Potong rambut atau cukur merupakan sesuatu yang dilematis bagi kebanyakan pria, terutama mereka yang berambut gondrong. Di satu sisi ingin cukur dikarenakan rambut yang terlalu panjang bikin ribet, belum lagi omongan dari orang-orang sekitar “Yang rapi dong rambutnya, nggak pantas kamu itu gondrong.” Begitulah nyinyiran dari orang di sekitarnya. Namun, di sisi lain, sangat disayangkan, memanjangkan rambut memerlukan waktu yang lama sedangkan memotong rambut itu waktunya tidak begitu lama untuk dieksekusi.
Butuh Tekad Kuat untuk Potong Rambut
Untuk memotong rambut itu butuh tekad yang kuat, sekuat baja. Memikirkan apakah akan potong rambut atau tidak, itu sudah jauh-jauh hari. Kadang kala sering terjadi, niatnya mau cukur besok, tetapi keesokan harinya berubah pikiran “Sayang yah, kalau cukur, lebih baik minggu depan aja.” Dan minggu depannya lagi berubah pikiran, begitu seterusnya.
Mereka yang berhasil memantapkan diri untuk cukur, juga ketika berjalan menuju tempat cukur mengalami sebuah rasa kemalasan, yaitu berupa langkah kaki yang begitu berat. Tidak hanya cukup sampai di situ saja, ketika tukang cukur mulai mencukur rambut kita, akan terbayang bagaimana rambut tersebut membersamai kapan pun dan di mana pun.
Belum lagi, bagaimana proses merawatnya sehingga begitu hitam, dan lebat. Kalau tidak malu kepada tukang cukur dan para orang yang sedang menunggu giliran cukur, sudah pasti kita menangis sesenggukan, dan akan memungut rambut kita yang berserakan, kemudian menyimpannya.
Ujian bukan hanya sampai di situ, orang-orang yang dulu nyinyirin rambut gondrong kita, dan tersenyum dengan bangga, seperti dapat rejeki nomplok. Bukan berarti dengan rambut kita sudah cukur mereka diam, justru mereka tetap sama nyinyir “Kok cukur sih, padahal kamu itu ganteng kalau rambutnya panjang, lebih macho dan cool.”
Tentunya hal tersebut membuat kita menyesal sekaligus terpuruk karena memilih untuk mencukur rambut. Sehingga ke depannya kita memutuskan akan memenangkan rambut, dan berjanji tidak akan cukur. Namun, nyinyiran tersebut kembali terjadi, dan proses di atas kembali terjadi. Mungkin kalau Dilan berambut gondrong, ia akan berkata “Gondrong itu berat, biar aku saja, kamu tidak akan kuat.”
Editor: Nirwansyah
Ilustrasi: PNGWing
Comments