Apakah kalian sudah mengenal apa itu istidraj? Banyak dari kita yang tidak dapat membedakan bahkan tidak menyadari kalau kita sedang menerima istidraj.

Sebagai seorang muslim yang beriman, kita jangan sampai terkena hal tersebut. Meski tujuannya memang agar kita sadar, tetapi dengan adanya istidraj banyak orang yang malah terlena.

Apa sih istidraj itu? Istidraj menurut bahasa berarti naik dari satu tingkat ke tingkat yang selanjutnya.

Istidraj juga dapat berarti hukuman dari Allah kepada hambanya yang diberikan sedikit demi sedikit dan tidak secara langsung.

Orang yang menerima istidraj akan mendapat berbagai kenikmatan yang dapat membuatnya melupakan Allah yang telah memberikan kenikmatan tersebut.

Memang sangat menyenangkan, namun ini adalah bentuk hukuman dari Allah kepada orang-orang yang sesat. Orang yang sudah diberikan peringatan namun masih saja berbuat maksiat.

Orang-orang tersebut misalnya seperti seorang pejabat yang menikmati hasil korupsinya, orang yang menikmati hari bersama pasangan yang belum muhrim, dan masih banyak lagi.

Hingga orang tersebut sampai lalai dengan posisinya sebagai seorang hamba yang seharusnya menyembah dan menyadari bahwa seluruh nikmatnya berasal dari Allah SWT.

Ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang istidraj diantaranya:

فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَآ أُوتُوٓا۟ أَخَذْنَٰهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُو

Artinya: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (Qs Al-An’am: 44).

Jangan sampai kita lalai akan nikmat yang telah diberikan, semoga terhindar dari istidraj.

Ada beberapa ciri-ciri prilaku Istidraj yang harus kalian ketahui, yaitu:

1. Nikmat yang Bertambah, namun Keimanan Menurun

Salah satu ciri yang pertama yaitu nikmat yang diterima bertambah namun keimanan orang tersebut menurun.

Hal ini dikarenakan orang tersebut melakukan kegiatan atau pekerjaannya tidak diiringi dengan beribadah atau mengingat Allah, atau bisa saja ia telah beribadah dan berdoa namun saat hasil yang diharapkan tercapai, ia lupa akan siapa yang telah memberinya nikmat tersebut.

2. Mendapatkan Nikmat yang Banyak dan Terus Menerus Meski Sering Bermaksiat

Ciri kedua adalah seringnya bermaksiat namun tetap mendapat kenikmatan dalam kehidupannya. Misalnya orang yang telah melakukan korupsi, ia memiliki kehidupan yang mewah dan tetap bertambah hartanya jika belum ketahuan.

Meski ia berbuat maksiat, sang korputor tersebut masih hidup enak. Inilah salah satu ciri orang yang tersesat. Allah tidak secara langsung memberi hukuman kepada mereka. Sebagaimana Firman Allah:

فَذَرْنِيْ وَمَنْ يُّكَذِّبُ بِهٰذَا الْحَدِيْثِۗ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَۙ

Artinya: Maka serahkanlah kepada-Ku (urusannya) dan orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Qur’an). Kelak akan Kami hukum mereka berangsur-angsur dari arah yang tidak mereka ketahui. (Al-Qalam: 44).

3. Rezeki Bertambah Meski Lalai Beribadah

Beribadah tidak dengan niat yang ikhlas dan tidak mengharap ridhoNya, namun masih diberi rezeki yang berlimpah.

Banyak orang yang disibukkan dengan pekerjaannya dalam mencari harta dunia hingga melupakan kewajiban dalam beribadah.

4. Semakin Kaya namun Kikir

Semakin kaya bukannya semakin sadar bahwa harta yang dimiliki adalah milik Allah SWT. Orang yang terkena istidraj lebih menyayangi harta mereka dan menganggap bahwa ia tidak perlu berbagi. Sebuah sifat yang sungguh tercela.

Jika kita merasa enak dalam menjalani hidup, rezeki lancar, tidak ada kendala apapun, lebih baik berhati-hati karena bisa jadi itu bentuk istidraj yang diberikan Allah kepada kita.

Semoga kita seantiasa berada di jalan yang lurus dan menjadi hamba yang sholeh sholihah. Aamiin.

Editor: Lail

Gambar: Pexels