“Bagaimana cara self-healing (menyembuhkan luka-luka batin)?”
Di antara kita terutama anak muda pasti pernah mengalami sedih berkepanjangan atau traumatis karena gagal dalam suatu hal, putus cinta, kecewa berat, overthinking, sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, memendam amarah yang tak bisa diungkapkan, menyalahkan diri sendiri atau masalah-masalah lainnya?
Perasaan-perasaan tersebut dapat membuat batin kita terluka. Ternyata, bukan hanya fisik saja yang bisa terluka, namun batin pun dapat demikian jika kita tak sengaja membuat sayatan. Lalu, yang menjadi pertanyaannya adalah apakah luka batin tersebut bisa sembuh dengan sendirinya?
Tentu bisa. Kita tak perlu repot-repot datang ke psikologi klinik untuk mengatasi hal ini. Cukup dengan upaya diri sendiri, masalah ini bisa terselesaikan. Wah, menarik sekali! Bagaimana caranya agar diri sendiri bisa menyembuhkan luka-luka batin tersebut secara total?
Self-Healing dan Caranya
Mungkin sebagian dari kita pernah atau bahkan sering mendengar istilah tersebut, terutama anak psikologi, nih. Apa sih istilah Self-Healing itu?
Self-Healing adalah suatu proses pemulihan yang umumnya terjadi akibat dari gangguan psikologis, trauma dan semacamnya karena adanya luka batin masa lalu yang diakibatkan oleh diri sendiri atau orang lain.
Secara lengkapnya, menurut ilmu psikologi, Self-Healing adalah proses penyembuhan yang hanya melibatkan diri sendiri untuk bangkit dari penderitaan yang pernah dialami dan memulihkan diri dari luka batin.
Tujuan dari Self-Healing adalah untuk memahami diri sendiri, menerima ketidaksempurnaan karena manusia memang tak ada yang sempurna (kecuali Nabi Muhammad), juga membentuk pikiran positif dari semua yang telah terjadi.
Nah, nanti semisal kita berhasil melakukan Self-Healing ini, maka kita akan menjadi pribadi yang lebih tegar dalam menghadapi segala kesulitan, cobaan, kegagalan, trauma, bahkan jatuh berkali-kali dengan upaya untuk selalu bangkit.
Bagaimana caranya melakukan Self-Healing dengan benar?
Cara Self-healing Melalui Self-acceptance
Langkah yang pertama ini memang terkesan susah-susah gampang, deh. Faktanya, kita tidak pernah merasa puas dengan potensi yang ada dalam diri kita. Alih-alih ingin menjadi orang lain dengan beranggapan bahwa orang lain lebih hebat dari kita. Otomatis hal ini dapat menimbulkan insecure terhadap diri sendiri.
So, mulai sekarang, luangkan waktu untuk belajar menerima diri kita sendiri. Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang kita miliki, dengan kegagalan dan kesalahan masa lalu kita. Harapannya, setelah kita melakukannya, kita dapat menjadi diri sendiri yang lebih baik. Bahkan dapat menerima segala kekurangan yang ada dalam diri.
Berdamai dengan Kenyataan yang Ada
Langkah kedua ini sama-sama terkesan berat dengan langkah sebelumnya. Berdasarkan pengalaman penulis, seseorang yang memiliki kenangan akan mengakibatkan luka di hatinya cenderung merasa sangat sulit untuk melupakannya. Bahkan seringkali kenangan tersebut menghantui pikiran dan perasaan kita sewaktu-waktu.
Ya, setiap orang berhak marah dan kesal terhadap kejadian yang tak diinginkannya. So, mulai sekarang, berdamailah dengan keadaan walau pahit dirasa, karena jika kita tidak berdamai dengan keadaan, maka apakah keadaan yang akan mendamaikan kita? Sangat sulit untuk itu!
Me Time
Langkah ketiga ini sedikit terkesan lebih rileks, deh. Jika dirasa masih ada yang menyesakkan atau mengganjal di dada, cobalah untuk melakukan me time. Bisa dengan melakukan segala hal yang disukai, berlibur di suatu tempat atau hanya sekedar merilekskan diri di suatu tempat yang tenang dan damai.
Cara Self-Healing ini dianggap sangat ampuh dalam mengatasi berbagai luka-luka yang ada di batin dengan menanamkan pada pikiran bahwa sesakit atau sekelam masa lalu itu, kita masih berhak memilih untuk bahagia.
Jadikan Penyesalan sebagai Kekuatan
Langkah yang keempat ini tergolong sebagai motivasi diri. Setiap orang yang mengalami kegagalan akan berdampak negatif pada penderitanya. Oleh karena itu, jadikan masa lalu atau penyesalan sebagai guru mendewasakan diri. Bahkan, kita juga bisa menggunakan penyesalan atau masa lalu menjadi kekuatan di masa depan. Tanamkan juga dalam pikiran, kegagalan merupakan hal wajar di kehidupan seseorang. Yang perlu dilakukan hanyalah belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama di masa mendatang.
Tempatkan Masa Lalu pada Tempatnya
Langkah yang kelima ini cenderung sebuah perintah bagi diri. Kalau di jalan-jalan biasanya kita melihat tulisan “Buanglah sampah pada tempatnya.” Maka sebenarnya yang betul adalah “Letakkan sesuatu pada tempatnya.”
Mari mulai sekarang tanamkan pada hati untuk selalu berjalan pada tempatnya, tidak tergiur dengan segala keindahan yang membuatnya goyah. Juga tempatkan masa lalu pada tempatnya, karena masa lalu bukan untuk terus disesali di masa depan, namun untuk diambil pelajaran berharganya.
So, sudah siapkah kita untuk merapikan hati dari segala luka-luka batin dan belenggu-belenggu sang masa lalu dengan beberapa langkah di atas?
Comments