Tahun baru identik dengan resolusi awal tahunnya. Rata-rata orang mempunyai resolusi awal tahun untuk gaya hidup yang lebih baik. Namun tak jarang di pertengahan bulan kita sudah merasa malas melakukan kebiasaan baru tersebut. “Masih di awal tahun tapi kok berat banget ngejalaninnya?” “Punya niat tahun ini mau rajin olahraga, tapi kok mager banget.” Jika kita amati, yang membuat kita gagal menjalani resolusi awal tahun salah satunya yaitu rasa malas. Apa hubungannya resolusi awal tahun dengan rasa malas?
Pernah nggak sih kalian udah janji sama diri sendiri akan melakukan sesuatu. Tetapi ketika akan memulai tiba-tiba berubah pikiran “Besok aja deh, hari ini masih mager nih” begitupun hari berikutnya. Sampai akhirnya kita gagal melakukannya. Tak jarang diantara kita sering menunda pekerjaan dan ketika sudah mendekati deadline kita baru mulai mengerjakan. Namun perlu diketahui kebiasaan tersebut akan berdampak buruk bagi kita. Ketika sudah akhir tahun kita baru sadar “Kok target yang ini belum kesampean ya” dan berakhirlah dengan penyesalan. Yang seharusnya sudah selesai kita lakukan dan ternyata belum kita lakukan sama sekali. Terus gimana biar ngga berujung penyesalan lagi?
Sebenarnya masih ada banyak hal yang membuat kita menunda pekerjaan, tapi yang sering saya dengar adalah malas. Nah, sekarang kita akan belajar dari budaya negara sakura. Ya, Negara Jepang.
Seperti yang kita ketahui, Jepang mempunyai etos kerja yang sangat tinggi. Kok bisa mereka mempunyai etos kerja yang tinggi? Jadi begini awalnya, bangsa Jepang tidak memiliki etos kerja yang tinggi, tidak disiplin, lebih senang bersantai, dan menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang. Ya bisa dibilang sebelas dua belas lah sama kita sekarang yang masih sering rebahan, haha. Namun berangkat dari kekalahan Jepang atas Sekutu pada Perang Dunia Kedua, membuat ekonomi mereka terpuruk dan banyaknya pengangguran. Hal itu yang memotivasi bangsa Jepang untuk bekerja keras agar bisa bertahan dan bangkit dari keterpurukan.
Teknik Anti Mager Ala Orang Jepang
Lalu apakah kita harus merasakan perang terlebih dahulu seperti orang-orang Jepang supaya bisa nggak gampang mager lagi? Eits. Jangan salah, mereka memang bangkit dari keterpurukan karena perang. Namun mereka mempunyai prinsip perubahan yang sekarang sudah menjadi budaya mereka. Mereka sering menyebutnya kaizen. Secara bahasa ‘Kai’ berarti perubahan dan ‘Zen’ berarti kebaikan. Istilahnya Kaizen adalah melakukan suatu hal secara terus menerus untuk mengembangkan kemampuan diri.
Teknik ini menggunakan prinsip satu menit di waktu yang sama setiap harinya. Maksudnya adalah menggunakan waktu satu menit untuk melakukan hal-hal positif. Waktu satu menit kita luangkan setiap harinya di waktu yang sama setiap hari. Misalkan setiap hari kita meluangkan waktu tiap jam 7 pagi selama satu menit untuk membaca buku, berolahraga, bermain alat musik, atau lainnya.
Di hari berikutnya kita bisa menambah waktu menjadi lima menit, sepuluh menit, dan seterusnya. Tetapi kita harus melakukannya dengan menjauhkan segala distraksi di sekitar kita supaya kita fokus dengan waktu satu menit. Lama kelamaan kita akan ketagihan untuk melakukannya. Prinsip satu menit ini bisa diulangi hingga menjadi sebuah kebiasaan baru. Setelah kita berhasil melakukannya, kita akan merasakan ada kepuasan tersendiri.
Gimana setelah mengetahui teknik kaizen? Apa rencana kalian setelah ini? Apa kalian masih mau males-malesan? Sebenarnya kita bisa melawan rasa malas, namun harus ada niat terlebih dahulu. Teknik ini tidak akan berpengaruh selama kalian belum ada niat menghilangkan rasa malas itu sendiri. So, kuncinya tetap ada pada diri kalian sendiri. Jika kalian sudah berniat ingin berubah menjadi lebih baik, kalian bisa mencoba teknik anti mager kaizen dari Jepang ini.
Semoga cara ini bisa membantu kalian dalam menciptakan kebiasaan baru dan membantu kalian dalam melawan rasa malas, setidaknya satu menit setiap harinya. Sedikit perubahan setiap harinya akan lebih baik daripada tidak melakukannya sama sekali.
Penyunting: Halimah
Sumber gambar: Yo Nulis
Comments