Setiap orang dewasa di dunia, tentulah pernah menjadi anak kecil.  Fase di mana dunia hanya sekadar bermain dan bersenang-senang belaka.  Tanpa ada beban pikiran dan ketakutan akan masa mendatang.  

Meminjam ungkapan Tulus dalam lagu tujuh belasnya yang cukup populer, rasa takut di masa anak-anak hanyalah ‘rasa takut yang tak pernah mengganggu’.  Rasa takut yang singgah sementara, bukan rasa takut yang membuat kita kesulitan tidur dan stres berkepanjangan.     

Namun, nyatanya tak semua anak merasakan masa kecil yang menyenangkan.  Banyak anak-anak malang yang kehilangan masa kecilnya karena berbagai macam faktor.  Entah itu peperangan, ditinggal orang tua sejak dini, ataupun anak yang ditakdirkan sebagai korban kekerasan orang tuanya sendiri.  

Contoh yang paling sederhana adalah masa kecil Naruto.  Masa kecil Naruto bukanlah gambaran masa kecil bahagia yang diisi dengan penuh canda tawa.  Lebih banyak kesedihan, penderitaan, mencari perhatian warga Desa Konoha, dan menghabiskan banyak waktu di ayunan.  

Kehilangan orang tua sejak dini dan dijadikan wadah monster ekor tujuh, Kyubi, membuat Naruto dijauhi warga desa dan lebih banyak menikmati hidupnya seorang diri.  Bahkan dalam beberapa kasus, kerap kali diperlihatkan Naruto kelaparan namun tak memiliki cukup uang di tangan sehingga tak bisa membeli makanan.  

Hmmm…cukup mencurigakan memang, mengingat ayah dari Naruto, Minato, merupakan seorang hokage yang cukup berjasa bagi masyarakat Desa Konoha.  Seharusnya Naruto, anak seorang hokage yang semasa hidupnya telah menjalankan berbagai macam misi di Desa Konoha mendapatkan harta warisan yang cukup besar dari orang tuanya.  

Lantas kemanakah semua harta warisan milik Naruto? Demi menjawab pertanyaan tersebut, terdapat beberapa asumsi yang telah saya pikirkan.  

  1. Hiruzen korupsi 

Di kalangan fans Naruto sendiri, Hiruzen, kakek tua yang merupakan hokage ketiga, kerap kali dijadikan tersangka utama dalam permasalahan satu ini.  Kata korupsi dan pemakan harta anak yatim disematkan pada Hiruzen oleh sebagian besar orang.  Meme-meme berkenaan dengan Hiruzen yang merusak masa kecil Naruto dapat dengan mudah ditemukan di Google dan berbagai macam media sosial.  

Awalnya jujur saja, saya kasihan pada Hiruzen, sudah tua, malah dijadikan tersangka yang memakan harta warisan Naruto pula, tapi semakin ke sini, saya semakin sadar, gerak-gerik Hiruzen memang memancing orang-orang untuk curiga.  

Tak dapat dipungkiri, dibanding masyarakat Desa Konoha lainnya, Hiruzen memang memperlakukan Naruto dengan baik, namun bersikap baik seperti itu saja menurut saya tak cukup. 

Hiruzen seharusnya menunjuk orang kepercayaannya untuk mengasuh Naruto kecil.  Seseorang yang akan merawat Naruto dan memberinya makanan bergizi yang layak.  Mengingat itulah yang Hiruzen katakan kepada Kushina, ibu dari Naruto, beberapa detik sebelum Kushina bertemu dengan ajalnya.  Bahwa Hiruzen akan menjaga Naruto dengan baik.  

Sayang, kata-katanya hanya sekedar omong-kosong belaka, jangankan mengasuhnya dengan baik, uang bulanan yang diberikan Hiruzen pun kerap kali dirasa kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Naruto.  Hal inilah yang menyebabkan saya dan sebagian besar fans Naruto beranggapan bahwa uang bulanan Naruto sedikit dikarenakan Hiruzen melakukan tindak pidana berupa korupsi.  

  1. Pembangunan Desa pasca Serangan Qyubi 

Setelah serangan Kyubi besar-besaran di Desa Konoha, banyak korban jiwa berjatuhan, anak-anak yang kehilangan orang tuanya, istri kehilangan suaminya, sebagian besar orang kehilangan teman terdekatnya. Bukan hanya korban jiwa saja, serangan Kyubi juga menghancurkan cukup banyak bangunan di Desa Konoha, menyisakan trauma besar di hati masyarakat desa.  

Untuk menutup kerugian besar yang diakibatkan serangan Kyubi ini, bisa saja harta milik Minato dijadikan dana pembangunan desa. Anak-anak yang kehilangan orang tua diberi santunan, bangunan-bangunan yang hancur didirikan kembali, menggaji tenaga kesehatan yang perlu bekerja ekstra untuk mengobati orang-orang terluka.  Semua itu dibayar dengan sumber dana berupa harta warisan Naruto yang kini sudah menjadi bagian dari kas Desa Konoha.  

  1. Gaji Hokage yang Tak Cukup Besar

Dugaan lain yang cukup masuk akal mengapa Naruto kecil hidup menderita adalah gaji Minato selaku hokage yang tak cukup besar untuk memenuhi kebutuhan Naruto.  Dengan gaji yang pas-pasan, tentu saja Minato tak bisa meninggalkan harta warisan yang besar pada Naruto.

Alhasil, sebelum Naruto mampu mencari uang sendiri dan cukup mumpuni menjalankan misi (sumber penghasilan ninja), harta warisan tersebut dihemat sedemikian rupa agar mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari Naruto dalam kurun waktu bertahun-tahun lamanya. 

  1. Harta yang Hancur

Serangan Kyubi menyebabkan kekacauan di berbagai aspek, bisa saja harta yang disimpan oleh Minato turut hancur bersama hancurnya bangunan-bangunan lainnya di Desa Konoha.  Entah itu terbakar, terkubur, dimakan rayap atau hancur lebur sehingga harta tersebut tak lagi bernilai. 

Kiranya itulah beberapa dugaan saya mengapa masa Naruto kecil cenderung miskin dan sulit membeli makanan. Tentulah itu hanya sekedar asumsi belaka.  Pikiran random saya ketika sedang merenung dan dilanda kegabutan.  Yang paling tahu sudah pasti Tuhan yang menciptakan universe Naruto, Masashi Kishimoto, sang mangaka legendaris yang memperindah masa kecil banyak anak di Indonesia. 

Editor: Bunga

Gambar: