Sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, saya di kelilingi oleh orang-orang yang pandai maupun yang masih belajar Bahasa Inggris dengan berbagai logat yang ada. Ini tentu merupakan keuntungan bagi saya karena mempunyai lingkungan yang dapat membantu saya dalam meningkatkan dan mempertahankan kemampuan berbahasa inggris saya.
Namun, ada satu hal yang membuat saya resah dari teman-teman saya. Beberapa di antara mereka mencoba untuk meniru accent atau logat dari negara native speaker (penutur Bahasa Inggris asli), contohnya Amerika Serikat yang kita kenal dengan American accent-nya dan Inggris dengan British accent-nya.
Tidak salah juga sebenarnya menirukan accent negara lain, tetapi yang selalu saya pertanyakan “Tujuannya apa meniru accent lain?” Kalau tujuannya hanya untuk terlihat keren, mungkin saja kamu akan terlihat keren berbahasa Inggris dengan British atau American accent di hadapan orang Indonesia atau non-native speaker. Akan tetapi, kalau di hadapan native speaker, saya kurang yakin karena dari apa yang saya tahu, mereka tidak begitu tertarik dengan accent yang kamu gunakan melainkan mereka lebih tertarik dengan apa yang kamu bicarakan.
Memang ada orang-orang yang bisa meniru accent-nya native speaker dengan sangat bagus, sebut saja Kristo Immanuel, Fathia Izzati, dan Andhika Wira atau yang kita kenal dengan Skinnyfabs. Dua di antara mereka bahkan bisa menirukan berbagai accent dari berbagai negara, tetapi orang-orang dengan kemampuan seperti mereka sangat jarang ditemui.
Jadi kalau kamu tidak punya kemampuan itu lebih baik tidak usah meniru accent negara lain. Alih-alih terdengar keren, malahan bakal terdengar aneh di hadapan native speaker.
Accent/Logat itu Identitas
Indonesia ini kaya. Kita juga punya banyak accent atau logat kok. Salah satu contohnya adalah logat jawa atau Javanese accent. Saya sekarang sedang berkuliah di kota Malang dan mayoritas teman saya di Malang adalah orang jawa. Barang tentu, mereka punya logat jawa yang sangat kental tatkala berbicara baik dalam Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Inggris.
Sayangnya, ada beberapa teman saya yang malu menggunakan Javanese accent mereka ketika berbahasa Inggris. Padahal, logat itu adalah identitas. Ketika mereka malu bahkan sampai ingin merubah accent mereka, artinya mereka tidak bangga dengan identitas mereka sebagai orang jawa.
Kita bisa lihat banyak orang India dengan Indian accent mereka, orang Arab dengan Arabic accent mereka, atau orang Tiongkok dengan Chinese accent mereka. Mereka tanpa malu menggunakan accent mereka ketika berbahasa Inggris. Ketika mereka berbicara pun orang lain bisa mengerti apa yang mereka bicarakan. Selain itu, dari accent mereka orang bisa tahu dari negara mana mereka berasal, seperti yang saya katakana sebelumnya, accent adalah identitas. Masih malukah menggunakan accent sendiri?
Jadi intinya, accent itu tidak begitu penting dalam berbahasa Inggris. Selama pronunciation-mu (pengucapan) bagus, selama orang mengerti apa yang kamu bicarakan, tidak apa-apa untuk menggunakan Indonesian atau Javanese accent. Itu lebih keren daripada meniru accent lain. Berbanggalah dengan identitas sendiri.
Kalaupun kamu ingin meniru accent dari negara lain, pastikan tujuannya bukan untuk merubah accent asli kamu. Di Youtube sendiri, banyak loh youtuber yang meniru accent dari berbagai negara dengan tujuan entertaining atau hiburan. Accent-accent yang mereka tiru itu, tentu tidak mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari ketika berbahasa inggris.
Comments