Ada dua pertimbangan orang tua membawa serta anaknya yang masih balita alias tidak lebih dari lima tahun ikut berkendara. Pertama, karena tidak ada yang menjaga anaknya saat ditinggal. Kedua, secara sengaja ingin mengajak anak melihat lingkungan sekitar. Alasan kedua ini kerap saya jumpai. Biasanya momen orang tua memperkenalkan anak kepada dunia sembari berkendara terjadi saat pagi dan sore untuk menghindari terik matahari.

Berkat kebiasaan orang tua tersebut saya mulai mengamati gaya andalan mereka dan berhasil meringkasnya. Tak cukup di situ, saya juga tergelitik menebak-nebak alasan pemilihan posisinya. Namun apakah hal ini memang khas daerah saya atau juga terjadi di lingkungan lain, saya kurang tahu. Yang pasti, jangan kaget jika gaya dan alasan yang akan saya paparkan nanti beraneka ragam dan sulit dinalar. Tidak perlu kelamaan, berikut penjelasannya.

1. Gaya Apit: Mendudukkan Anak di antara Kaki Pengendara

Gaya pertama ini biasanya dilakukan orang tua yang memakai motor matic. Dengan ruang yang dirasa tidak terlalu sempit untuk anak duduk atau jongkok di depan, orang tua (untuk selanjutnya disebut pengendara) menjamin keamanan anaknya hanya dengan kedua kaki yang mengapit sisi kanan kiri anak. Agar bisa memaklumi alasannya, coba bayangkan posisinya terlebih dahulu.

Setelah melihat gaya ini berulang kali, saya menemukan beberapa alasan yang membikin pengendara memilihnya. Pertama, dengan gaya apit ini pengendara tidak perlu kerepotan memegangi anak dengan satu tangan sementara tangan lainnya berkendara. Kedua, anak terhindar dari terpaan angin yang langsung menghunus badan depannya dan anti kelilipan. Ketiga, si kecil bisa duduk dengan nyaman meskipun lesehan. Cukup praktis bukan?

2. Gaya superman: Berdiri di Belakang Pengendara

Saya memberi nama gaya kedua ini dengan superman karena posisinya mirip dengan superhero dengan lambang huruf “S” tersebut terbang. Bedanya, jika superman terbang dan salah satu tangannya terangkat, gaya kali ini dilakukan sambil berdiri. Balita bisa saja berpegangan pada kedua pundak pengendara, dan cukup sering juga mengangkat salah satu atau kedua tangannya bagaikan hero. Jangan lupa rambutnya yang turut terbawa angin juga.

Melihat penampakan gaya ini, saya merasa orang tua memosisikan anaknya demikian karena mereka ingin buah hatinya merasakan kebebasan. Setidaknya anak mendapatkan angin segar dan melihat dunia di depannya tanpa penghalang. Namun alasan yang paling saya curigai yaitu karena jok motor terlalu sempit untuk membonceng istri dan anaknya sekaligus, akhirnya si ibu memilih gaya superman. Tak apa menahan anak berdiri, yang penting jok agak longgar.

3. Gaya Menyamping: Duduk di Pangkuan Ibu dan Menghadap Sisi Kiri Jalan

Sejauh pengamatan saya, gaya menyamping ini selalu dilakukan oleh ibu-ibu. Alih-alih membuat anaknya duduk dengan aman dan nyaman di antara ayah dan ibunya, ibu dengan bakat gaya menyamping justru mendudukkan si kecil di pahanya sehingga anak menghadap sisi kiri jalan. Bisa diibaratkan posisi ini seperti ibu yang membonceng dan membawa tas belanja.

Cukup lama saya mencari alasan yang paling pas untuk memilih gaya ini, namun sampai sekarang hanya ada satu saja: bakat terpendam. Maksudnya, tangan dan paha kiri ibu terlalu kuat hingga sepanjang perjalanan bisa bertahan dalam posisi demikian. Entah balita-nya akan tersenggol sesuatu dari samping atau (amit-amit) si ibu kaget dan reflek pegangan ke anaknya terlepas, itu urusan belakangan. Yang penting yakin!

Itulah beberapa gaya dan alasan yang berhasil saya klasifikasikan. Jika pengendara sebagai pelaku gaya tersebut merasa aman, saya (masih berusaha) memakluminya. Namun jujur saja, sebagai pengamat, kami yang melihatnya cukup ngeri. Apalah gunanya dibikin kursi khusus balita untuk berkendara, tambahan kaca bagian depan motor, serta gendongan yang dijamin aman dan senyaman mungkin jika pengendara masih memilih langkah ekstrem. Sia-sia saja gagasan brilian tersebut. Hhhhh!!