Sebagian besar kita pasti pernah merasakan putus cinta dan sebuah fase bernama patah hati. Fase dimana kita harus kehilangan seseorang yang kita sayangi, dan nggak bisa lagi membersamainya. Sebagai teman atau sahabat yang baik, orang-orang di sekitar kita pastinya akan menyarankan kita untuk segera bangkit dan move on.

Doktrin move on dengan berbagai alasan, dari mulai nggak baik untuk bersedih terlalu lama, lelaki macam dia tidak pantas ditangisi hingga perihal kesehatan mental kita, menjadi bahan mereka menasehati kita pasca putus cinta.

” Some of us think holding on makes us strong; but sometimes it is letting go.”– Hermann Hesse

Memang sih ada benarnya, tapi tetap saja, bagi sebagian orang akan sulit sekali untuk move on dan bangkit dari keterpurukan rasa sedih, mengingat banyak sekali kebahagiaan yang telah dilalui bersama. Nah, orang-orang ini biasanya ngetrend dengan sebutan Kaum Gamon atau Kaum Gagal Move on. Eits, tapi tenang, ternyata nggak selamanya sulit move on itu jadi sesuatu yang buruk. Setidaknya ada 3 alasan kenapa setelah putus cinta kita nggak harus buru-buru move on.

Sarana Intropeksi Diri

“Without proper self-evaluation, failure is inevitable.” — John Wooden

Alasan pertama kenapa kamu nggak harus buru-buru move on adalah karena di fase ini sebenarnya bisa kamu jadikan sebagai sarana kamu dalam mengintropeksi diri kamu sendiri. Kamu bisa mulai merenungi, kira-kira apa saja sifat yang ada dalam diri kamu yang harus kamu pertahakan untuk ke depannya, juga sifat apa saja yang seharusnya kamu buang jauh-jauh dari kehidupan kamu. Dimana sih sebenarnya letak kesalahan hingga akhirnya berakhir seperti ini?

Dengan begitu proses move on ini bakalan jadi sesuatu yang jauh lebih menyenangkan dan nggak menyiksa karena kamu fokus memperbaiki diri kamu sendiri, dan bukan sibuk menyalahkan orang lain atau pun keadaan. Karena proses ini mungkin sulit, maka sebagai bonusnya setelah kamu berhasil move on nanti, kamu akan lahir menjadi pribadi yang lebih baik dan akan berpikir berulang kali untuk mengulang kesalahan yang sama.

Waktu yang Tepat Mencintai Diri Sendiri

“You can’t truly love another without first loving you.” — Unknown

Alasan kedua adalah, fase ini merupakan waktu yang tepat bagi kamu untuk bisa mencintai diri kamu sendiri. Eits, ini bukan berarti sebelumnya kamu tidak mencintai diri kamu sendiri, tapi disini kamu akan memiliki extra waktu lebih untuk melakukannya. 

Ya, ada banyak sekali hal positif yang bisa kamu lakukan, kamu jadi punya banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang kamu cintai alias me time, entah pergi berlibur bersama teman, atau pun berada di rumah lebih lama.

Kamu juga bisa memulai memperhatikan kesehatan diri kamu, memperbaiki pola hidup, atau pun mulai menata keuangan. Pokoknya melakukan suatu hal yang bisa membawa kebahagiaan buatmu. Wah sungguh menyenangkan bukan? Karena ya, seperti kutipan di atas, kamu tidak akan bisa mencintai orang lain sebelum kamu benar-benar mencintai dirimu sendiri. Dicatat dan diingat ya!

Realisasi Rencana yang Tertunda

Alasan terakhir kenapa kamu nggak harus buru-buru move on adalah, kamu bisa merealisasikan segala rencana yang tertunda. Sebagai generasi muda pastinya kita memiliki banyak rencana untuk terus berkembang dan belajar. Nah, proses ini juga tepat untuk menjadi waktu kamu mulai menata lagi rencana yang ingin kamu capai. Entah itu ingin mendalami skill tertentu, meningkatkan wawasan sebanyak-banyak, atau memulai bisnis kecil-kecilan.

Nah, 3 hal di atas adalah alasan positif kenapa kamu nggak harus buru-buru move on. Semoga cukup melegakan perasaan kalian ya!