Tak diragukan lagi, masa SMA pasti punya banyak cerita. Bahkan berbagai cerita murid SMA itu membekas hingga nanti kuliah atau pun kerja. Salah satu cerita yang mendarah daging di tingkat SMA adalah klasifikasi barisan tempat duduk. Mungkin sampai kini, klasifikasi tempat duduk ini masih relevan. Meski pandemi belum usai, tapi mengulik sedikit serunya kelas tatap muka masih bisa dong.

Bila diingat kembali, sangat asyik kelas tatap muka diisi oleh murid-murid yang memiliki karakteristik masing-masing. Ada yang rajin, ada si cerdas, ada si ice breaker, dan ada juga yang hobi tidur bin tukang bolos. Bukan hal baru lagi, setiap kelas pasti memiliki murid-murid seperti itu. Nah, ternyata karakteristik murid dapat dilihat lewat pilihan tempat duduk mereka selama di kelas, lho.

Duduk baris depan

Barisan ini terkenal dirajai oleh anak-anak super rajin. Mereka yang suka memperhatikan guru dan tak pernah absen mencatat pastinya. Barisan depan ini disinggahi oleh para murid kalem dan nggak neko-neko. Mereka tetap tersenyum dan kelihatan tegar walau merasa capek sekolah.

Selain itu, bisa juga baris depan diisi oleh murid SMA yang malas ditunjuk oleh guru. Mitosnya sih baris belakang itu paling sering ditunjuk guru suruh maju atau sekadar tanya-tanya. Jadi, baris depan jadi tempat kabur paling jempolan untuk si malas ditunjuk.

Ditambah lagi, barisan ini bisa ditempati oleh anak-anak yang suka telat. Hal ini karena ada kelas yang memberlakukan aturan “siapa cepat, duduk tepat” alias bisa memilih tempat duduk sesuka hati asalkan datang lebih pagi. Imbasnya ya ke anak-anak yang suka telat, terpaksa duduk depan, padahal niat hati pengin belakang aja.

Duduk baris tengah

Baris tengah tersohor dengan julukan barisan cari aman. Barisan ini didominasi oleh kaum malas nyatet dan tukang ngobrol. Asumsinya kalau duduk di tengah biar kalau ngobrol ketutupan sama baris depan dan nggak kentara kayak di baris belakang.

Mereka pun bisa anak-anak yang sebenarnya pengin duduk belakang tapi nggak kebagian tempat. Selain itu, murid-murid yang suka sibuk dengan aktivitas sendiri akan memilih tempat ini. Contoh aja mereka lagi gambar, terus mereka lihat gurunya mendekat. Mereka tinggal tutup lembaran bersama pacar ups maksudnya lembaran bukunya agar nggak ketahuan.

Duduk baris belakang

Inilah tempat duduk murid SMA paling hits di kelas. Si ice breaker, si jail, si tukang tidur, si malas mendengar guru, maupun si tukang bolos lengkap ada di sini. Kalau ditanya soal nyatet nggak, ya jelas nggak pernah. Bagi mereka, duduk di kelas aja sudah suatu mukjizat. Namun, ajaibnya mereka ini kalau ditanya guru pinter banget jawabnya. Entah dapat ilham dari mana sampai yang lain kadang tepuk jidat. Meskipun dengan segala kebangoran, mereka ini paling diingat oleh teman lainnya. Pas reuni, pasti cerita mereka yang paling menggema.

Penunggu baris belakang pun dipastikan sebagai murid yang datangnya pagi untuk kelas dengan aturan “siapa cepat, duduk tepat”. Maklum aja, duduk di belakang bagaikan kesejahteraan karena bebas mau ngapain juga.

Teman-teman masa SMA itu memang beragam dan berbeda dengan tingkatan sekolah lainnya. Walau jarang ketemu sekali pun, tapi kalau ketemu lagi, nggak terasa jaraknya sama sekali. Seperti dikutip dari Chris Dar, “happiness is meeting an old friend after a long time and feeling that nothing has changed” dengan arti bahwa kebahagiaan adalah saat ketemu teman lama setelah sekian lama dan merasa tiada sesuatu yang berubah.