Dalam hidup, kita akan selalu menghadapi pilihan-pilihan. Hal itu adalah bentuk karsa bebas kita sebagai manusia. Karsa bebas yang dikaruniakan Tuhan untuk memilih pilihan yang terbaik berdasarkan kemampuan kita.

Secara alami, ketika dihadapkan pada dua pilihan, manusia akan cenderung memilih satu pilihan yang didasarkan pada alasan-alasan tertentu. Satu pilihan yang telah dipilih pasti lebih tampak keunggulannya dari pilihan yang lain. Misal memilih keluar memakai kaos daripada wol karena sedang musim panas, memilih memakai sepatu hitam daripada cokelat karena lebih cocok dengan baju, dan lain sebagainya. Itu keputusan yang mudah.

Akan tetapi, tidak jarang kita dihadapkan dengan dua pilihan yang satu sama lain memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Satu pilihan lebih bagus dalam suatu hal, sedang pilihan lain lebih bagus dalam hal lain. Inilah pilihan yang membuat galau. Nah, bagaimana tips memilih di antara dua pilihan sulit tersebut?

Prinsip Menghadapi Dua Pilihan Sulit

Prinsip dasar yang harus kita pegang adalah tidak ada satu pilihan yang benar-benar bagus. Perbandingan di antara dua pilihan sulit tidak sama dengan membandingkan berat dua tas. Jika kita membandingkan berat dua tas, maka kita hanya akan memiliki dua kemungkinan: Satu tas lebih berat atau sama beratnya. Maka, dua pilihan sulit tersebut kita anggap sebagai sederajat. Atau, dalam istilah Ruth Chang “on a par”.

Prinsip kedua, jangan pernah mau mengikuti arus. Mendengarkan pendapat orang lain dengan mengikuti arus adalah dua hal berbeda. Mendengarkan pendapat orang lain bisa jadi memberikan sedikit pencerahan tentang keputusan mana yang tepat buat kita. Sebaliknya, mengikuti arus artinya kita memilih jalan aman. Seringkali, pemilihan “jalan aman” ini dapat membuat kita menengok ke belakang.

Pengambilan “jalan aman” juga sering kali terjadi tanpa mempertimbangkan minat dan bakat yang ada dalam diri kita, hingga kita membiarkan orang lain melukis kisah kehidupan kita. Atas nama “jalan aman” tersebut, sering kali membatasi kita memilih dan memutuskan sendiri apa yang benar-benar ingin kita lakukan.

Hidup Sesuai dengan Alasan yang Kita Bangun

Di antara dua pilihan sulit yang kita hadapi tersebut, pilihlah yang benar-benar kita inginkan. Ketika menghadapi pilihan-pilihan mudah, kita dengan mudahnya menemukan alasan-alasan untuk memilih pilihan tersebut. Maka, saat menghadapi pilihan-pilihan sulit, kita gunakan kemampuan kita untuk membangun alasan atas pilihan yang telah kita putuskan.

Alasan-alasan yang kita bangun itulah yang membentuk jadi diri kita. Dan saat kita memilih sebuah alasan untuk menjadi orang yang seperti ini, maka kita sepenuh hati menjadi diri kita sendiri.

Penulis: Furhatul Khoiroh Amin

Penyunting: Aunillah Ahmad