Menjadi seorang wartawan adalah hak semua orang dan warga negara, selama ia mempunyai skill pada bidang itu. Banyak orang di negeri kita ini yang bergelut menjadi wartawan, padahal bidang keilmuannya di kampus tidak mengambil jurusan jurnalistik, taruhlah misalnya Karni Ilyas. 

Tergantung pemilik perusahaan, mau merekrut siapa yang akan menjadi wartawan atau reporter di medianya, yang jelas resikonya akan ditanggung bagi pemilik perusahaan media itu sendiri. Akan tetapi, pasti setiap media punya kriteria dan syarat calon seorang wartawan, serta ada kaidah-kaidah tertentu yang harus dipenuhi jika sudah bergelut sebagai wartawan di media tersebut. 

Namun, penting bagi wartawan, terutama bagi wartawan pemula untuk mengetahui bahasa jurnalistik pers, hal itu penting agar tidak melenceng dari tugasnya sebagai wartawan dan pemberi informasi kepada khalayak umum. Kemudian, informasi yang disajikan pun dapat memberi manfaat kepada banyak orang dan beritanya dapat dipertanggungjawabkan. 

Sesuai dengan buku yang ditulis Drs. AS Haris Sumadiria, M.Si, salah satu dosen Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah IAIN Bandung, dalam bukunya berjudul “Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature” disebutkan setidaknya ada 11 ciri utama bahasa jurnalistik. Bahasa jurnalistik itu lazim dipakai dalam media cetak maupun online, dengan ragam bahasa yang selalu tunduk pada kaidah dan etika bahasa baku. 

1. Sederhana

Seorang wartawan mesti mampu memuat berita dengan bahasa sederhana, bahasa sederhana dengan memakai kata-kata yang umum dan banyak diketahui oleh masyarakat. Tentu kita tahu, bahwa masyarakat kita sifatnya heterogen, baik dilihat dari segi intelektualnya, karakteristik demografi maupun aspek sosialnya. Penggunaan bahasa sederhana penting digunakan agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh semua masyarakat, beda halnya jika menggunakan kata yang maknanya hanya diketahui segelintir orang, tentu bisa membingungkan yang lain terutama masyarakat awam. Lagi pula, penggunaan kata yang tidak sederhana tabu digunakan dalam bahasa jurnalistik. 

2. Singkat

Sajian berita yang disampaikan oleh wartawan memang harus singkat, maksudnya harus masuk pada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele, tidak berputar-putar, dan tidak menghabiskan waktunya pembaca yang sangat berharga. Penting diketahui bahwa minat membaca masyarakat kita masih rendah, oleh karena itu seorang wartawan harus cerdik memakai kata yang tidak bertele-tele dan secepat mungkin langsung memberitahukan kepada pembaca pokok masalah berita dengan bahasa yang menarik. 

3. Padat

Pemuatan berita juga harus padat, artinya meskipun padat tetapi informasi yang disajikan tidak berkurang. Ini menjadi tantangan bagi seorang wartawan, selain harus menyajikan berita secara utuh namun dituntut pula informasi yang disampaikan harus padat. Padat di sini beda dengan singkat, padat mesti memuat banyak informasi di dalam kalimat atau paragraf, sedangkan singkat tidak memuat banyak informasi. 

4. Lugas

Lugas berita tegas, tidak ambigu. Sebisa mungkin seorang wartawan harus bisa menyampaikan informasi dalam setiap kata harus jelas yang tidak menimbulkan banyak tafsir dan banyak persepsi. Kata yang membingungkan tentu dapat membuat pembaca akan bosan dan pesan yang disampaikan pun tidak akan bakalan tersampaikan, beruntung sih kalau tidak dinilai negatif media yang memuat berita tersebut. 

