Segelintir orang berpandangan bahwa kami berperangai aneh, layaknya manusia yang tidak memiliki ruang secara penuh untuk menguasai diri. Kerap kali rasa ini memperkeruh hidup dengan kecemasan yang tak henti. Dengan sepenuh hati, tulisan ini diperuntukkan kepada diri para penyintas  Gerd Anxiety (anxiety disorder). Kegelisahan yang pernah utuh menyelimuti diri ini dituangkan melalui tulisan dengan harapan dapat membantu dan saling menguatkan untuk sembuh serta lebih menghargai makna pada setiap detik kehidupan. Perjuangan untuk survive menenangi diri sendiri memang tidaklah mudah, terlebih ketika kita telah terbelenggu oleh asumsi orang lain yang seakan-akan mendiagnosa penyakit yang ada dalam diri kita. Layaknya sampah, kegelisahan batin dalam diri bukanlah untuk dipupuk dalam-dalam sampai pada akhirnya akan memperkeruh keadaan sehingga jiwa semakin terpuruk. Hal ini sangat berpengaruh pada entitas diri para penyintas anxiety karena gangguan ini perlu dan harus dilawan sampai akhirnya kita menerima dan menjadikannya sahabat dalam kehidupan kita. 

Anxiety (panic attack) merupakan rasa yang berkaitan dengan asam lambung naik yang biasa dikenal dengan sebutan gerd. Gerd adalah kependekan dari gastroesophageal reflux disease (asam lambung naik) yang jelas berbeda dengan maag. Gerd merupakan naiknya asam lambung sampai esophagus sedangkan yang dirasakan pada maag hanya di lambung saja. Yang dirasakan ketika gerd kambuh adalah rasa terbakar di bagian dada, seringnya sendawa, rapid heart rate (jantung berdebar), perut kembung, sedikit terasa sesak, bahkan rasa tidak nyaman pada bagian punggung. Mulanya, anxiety muncul karena efek dari gerd yang kambuh sehingga sangat berpengaruh dengan gangguan psikis seseorang. Gerd dan anxiety ini saling berhubungan dan diibaratkan seperti lingkaran setan yang apabila gerd kambuh maka akan muncul panic attack, begitupun jika panic attack muncul maka gerd akan kambuh, ya it’s amazing gerd. 

Sebelum mengidap gerd anxiety, tentu kita belum memahami apa-apa sehingga mudah untuk mendiagnosa bahwa ini adalah penyakit berbahaya. Nyatanya perlahan gerd dapat membaik dengan cara menjaga pola makan dan pola hidup sehat. Sedangkan anxiety sendiri dapat membaik dengan habitus pola pikir yang positif, semua ini tergantung bagaimana pengelolaan diri dan cara mengatur mindset kita. Relaksasi, management stress, pengalihan pikiran, bahkan pentingnya support system merupakan beberapa penanganan yang penting saat mengalami mental illness. Jika sedang mengalami gerd anxiety, disarankan untuk tidak meminta pendapat dan saran kepada seseorang yang tidak memahami konteks ini karena akan berpengaruh pada pikiran akibat asumsi yang diberikan karena setiap orang mempunyai struggle pada mentalnya masing-masing. Seiring berjalannya waktu sebagai penderita gerd anxiety, kita akan mengerti, terbiasa, dan banyak belajar karena hal ini merupakan sebuah ilmu yang sebelumnya belum pernah kita temukan. Dengan ilmu yang telah diperoleh ini, maka ketika kambuh kita dapat manage mindset dengan baik dan paham bagaimana penanganan utamanya. Upaya penanganan yang dapat dilakukan sebagai berikut.

  1. Minum air hangat bukan air panas. Karena air hangat dapat menurunkan asam pada lambung. Jika perlu tambahkan dengan madu atau minum air kelapa hijau untuk memudahkan proses sendawa.
  2. Menggunakan relaxing oil untuk meredakan sensasi yang dirasakan.
  3. Distraksi pikiran dengan mengatur napas, melihat keadaan sekitar, berdo’a dan dzikir. Sugestikan dalam diri kita akan sembuh sehingga akan menurunkan asam lambung dan usahakan untuk tidak ketergantungan dengan obat.

Selanjutnya beberapa tips yang dapat dilakukan agar gerd tidak mudah kambuh yakni sebagai berikut.

  1. Harus dan selalu menjaga pola makan dengan teratur. Dengan menghindari makanan trigger seperti berlemak, kafein, dairy (susu, coklat, keju), pedas, asam dan lain sebagainya. 
  2. Mendekatkan diri kepada Tuhan, hal ini menjadi poin utama karena sangat berpengaruh untuk konsep diri agar menemukan jalan terbaik dengan penekanan agama sehingga dapat menenangkan hati dan pikiran. 
  3. Makan teratur dengan porsi kecil namun sering. Penderita gerd tidak dapat makan terlalu banyak dalam satu waktu melainkan disarankan makan setiap 3 jam sekali. Jika tidak berkesempatan untuk makan makanan berat, maka selalu siapkan biskuit di dalam tas untuk mengganjal sehingga perut tidak kosong.
  4. Mengkombinasi kegiatan untuk menghindari kejenuhan dan mengenali diri sendiri serta verbalisasi yakni mengungkapkan atau mengkomunikasikan apa yang sedang dirasakan dengan orang terpercaya (expecially orang tua).
  5. Olahraga teratur.
  6. Hindari stress berlebihan, perbanyak pikiran positif dan melakukan hal-hal yang menyenangkan. Penderita gerd sangat berpengaruh jika mengalami overthinking maka hindari untuk membandingkan diri dengan orang lain. 

It’s ok not to be ok. Disaat kita merasa lemah akui saja memang kita sedang berada di titik itu. Memaksakan diri untuk selalu kuat adalah hal yang dapat menyiksa diri. Menangis sampai dirasa cukup dan tenang, terima emosi yang kita rasakan karena validasi our own feelings memang sebuah proses yang perlu dirasakan, dimaknai dan diterima tapi setelah itu in syaa Allah kita akan menghadapi hidup dengan lebih bijak. Terkadang sesuatu yang instan merupakan alasan kita untuk melupakan proses sedangkan proses inilah yang akan membentuk dan membangun diri untuk menjadi lebih baik. Menjadi manusia layaknya bunga, setiap bunga memiliki waktu untuk mekarnya masing-masing bahkan setelah diinjak sekalipun ia tetap tumbuh untuk memancarkan keindahannya, bersyukur dan berterima kasih pada diri sendiri.