Membahas persoalan gender dan seks seperti tidak ada habisnya dan selalu menjadi pembahasan yang menarik. Nah sebenarnya apa perbedaan gender dan seks? Memangnya beda? Kalau beda, apa bedanya? Bukannya sama-sama memiliki artian umum jenis kelamin? Berikut pemaparan seputar perbedaan gender dan seks secara garis besar:

1. Seks merupakan faktor biologis dan qodrati untuk membedakan laki-laki dan perempuan.

Sedangkan gender merupakan konstruksi sosial yang meliputi status, sifat, peran, maupun tanggung jawab laki-laki dan perempuan sehingga bersifat relatif. Misalnya, secara seks laki-laki memiliki penis dan perempuan memiliki vagina sedangkan secara gender laki-laki bertugas mencari nafkah dan perempuan memasak di rumah.

2. Setiap masyarakat memiliki kualifikasi yang sama terhadap seks.

Sedangkan perbedaan gender dibangun oleh masyarakat yang dilekatkan terhadap identitas seseorang sehingga setiap kelompok masyarakat sosial bisa memiliki kualifikasi gender yang berbeda-beda.

3. Seks tidak dapat memaksakan peran perempuan sebagai laki-laki dan peran laki-laki sebagai perempuan.

Misal, laki-laki memproduksi sperma dan perempuan mengandung sel induk. Sedangkan gender sering digunakan sebagai pembagian kerja yang “dianggap tepat” bagi laki-laki maupun perempuan sesuai dengan harapan masyarakat. Konsep gender seperti inilah yang kemudian melahirkan bipolarisitas sifat (maskulin dan feminin), peran (domestik dan publik), dan posisi (inferior dan superior) sehingga sangat berpotensi menimbulkan berbagai bentuk diskriminasi berbasis gender.

Oleh karena itu, dari tiga pemaparan perbedaan antara seks dan gender diatas dapat disimpulkan bahwa konsep gender dapat berubah atau tidak permanen. Bersifat relatif, kontekstual, kondisional (maksudnya dapat dilekatkan atau diperankan oleh laki-laki maupun perempuan) dan bergantung pada tempat, waktu, kondisi dan berbagai aspek lainnya sehingga konstruk gender di wilayah Indonesia dapat berbeda-beda, berkaitan erat dengan budaya lokal, budaya material, dan berbagai norma yang ada (bersifat lokalitas).

Sedangkan aspek seks bersifat biologis dan memiliki dua klasifikasi. Misalnya pada laki-laki dari aspek biologis primer memiliki penis dan kemampuan memproduksi sperma. Kemudian dari aspek biologis sekunder memiliki jakun, kumis, dsb.

Perbedaan seks dan gender tersebut membuat sebuah kerangka kerja teoritis untuk mengungkap berbagai bentuk relasi sosial antara laki-laki dan perempuan sehingga dapat memunculkan khazanah pengetahuan baru.

Penulis: Fadhlinaa A.

Ilustrator: Ni’mal Maula