5. Jelas

Berita memang harus jelas dengan mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan tidak kabur. Taruhlah misalnya, hitam adalah warna yang jelas, putih juga adalah warna yang jelas. Ketika warna itu disandingkan terlihat jelas, mana warna hitam dan mana warna putih, dan tidak ada nuansa abu-abu. Berita yang dimaksud di sini memang jelas artinya, susunan katanya, dan kalimat yang digunakan pun jelas. 

6. Jernih

Maksudnya jernih di sini adalah informasi yang disampaikan harus jujur dengan tidak menyembunyikan sesuatu yang sifatnya negatif seperti prasangka dan fitnah. Seorang wartawan harus menyampaikan informasi untuk mengembangkan pola pikir positif. Pers hadir untuk ditakdirkan menunjukkan kejujuran, keadilan, kebenaran, dan kepentingan rakyat. Prinsip itulah yang mesti dipegang seorang wartawan atau seorang pers. 

7. Menarik

Bahasa jurnalistik memang harus menarik, informasi yang disajikan mesti mampu membangkitkan semangat dan perhatian pembaca. Beda halnya dengan karya ilmiah yang selalu merujuk pada benar dan baku saja, tetapi berita mesti benar dan menarik. Biasanya berita dapat dihabiskan ketika dibaca, tetapi kalau karya ilmiah jarang. Bahasa jurnalistik adalah karya seorang seniman, sedangkan karya ilmiah karya seorang ilmuwan. Wartawan disebut juga seniman, sedangkan ilmuwan dinamakan juga cendekiawan. Oleh karena itu, sebisa mungkin seorang wartawan menyampaikan beritanya secara menarik dengan tetap memperhatikan kaidah normatif. 

8. Demokratis 

Salah satu yang paling menonjol dalam bahasa jurnalistik adalah sifat demokratis. Demokratis dalam bahasa jurnalistik tidak mengenal pangkat, dudukan, jabatan, dan strata sosial. Seorang pers mesti mampu menempatkan pada posisi yang sama dan perlakuan yang sama oleh siapa pun. Misalnya, dalam berita dituliskan seorang petani berkata, maka seorang presiden pun mesti menggunakan kata berkata, tidak boleh menggunakan kata bersabda hanya karena ia mempunyai jabatan yang tinggi. Hal ini bertujuan untuk menghindari pengklasifikasian kedudukan strata sosial masyarakat, karena pers hadir untuk semua dan kepentingan bersama. 

9. Menggunakan kalimat aktif

Kalimat aktif lebih mudah dipahami dan lebih banyak disukai oleh khalayak pembaca. Kalimat aktif lebih memperjelas tingkat pemahaman dan memudahkan pengertian, sedangkan kalimat pasif cenderung bisa menyesatkan dan membingungkan tingkat pemahaman. Lagi-lagi ini penting diperhatikan seorang wartawan dan menjadi salah satu keahlian yang harus ditekuni. 

10. Menghindari kata atau istilah teknis

Mengingat berita ditujukan untuk masyarakat umum, maka bahasa jurnalistik harus jelas, sederhana, ringan dibaca, dan tidak membuat kepala berdenyut. Seperti dijelaskan di awal bahwa masyarakat kita sifatnya heterogen, maka wajib kiranya untuk menggunakan kata-kata yang umum. Contoh misalnya, istilah teknis seperti yang dipakai dalam ilmu kedokteran, mikrobiologi, dan lain sebagainya, pasti membingungkan orang-orang yang bukan ilmu kedokteran. Kalau pun harus menggunakan kata tersebut, maka harus diberikan penjelasan. 

11. Tunduk pada kaidah dan etika bahasa baku

Salah satu fungsi utama pers adalah edukasi, dan mendidik. Dengan begitu seorang wartawan harus bisa menyampaikan informasi dengan bahasa yang sopan dan tidak menggunakan kata-kata yang kurang ajar. Artinya seorang wartawan harus tunduk pada aturan yang sesuai dengan kaidah dan etika bahasa baku, termasuk etika dalam bahasa pers. 

Editor : Faiz

Gambar : Pexels