Katla merupakan permainan kata berbasis web yang diadaptasi dengan permainan sejenis bernama Wordle. Namun, Katla menggunakan bahasa Indonesia dan KBBI dijadikan acuannya. Cara bermainnya sama persis. Jadi, ada satu kata rahasia yang harus ditebak dalam enam kali kesempatan. Yang membuat asik dan nagih adalah permainan ini hanya bisa dimainkan sekali dalam sehari, kalau sudah kalah pemain harus mencoba lagi esok harinya. Oiya, kata yang ditebak juga dibatasi hanya kata yang berjumlah lima huruf saja bikin permainan ini makin bikin saya penasaran.

Saya adalah salah satu Katla addict karena sampai tulisan ini dikirim, ternyata saya sudah 100 kali main Katla. Untuk merayakannya, saya akan bagikan apa yang terjadi setelah 100 kali main Katla.

Belajar kata baru 

Jumlah kata (lema) dalam KBBI versi terbaru sudah mencapai lebih dari 100.000 banyaknya. Untuk mempelajari seluruh kata yang ada di dalam KBBI pasti membutuhkan waktu yang lama dan tidak semua orang punya rasa tertarik untuk dengan sengaja mempelajari kata yang ada di dalam KBBI. Nah, main Katla ini jadi membuat saya menemukan lebih banyak kata baru loh. Beberapa di antaranya adalah : kata “bokeo” yang artinya gelar raja pada zaman Kerajaan Konawe dan Mekongga, ada “duvet” yang artinya penutup kasur tebal berupa kantong tipis berisi bahan kain sebagai penghangat, ada juga kata  “lantip” yang artinya berotak cemerlang atau cerdas.

Selain itu, saya juga menemukan kalau ternyata ada beberapa bahasa daerah yang sudah diserap dan masuk ke dalam KBBI. Dari Katla, saya menemukan kalau “mambu” yang kalau di bahasa Jawa artinya bau itu sudah masuk ke dalam KBBI. 

Konsistensi yang menyenangkan 

Katla ini termasuk tipe game yang saya suka, permainannya sederhana karena jenis kompetisinya tidak seperti Mobile Legend yang buat saya terlalu rumit, tapi juga bukan game yang bisa dianggap mudah. Kalau tidak punya koleksi kata bahasa Indonesia yang banyak, pasti bingung banget buat menebak huruf di permainan ini. Sistemnya yang cuma sekali sehari ini membuat jadi menantikan hari berganti biar bisa segera main lagi. Tanpa disadari, saya sudah konsisten 100 kali main Katla yang artinya saya sudah menghabiskan 100 hari menebak-nebak kata rahasia yang disiapkan oleh permainan ini.

Dari Katla saya menemukan kalau ternyata buat bisa konsisten tu gak semengerikan itu. Dalam bayangan kita, mungkin proses untuk konsisten tu adalah hal yang membosankan. Tapi ternyata jadi menyenangkan kalau kita sudah ketemu sama ‘sparkling joy’ dalam aktivitas yang mau kita biasakan. Nah buat temen-temen yang pengen lebih rajin buka KBBI dan lebih banyak koleksi katanya, main Katla bisa nih jadi salah satu cara untuk menciptakan konsistensi yang menyenangkan.

Semua ada jalannya

Kalau diingat-ingat, saat pertama main sampai sudah bermain Katla 100 kali saya melakukan beberapa trial and error soal gimana cara memecahkan kata rahasia setiap harinya. Tapi sampai sekarang, saya juga belum pernah berhasil menebak dalam satu runtutan. Yang paling baik cuma tiga runtutan. Sekarang, saya punya beberapa tips nih buat teman-teman yang mau coba main Katla. Sebetulnya ini bukan tips cara jitu menyelesaikan Katla, tapi bisalah dipakai sebagai panduan menentukan kata apa yang akan diinput.

Pertama, eliminasi huruf vokal (a,i,u,e,o) terlebih dahulu. Salah satunya dengan mulai menebak kata yang terdiri dari 3 huruf vokal seperti “semua”, ”omega”, dan “etika”. 

Kedua, pelajari kata-kata yang punya dua konsonan bersisian seperti kata “angin”, “stepa”, dan “anyir”.

Ketiga, jangan lupakan bahwa ada kata yang hanya terdiri dari satu vokal dan satu konsonan seperti “kakak” dan “kokok”

Keempat, belajar dari kesalahan. Setiap ketemu kata baru jangan lupa diingat-ingat dan dicatat biar nggak masuk ke lubang yang sama.

Gambar: Parapuan.co

Editor: Saa