Perguruan Tinggi Negeri (PTN) biasanya menjadi banyak incaran para siswa yang baru lulus SMA. Banyak para siswa yang baru lulus sekolah tersebut berkeinginan masuk PTN. Selain karena biayanya lebih murah daripada Perguruan Tinggi Swasta (PTS), PTN banyak diminati karena dianggap lebih berkelas daripada PTS. Banyak juga orang yang beranggapan bahwa kalau lulusan PTN akan lebih mudah mendapatkan kerja setelah lulus nanti.
Namun persaingan untuk masuk PTN di Indonesia juga sangat ketat dan sulit. Ada beberapa jalur yang disediakan oleh negara dan pihak kampus untuk masuk PTN. Diantaranya adalah SNMPTN, SBMPTN, dan ujian mandiri. Jalur yang diyakini paling sulit untuk masuk PTN adalah melalui ujian tulis, seperti jalur SBMPTN dan ujian mandiri.
Bagaimana tidak, untuk masuk PTN yang dinginkan para siswa harus mengerjakan soal ujian yang sulit. Selain itu persaingannya juga sangat ketat. Perbandingan antara jumlah pendaftar dan kuota mahasiswa yang diterima juga sangat jauh berbeda. Namun, tingkat kesulitan ujian masuk PTN di Indonesia belum ada apa-apanya daripada ujian masuk Perguruan Tinggi di Cina lho!
Ujian Masuk Perguruan Tinggi di Cina
Di Cina, ujian untuk masuk perguruan tinggi disebut dengan istilah “Gaokao”. Seperti ujian pada umumnya, gaokao juga merupakan ujian tertulis berupa menjawab soal untuk masuk ke perguruan tinggi yang dinginkan. Namun gaokao memiliki kesulitan yang jauh lebih tinggi daripada ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia.
Bukan hanya karena soalnya saja yang sulit, namun peraturan dan kebijakan yang diterapkan dalam gaokao juga sangat menyulitkan dan menakutkan. Gaokao juga disebut sebagai ujian standarisasi paling menyeramkan di dunia. Bahkan tidak jarang ada banyak siswa yang stress dan bunuh diri setelah mengikuti gaokao.
Ada 5 pelajaran yang diujikan dalam gaokao. Yaitu matematika, pelajaran pilihan, Bahasa Inggris, dan Mandarin. Ujian gaokao ditempuh dalam waktu 9 jam selama 2 hari.
Biasanya ujian masuk perguruan tinggi hanya berupa soal pilihan ganda saja. Namun, ujian masuk perguruan tinggi di Cina yang disebut dengan gaokao tersebut juga ada soal esainya. Soal esai memang sengaja dibuat dalam ujian tersebut untuk menguji kerativitas, logika, hipotesis, dan kemampuan berpikir analisis siswa.
Pertanyaan esai dalam soal ujian gaokao juga sangat tidak wajar. Contohnya seperti ini “Bagimana Thomas Alva Edison akan bereaksi terhadap ponsel jika dia datang ke abad 21?” sangat aneh bukan? Bahkan panjang jawaban esai juga diberi batas minimal, yaitu 800 kata.
Ketatnya Pengawasan Saat Gaokao Berlangsung
Selain tingkat kesulitan yang tinggi, ketatnya pengawasan dan tegasnya peraturan dalam gaokao juga menambah beban para siswa. Bagi yang ketahuan mencontek, hukumannya sangat keras dan bukan main-main. Apabila ada yang mencontek saat ujian berlangsung, maka akan mendapatkan hukuman maksimal 7 tahun penjara.
Selain itu, peserta yang ketahuan mencontek tersebut juga tidak diperbolehkan untuk ikut ujian nasional semala 3 tahun, mengerikan bukan? Ketika gaokao berlangsung, seluruh kegiatan juga diberhentikan untuk menjaga ketenangan ujian. Mulai dari pengerjaan proyek bangunan, pengalihan arus lalu lintas, dan larangan membuat suara yang berisik.
Pengamanan saat gaokao juga sangat ketat. Polisi dikerahkan untuk menjaga ketertiban dan keamanan di sekitar lokasi ujian, sekaligus pembagi soal ujian. Pengawasan ujian juga menggunakan peralatan yang sangat canggih. Seperti CCTV yang ada dimana-mana, alat pendeteksi radio sinyal, drone, dan alat pemeriksa sidik jari. Mantab sekali kan pengawasannya?
Ketatnya pengawasan yang dilakukan saat gaokao berlangsung bukan merupakan tindakan yang berlebihan. Karena saat gaokao berlangsung, para pengawas kerap menemukan peralatan mencontek para peserta ujian yang sangat canggih. Contohnya seperti kacamata dengan kamera, pulpen dengan alat perekam ujian, alat kecil penerima pesan suara, alat penerima jawaban berbentuk penghapus, baju yang dilengkapi dengan alat receiver, dan lain sebagainya.
Dengan mengetahui sulitnya masuk perguruan tinggi di Cina, seharusnya kita lebih bersyukur karena tinggal di Indonesia. Tingkat kesulitan ujian masuk perguruan tinggi di Indonesia belum ada apa-apanya daripada gaokao di Cina. Tetapi saya yakin, sesulit apapun ujian masuk perguruan tinggi di Indonesia, para peserta ujiannya tidak akan sampai bunuh diri. Karena mental orang Indonesia kuat-kuat, dan tidak memiliki rasa malu yang begitu besar seperti orang Cina.
Comments