Ibadah Puasa dapat pula diartikan dalam bahasa Sansekerta (upawasa), Arab (shaum atau shiyam), Inggris (fasting) dan Belanda (onthauding). Makna luas dari puasa adalah menahan atau mencegah diri dari sesuatu seperti makan, minum, berhubungan badan, bekerja, berburu dan lainnya yang dilakukan di waktu tertentu dengan tujuan tertentu. 

Ibadah sejenis puasa juga dilakukan oleh agama lain terutama agama Yahudi, Kristen, Protenstan, Hindu dan Budha. Hal yang berbeda hanyalah tata cara dan waktunya tapi tujuan puasa sama yakni menahan dari sesuatu. Puasa dalam Islam memiliki berbagai macam jenis dari puasa ramadhan (puasa tahunan), puasa sunnah (puasa senin dan kamis), puasa makruh (puasa jumat) dan puasa haram (puasa hari Idul Fitri, Adha dan Tasyrik).

Yahudi

Hari-hari agama Yahudi berpuasa yaitu pada tanggal 10 Tishri (Muharram), hari Sabat, upacara pernikahan (nuptial), Yom Kippur, dan lainnya. 

Puasanya agama Yahudi lebih berat daripada umat Islam. Mereka bisa berpuasa tidak makan, tidak minum, dan tidak tidu selama satu hari penuh (24 jam). Alasan dan tujuan agama Yahudi yang tertulis dalam buku “Puasa pada Umat-Umat Dulu dan Sekarang” diantaranya merenungkan hal-hal suci yang ukhrawi, sedih atas dosa, rasa harap akan Tuhan disebabkan penderitaan dan dukacita. 

Selain itu, alasan lain mereka berpuasa adalah meredakan kemarahan Tuhan, mengharap datangnya ilham, menghadapi bahaya yang mengancam seperti wabah penyakit. Terdapat 4 hari penting dalam berpuasa agama Yahudi yakni ketika Yerusalem dikepung (10 Tebeth), saat tembok Yerusalem didirikan (17 Tammuz), ketika kuil Yahudi runtuh (9 Ab), dan ketika Gubernur Yudea Gedalilah dinobatkan (3 Tishri).

Kristen Katolik dan Protenstan

Agama Katolik selama berpuasa memiliki pantangan yang mewajibkan umat berumur 14 tahun ke atas untuk menghindari makanan-makanan yang paling disukai. Sementara agama Kristen Protenstan, puasa termasuk ibadah sukarela atau kebutuhan pribadi. Namun, beberapa gereja menerapkan sebagai ibadah rutin.

Puasa yang dilaksanakan oleh umat Kristen Katolik atau Protenstan terlihat berbeda. Namun, tujuan berpuasa keduanya sama yaitu memuliakan nama Tuhan Yesus yang dipercayai serta menahan hawa nafsu.

Hindu

Agama Hindu dominan pada wilayah di Asia Selatan seperti India dan Nepal. Agama Hindu berkembang pesat di Indonesia yaitu Bali. Perkembangan agama Hindu di Bali dengan tradisinya yang patut dihormati. Hal ini termasuk tradisi berpuasa bernama Upawasa, yang terbagi menjadi dua berdasarkan wajib dan tidak wajib.

Upawasa yang bersifat wajib disebut Upawasa Siwa Ratri, yaitu para umat Hindu tidak boleh makan dan minum dari matahari terbit hingga terbenam. Selain itu, puasa wajib meliputi puasa untuk menebus dosa, puasa tilem, serta purnama. Tujuannya bersifat sakral dengan aturan-aturan yang sebagian besar melakukan pembatasan makan dan minum.

Budha

Agama Budha mengajarkan nilai-nilai kebaikan serta mendorong para umatnya untuk menyadari potensi penuh mereka dalam memajukan diri secara positif dengan melakukan ibadah salah satunya dengan berpuasa.

Puasa agama Budha dikenal dengan nama uposatha yang bersifat tidak wajib. Puasa uposatha dilakukan dalam dua kali dalam satu bulan menurut kalender buddhis. Ketika berpuasa, aturan yang berlaku membebaskan untuk minum. Batasan-batasan hanya melarang untuk makan di siang hari hingga dini hari, menonton hiburan, memakai kosmetik, parfum dan perhiasan, serta melakukan kegiatan seksual.

Selain itu, para umat yang melaksanakan ibadah puasa sangat dilarang untuk berbuat tindak kejahatan seperti; membunuh, mencuri serta berbohong.

Indonesia memiliki keragaman agama yang telah tersebar di seluruh wilayah. Kamu sudah tahu berpuasa tidak hanya dilakukan oleh agama Islam namun oleh agama lain. Betapa indahnya jika kamu turut menghormati perbedaan tradisi agama mereka “Berbeda-beda tetapi tetapi satu jua”.

Editor : Faiz

Gambar : Detik.com