Ketika kita telah memasuki masa remaja, pastinya tiap orang punya keinginan untuk mengikuti organisasi, atau menjadi volunteer di sebuah acara. Melakukan aktivitas-aktivitas di luar rumah memilki keseruan tersendiri, bisa mendapatkan pengalaman serta ilmu yang sangat bermanfaat di masa yang akan datang. Selain sebuah kesenangan sendiri, kita tidak selalu menemui hal yang menyenangkan, terkadang banyak tantangan yang datang, yang harus dilalui dalam sebuah lingkungan itu.

Orang-orang yang ditemui tidak selalu se-frekuensi dengan apa yang kita mau, kita menemui banyak orang yang berbeda, dari sifat hingga hal-hal kecil lainnya. Jadi, hal yang tidak menyenangkan akan pasti kita lalui. Lingkun yang toxic merupakan sebuah lingkungan yang membuat kita merasa terbebani, berada di lingkungan dengan orang-orang yang tidak mau menerima pendapat atau sebuah opini, lingkungan seperti itu bisa diterima ketika kita mampu, tapi bagaimana jika lingkungan itu malah membuat mental kita bermasalah, kita harus bertahan atau pergi mencari lingkungan yang baru?

Mencari Lingkunngan Baru atau Tetap Bertahan?

Ketika kita sudah merasa lelah dengan lingkungan sekitar, kita membutuhkan waktu untuk bisa membuat diri kita dapat menghilangkan beban-beban yang kita rasakan ketika berada di lingkungan tersebut. Rasa lelah dapat membuat seseorang ingin keluar dari lingkaran yang merugikan dirinya. Tetap stay dalam lingkungan yang merugikan diri sendiri, tentunya menjadi sebuah tantangan, dan membuat mental menjadi drop atau lebih kuat, tergantung cara kita menjalani keseharian dalam lingkunga tersebut.

Semua tergantung pilihan kita, baik buruknya kita yang menjalani. Bagaimana kita mengubah lingkungan toxic tersebut menjadi sebuah lingkungan yang nyaman untuk kita beelajar, mengambil hal-hal positif dari lingkungan tersebut ketimbang melihat sisi negatifnya. Walaupun, sebuah lingkungan yang toxic, lebih banyak merugikan, tetapi ketika kita melihat dari sudut pandang itu, kita tidak dapat melihat sekecil apapun hal positif yang ada.kita bisa saja memabngun atau menumbuhkan hal-hal yang tidak terlihat itu, menjadi sebuah hal yang mendominasi, ketimbang sebuah hal negatif yang merugikan orang-orang dalam lingkungan tersebut.

            Tetap bertahan dalam lingkungan toxic merupakan tindakan yang berani dan merupakan sebuah tantangan untuk menjadi dirimu menuju hal yang lebih besar loh, tidak melulu harus mencari lingkungan yang baru, tetapi bersama-sama memperbaiki hal-hal yang kurang baik tersebut. Rasa lelah pasti menghampiri siapapun itu, dan ketika lelah kita butuh istirahat bukannya malah lari untuk sembunyi, lebih baik menghadapi hal itu dengan risiko-risiko yang tidak terduga. Jadi mau tetap stay apa go, itu adalah pilihan.

Belajar dari Lingkungan Toxic

                   Pelajaran apa sih yang bisa kita ambil dari lingkungan toxic? Emangnya ada? Dari lingkungam toxic, kita jadi tahu bahwa setiap orang punya sifat yang berbeda-beda, serta bagaimana caranya kita menghadapi lingkungan itu, bagaimana caranya menjadi manusia yang memilliiki pemikiran positif, memposisikan diri dengan tepat dan tahu tujuan apa yaang harus dilakukan.

Banyak hal yang dapat kita pelajari, sehingga bsa menjadi pengalaman untuk kita nantinya. Kita jadi tahu ketika kita berada di lingkungan baru, apakah lingkungan yang didatangi merupakan lingkungan yang merugikan diri kita atau tidak, lebih peka kepada orang-orang tanpa harus orang itu lebih dalam. Banyak pelajaran-pelajaran yang menjadikan lebih dewasa dalam menemui berbagai hal dalam kehidupan ini. So, lingkungan emang berpengaruh besar pada kita, lingkungan toxic emang bahaya, tapi kita harus bertahan dan mengubah lingkungan itu menjadi nyaman dan tidak merugikan kita.

Editor: Nawa

Gambar: google.com