Di tengah pandemi yang senantiasa membuat manusia kian ketar-ketir, Spanyol melakukan sebuah penelitian yang mengesankan. Banyak kalangan yang mulai berspekulasi bahwa pandemi covid-19 ini akan berlanjut sepanjang hidup manusia nanti. Namun, penelitian yang dilakukan tersebut memberikan fakta yang mencengangkan di mana tidak ada tanda fisik terinfeksi tingkat tinggi dari sekian banyak orang yang menghadiri konser yang digelar di Barcelona itu. Konser ini adalah yang terbesar di Eropa semenjak virus corona menyerang.
Sebelum mengikuti konser eksperimen, para penonton terlebih dahulu melakukan tes covid-19 dan dinyatakan negatif. Ketentuan yang diberlakukan pada saat itu yakni menggunakan masker tapi tidak menerapkan jarak sosial (social distancing). Pihak dari Spanyol sendiri membiarkan pertunjukan itu terus berlanjut sebagai bagian dari eksperimen penelitian. Menurut Josep Maria Llibre, seorang spesialis penyakit menular, dalam konferensi pers yang dikutip dari BBC menyatakan bahwa tidak ada tanda penularan selama acara tersebut berlangsung. Jumlah sebesar 5.000 bukanlah jumlah yang sedikit untuk sebuah konser. Penelitian ini pun menjawab pertanyaan bagaimana cara menggelar acara umum yang aman.
Sekarang mari kita tarik ke Negara Indonesia yang saat ini banyak masyarakatnya dilema dengan keputusan pemerintah tentang aturan larangan mudik. Fakta telah mengungkapkan bahwa melakukan aktivitas di tempat umum beramai-ramai bahkan berdempetan fisik tidak menularkan virus corona. Akankah penelitian ini membukakan pintu diizinkannya mudik tahun ini? Ketidaksetujuan masyarakat bukan hanya karena tidak dapat bertemu dengan keluarga. Namun, pusat perbelanjaan, traveling para artis, hingga pernikahan besar boleh dilaksanakan, bahkan turut dihadiri para petinggi negeri. Sedangkan untuk berkumpul dengan keluarga tidak boleh. Ibarat mencoba untuk memutus tali silaturrahmi.
Entah sampai di mana penelitian tentang virus corona di Indonesia sehingga belum juga ada titik terang. Mungkin saja hanya negara-negara maju yang tidak dipermainkan oleh virus yang satu ini. Layaknya benang yang bertaut, negara berkembang seperti Indonesia cukup menunggu kabar kapan harus mengekor negara lainnya. Terlepas dari itu semua, banyak hal yang menjadi sia-sia selama pandemi ini berlangsung. Semoga pengorbanan para pedagang kaki lima, tukang ojek pengkol, supir truk, guru, buruh, hingga pengusaha besar yang tidak pulang untuk keluarga di tahun ini tidak menjadi salah satu yang sia-sia.
Comments