Dalam dunia Islam, ada salah satu golongan atau kelompok yang bernama Khawarij. Khawarij merupakan salah satu mazhab dalam bidang teologi Islam. Golongan kahwarij dikenal sangat keras dan bengis, bahkan terhadap sesama muslim. Kelompok ini tidak segan-segan untuk melukai bahkan membunuh orang-orang yang berbeda pemikiran dengan mereka.

Kelompok Khawarij pada awalnya adalah orang yang menjadi pengikut Ali bin Abi Thalib. Kemudian, mereka keluar dan berpisah dari Ali. Mereka keluar karena menolak keputusan Ali yang menerima usulan perdamaian dengan pihak Mu’awiyah bin Abu Sufyan dalam perang Shiffin. Padahal, peperangan tersebut hampir dimenangkan oleh pihak Ali.

Tidak hanya menyatakan keluar dan berpisah dari barisan Ali, tetapi mereka juga menganggap pihak Ali dan Mu’awiyah adalah kafir. Sehingga, mereka ingin memusnakan kedua belah pihak tersebut. Kelompok Kahwarij pada dasarnya memang kelompok yang merasa paling benar sendiri. Dalam konteks agama, mereka bersikap keras dan fanatik.

Mereka beranggapan bahwa orang yang melakukan dosa besar adalah kafir. Keberadaan kelompok Khawarij sebenarnya sangat membahayakan dan memperburuk citra Islam. Kelompok ini mengubah gambaran tentang ajaran Islam yang cinta damai menjadi penuh dengan kebencian dan kekerasan. Sampai saat ini orang-orang khawarij masih tetap ada.

Orang-orang yang memiliki pemikiran seperti Khawarij pada zaman sekarang memiliki beberapa sifat, sebagaimana akan diuraikan di bawah ini.

Kelompok Khawarij Lebih Mementingkan Ambisi daripada Kemanusiaan

Kelompok Khawarij telah terbukti lebih mementingkan ambisi mereka daripada rasa kemanusiaan. Seperti peristiwa yang terjadi pada perang Shiffin. Ali pada saat perang Shiffin lebih memilih untuk berdamai dengan pihak lawan meskipun pihaknya nyaris meraih kemenangan. Beliau melakukan itu supaya tidak ada lagi pertumpahan darah dan korban jiwa dalam peperangan.

Keputusan yang diambil oleh Ali pada saat itu memang sangat tepat. Beliau lebih mementingkan rasa kemanusiaan daripada ambisi untuk memenangkan perang. Namun, orang-orang Khawarij malah beranggapan sebaliknya. Mereka beranggapan bahwa memenangkan peperangan lebih baik daripada berdamai dengan pihak lawan. Padahal, lawan yang dihadapi oleh Ali Ketika itu adalah orang-orang Islam yang sama seperti mereka (Khawarij).

Pada zaman, barang kali banyak orang-orang yang lebih mengedepankan ambisi daripada rasa kemanusiaan. Salah satu cohtoh kecilnya adalah pelaku pembunuhan dan pembegalan, mereka tidak segan melukai dan membunuh para korbannya hanya karena untuk mendapatkan uang.

Selain itu, ada juga beberapa perusahaan yang dengan sengaja melakukan pencemaran dan perusakan alam demi memaksimalkan proses produksi mereka. Padahal, mereka sendiri sudah tahu kalau hal tersebut akan sangat mengganggu dan merugikan kehidupan orang lain.

Merasa Paling Benar Sendiri

Kelompok Khawarij sangat fanatik terhadap pendapat mereka yang dianggap benar. Mereka juga mudah menuduh orang atau kelompok lain sesat hanya karena berbeda pendapat dengan mereka, khususnya dalam hal beragama. Bahkan, orang-orang Khawarij tidak segan-segan untuk melukai maupun membunuh mereka yang berbeda pendapat dengan kelompoknya tersebut, mengerikan sekali ya.

Akan tetapi, sadar atau tidak, orang-orang yang merasa paling benar sendiri dengan pendapatnya juga dapat kita temukan dengan mudah di zaman modern ini. Tidak hanya dalam hal agama, dalam hal politik maupun penilaian terhadap suatu hal, banyak orang-orang yang merasa paling benar sendiri dengan pendapatnya.

Di Indonesia yang tercinta dan tersayang ini, tidak jarang kita dapati kasus perkelahian dan permusuhan hanya karena perbedaan pendapat. Orang-orang yang merasa paling benar sendiri sebenarnya secara tidak langsung telah menganggap dirinya sebagai Tuhan. Karena, kebenaran yang mutlak dan tunggal hanya milik Tuhan, bukan manusia.

Dengan demikian, orang-orang yang selalu merasa paling benar sendiri dengan pendapatnya sebenarnya tidak pantas disebut sebagai orang yang beragama.

Menggunakan Kekerasan dalam Menyelesaikan Masalah

Kelompok Khawarij sering menggunakan cara kekerasan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Hal-hal semacam ini masih sering kita temui. Mereka tidak segan-segan melakukan persekusi terhadap orang-orang yang melakukan perbuatan maksiat. Anehnya lagi, mereka melakukan tindakan tersebut dengan alasan untuk berdakwah dan mencegah keburukan.

Dalam pandangan mereka, kekerasan sangat efektif untuk mencegah kemaksiatan dan meyelesaikan masalah. Namun, meraka sebenarnya tidak paham bahwa tindakan kekerasan dengan alasan apapun pada akhirnya hanya akan memunculkan masalah baru seperti permusuhan, kebencian, dan dendam. Orang-orang seperti ini juga bisa kita sebut dengan istilah pahlawan keblinger.

Walkin, niat mereka baik, yaitu untuk menyelamatkan orang-orang dari kemaksiatan, tetapi cara mereka salah.

Melalui ciri-ciri Khawarij sebagaimana di atas, kita menjadi belajar dan sadar, agar pemikiran serta ciri-ciri Khawarij tidak ada dalam diri kita. Orang-orang yang memiliki salah satu ciri-ciri khawarij saja sudah terlihat sangat merugikan dan menyusahkan. Apalagi orang-orang yang menjadi Khawarij beneran.