Hai sobat milenialis, akhir-akhir ini kita sering mendengar sebuah istilah oversharing. Sebuah kata yang mungkin tidak asing. Lantas apa sih sebenarnya oversharing itu? Nah, dalam tulisan kali ini kita akan sedikit membahas tentang “oversharing”.
Di era transparansi informasi saat ini. Dengan seiring cepatnya perkembangan teknologi informasi. Hari ini begitu terasa dalam semua sudut kehidupan kita. Tanpa kita sadari, telah membuat diri kita, tidak mampu menemukan mana batasan informasi. Baik yang bersifat privasi dan publik. Hal ini terjadi karena kebebasan, dan keleluasaan yang ditawarkan oleh media sosial.
Sebab dengan media sosial, bisa saja hal-hal yang dahulu kita anggap personal, kini telah menjadi konsumsi sehari-hari di media sosial.
Apa itu Over Sharing?
Oversharing berasal dari kata “over” yang artinya “lebih” dan “sharing” berasal dari kata “share” yang artinya berbagi. Maka dapat disimpulkan oversharing memiliki arti berbagi secara berlebihan. Selain itu oversharing dapat diartikan sebagai keadaan dimana seseorang membagikan informasi pribadi secara berlebihan kepada khalayak umum.
Terkadang berbagi cerita memang sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Apalagi manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Meskipun hanya sekedar untuk mendengar atau mencari perhatian. Namun, bagaimana jika informasi ataupun cerita yang kita bagikan itu ternyata berlebihan (oversharing)?
Batasan Informasi
Ternyata sobat, berbagi cerita tidak selamanya memberi dampak positif, seperti melegakan perasaan kita. Akan tetapi berbagi cerita maupun postingan juga memiliki batasan yang harus selalu kita perhatikan. Mana informasi yang bersifat privasi, dan mana yang bukan privasi. Karena ini sangat penting untuk kita bedakan!
Dalam dunia komunikasi, kita mengenal sebuah teori menejemen privasi komunikasi. Pada teori ini berbicara mengenai hak atas informasi pribadi yang dimiliki oleh setiap orang. Selain itu dalam teori ini juga memakai istilah “batasan”, yang mana selalu ada batasan antara informasi yang kiranya dapat dibagi dengan orang lain, dan informasi yang sebatas diketahui oleh diri sendiri.
Cara Menghindari
Nah, bagaimana jika kita membuat batasan itu menjadi abu-abu dengan oversharing? Maka segera hindari oversharing ya, sobat! Ada beberapa cara yang dapat membantu kita menghindarinya!
Pertama, bijaklah dalam bersosial media. Yang perlu kita lakukan adalah memikirkan kembali atas setiap postingan atau cerita yang ingin kita bagikan. Pastikan bahwa apa yang kita bagikan bukan informasi pribadi kita seperti lokasi yang terlalu akurat, alamat yang sangat lengkap, nomor hp, atau bisa pula rutinitias keseharian yang begitu sering.
Sebab kita tidak tau, kejahatan mungkin saja datang dari orang yang memanfaatkan informasi pribadi kita.
Kedua, postinglah yang penting, jangan yang penting posting! Ini adalah pepatah yang perlu kita tanamkan pada diri kita. Coba tanyakan pada diri kita ketika hendak membagikan sesuatu di laman media atau kepada khalayak “ apa postingan ini dapat menebar dampak postof bagi orang lain? Serta dapat bermanfaat pada kehidupan saya?” Pertanyaan itu dapat menentukan apakah kita harus tetap mempublikasikannya atau tidak.
Ketiga, stop berbagi cerita ataupun memposting sesuatu ketika kita dalam keadaan marah. Karena terkadang dalam keadaan emosi kita cenderung tidak dapat berpikir secara jernih. Dan hal ini bisa saja membuat perkataan ataupun postingan kita terlihat agresif dan terkesan menyinggung orang lain.
Nah, itu beberapa cara untuk menghindarkan kita dari sifat oversharing, yuk biasakan memilah dan memilih ucapan maupun postingan kita!
Editor : Faiz
Gambar : Pexels
Comments