Kamu sering merasa dirimu sendiri sebagai “korban” dari beragam peristiwa ataupun kejadian yang berada di sekitarmu ?, bisa jadi kamu mengidap salah satu syndrome yakni Victim Mentality. Masih awam dengan istilah tersebut ? dilansir dari www.alodokter.com, Victim Mentality atau Mentalitas Korban adalah suatu kondisi dimana seseorang atau individu selalu merasa dirinya sebagai korban dari segala macam kondisi maupun situasi dalam sebuah peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
Orang-orang yang mengidap syndrome tersebut secara konsisten akan menyalahkan orang lain atau situasi dan merasa tidak memiliki kontrol atas permasalahan yang dihadapi. Bahkan mungkin orang-orang yang mengidap syndrome tersebut cenderung juga menyalahkan orang lain atas sebuah permasalahan yang sebenarnya bersumber dari dirinya sendiri. Dengan kata lain mereka selalu memposisikan dirinya sebagai pihak yang paling “menderita” dalam setiap kejadian (tidak jarang pula sampai berbohong atau membuat alasan yang mengada-ada).
Motif Munculnya Victim Mentality Dalam Diri Seseorang
Victim Mentality ini pada umumnya dapat menyerang siapapun dan tidak pandang bulu baik gender, kondisi sosial atau status sosial dan kondisi ekonomui. Beberapa motif yang lazimnya muncul sebagai penanda orang-orang pengidap Victim Mentality antara lain:
1. Motif Kebencian atas suatu hal/individu
Motif ini yang paling lazim atau sering muncul dalam diri seseorang yang mengidap victim mentality. Orang-orang ini akan merasa bahwa ada orang lain yang selalu merasa tidak senang terhadap dirinya. Namun beberapa kasus adapula yang muncul dari ketidaksukaan orang yang mengidap Victim Mentality terhadap orang lain.
2. Motif “Defensif” atau Bertahan
Motif selanjutnya yakni defensif, yakni individu tersebut akan cenderung melakukan pertahanan dengan menojolkan diri sebagai korban atas sebuah peristiwa. Lazimnya hal ini dilakukan agar orang lain akan merasa iba dengan dirinya atau membuat orang lain melunak atau bahkan membela dirinya. Tidak jarang pula dia akan berbohong demi membuat orang lain merasa iba terhadap dirinya
3. Motif Mencari Perhatian Sekitar
Motif ini umumnya muncul dari seseorang yang selalu ingin mendapatkan perhatian dan atensi dari orang lain. Umumnya atensi tersebut diharapkan didapat dari orang yang disukai.
4. Cara Menghindari/Mencegah Victim Mentality
Victim Mentality bisa terjadi dalam lingkungan manapun, baik itu lingkup keluarga, pertemanan atau bisa pula di lingkup pekerjaan. Penyebabnya juga sangat beragam, bisa dari trauma masa lalu, mengalami peristiwa negatif yang terus-menerus terjadi, mendapatkan pengalaman dikhianati atau bahkan juga hanya sekedar ingin mendapatkan perhatian dari orang lain atau lingkungan sekitar.
Hal tersebut memang bisa menyerang siapapun dan tidak pandang bulu, akan tetapi Victim Mentality ini juga dapat dicegah atau dihindari dengan beberapa cara. Berikut ini adalah tips yang mungkin bisa kamu gunakan untuk mencegah menjadi individu yang mengidap Victim Mentality:
5. Membangun Rasa Tanggung Jawab Dalam Diri
Hal ini terlihat sederhana namun bisa menjadi salah satu faktor penentu seseorang terhindar dari Victim Mentality. Seseorang dengan victim mentality umumnya akan menghindari sebuah tanggung jawab. Dengan membangun rasa tanggung jawab mulai dari diri sendiri tentunya dapat membuat kita terhindar dari victim mentality. Kamu bisa mulai dengan membuat tujuan hidup yang realistis dan mengenali potensi yang ada dalam dirimu, serta kerjakan sesuai porsimu dan tetap fokus dalam melakukan tanggung jawab serta jangan menunda-nunda apalagi sampai mengabaikannya.
6. Tumbuhkan Rasa Mencintai Diri Sendiri
Coba untuk tumbuhkan rasa mencintai diri sendiri. Dirimu bisa memulainya dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti menggeluti hobi, menulis dalam buku harian, melakukan kegiatan olahraga secara rutin dan tentunya dibarengi dengan melakukan apresiasi diri. Dengan begitu kamu akan lebih bisa menghargai dirimu sendiri.
7. Belajar Memaafkan Diri Sendiri
Ketika dirimu melakukan sebuah kesalahan, janganlah terlalu berlarut-larut meratapi kesalahan tersebut. Bahkan jangan sampai menyalahkan dirimu sendiri hingga kamu tidak dapat melihat sisi positif dalam dirimu. Kamu harus dapat mengambil pembelajaran dari kesalahan tersebut sebagai bahan evaluasi kedepannya dalam melakukan beragam aktivitas ataupun pekerjaan.
Editor : Faiz
Gambar : Pexels
Comments