak mau?

Lah itu semua ane yang motret lo. Kamera juga punya ane. Ane nggak minta bayaran, Cuma minta kredit doang kok. Lagian saya kan bisa motret bagus juga karena belajar, kamera juga belinya pakai uang, gak murah lagi, ujarnya.

Ada juga teman lain yang pernah bercerita kalau dia jadi malas memposting hasil fotonya di instagram, karena sering diambil sama akun-akun lain, tanpa kasih kredit apapun. Nyolong, bahasa kasarnya. Bahkan hal itu bukan hanya dilakukan oleh akun-akun pribadi, akan tetapi akun bisnis yang followersnya ribuan juga pernah melakukan hal yang sama.

Saya beberapa kali mendapat cerita tentang ini, dan bukan hanya dari teman-teman fotografer. Teman-teman yang suka menggambar atau membuat lettering juga seringkali mengalami hal yang sama. Postingan karyanya dicomot, di-repost begitu saja tanpa izin, tanpa kredit. Waktu coba minta di-tag, malah dijawab “Yaelah gini doang juga,”

Padahal sebuah foto, gambar, ataupun lettering nggak seremeh itu lho. Semuanya butuh modal, belajar, latihan, dan proses yang panjang, sampai akhirnya jadi karya yang bagus dan indah. Eh setelah jadi, diposting orang lain gitu aja tanpa kredit apapun, seakan menegaskan bahwa ‘ini karya saya’.

Para penulis pun juga bernasib sama. Sudah susah-susah merangkai kata, eh malah dikutip orang lain tanpa sumber apapun. Seolah-olah memang dia sendiri yang memikirkan kata-kata itu, dan itu murni karya dia.

Semua itu membuktikan bahwa ada banyak teman-teman kita yang masih harus belajar menghargai sebuah karya, dalam bentuk apapun. Masih banyak yang gagap etika, terutama dalam bersosial media.

Kenapa Harus Kasih Kredit?

Jelas dong supaya orang-orang tau, Jepretan dia bagus ya”. Iya, dia yang punya karya, bukan dia yang memposting. Siapa yang tau kalau nanti di kemudian hari, ada orang yang membutuhkan seorang fotografer dan merekrut dia dengan bayaran yang layak?

Toh sebetulnya kredit merupakan win-win solution untuk kita sendiri. Kamu bisa memposting sebuah foto yang bagus untuk mempercantik feed instagram, dan dia –si pemilik karya, dapat iklan atau exposure dari akun kita, walaupun nggak seberapa.

Oleh karena itu, buat teman-teman yang masih hobi nyolong karya orang di Instagram, berhentilah posting foto yang diambil orang lain, kalau ngasih kredit aja enggan. Bahkan sekalipun objek fotonya adalah kita sediri. Karena tanpa dia sebagai fotografer, foto kita nggak akan menjadi sebagus itu.

Kredit adalah cara kita berterima kasih, sekaligus salah satu bentuk menghargai usaha dan karya dia. Ingat ya, Nabi ﷺ pernah bersabda:

“Barang siapa diperlakukan dengan baik (oleh seseorang), hendaklah ia membalasnya.”

Al-Adabul Mufrod, no.157

Mari sama-sama belajar saling menghargai satu sama lain. Belajar cara berterima kasih kepada manusia, dan menjadi pribadi yang pandai bersyukur kepada Allah, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:

Seseorang belumlah dianggap bersyukur kepada Allah jika ia belum (bisa) berterima kasih kepada manusia.”Al-Adabul Mufrod, no.221, Dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani