Mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang kuliah-pulang) sering kali diremehkan oleh banyak orang, terutama oleh mereka yang merasa tersibukkan dengan berbagai kegiatan kampus. Kata mereka, mahasiswa kupu-kupu itu cuma fokus kuliah saja, tidak punya banyak pengalaman organisasi. Padahal pengalaman berorganisasi bisa menjadi bekal yang berguna ketika sudah memasuki dunia kerja nanti.

Sebenarnya, menjadi mahasiswa kupu-kupu adalah sebuah privilege. Tergantung sadar atau tidak kah kita bahwa sesungguhnya kita memiliki sebuah privilege yang sangat menakjubkan jika bisa dimanfatkan dengan sebaik-baiknya. Berikut ini adalah beberapa privilege yang dimiliki seorang mahasiswa kupu-kupu.

Kesempatan Lebih Luas untuk Meng-improve Diri

Bagi mahasiswa kura-kura (kuliah-rapat kuliah-rapat), pengembangan diri adalah satu hal yang secara otomatis bisa didapatkan. Salah satu contoh pengalaman yang bisa didapat adalah kemampuan leadership atau kepemimpinan. Lewat organisasi, mahasiswa menjadi tahu bagaimana cara mengatur, mengarahkan, berdiskusi, dan bertanggung jawab dalam sebuah perkumpulan yang menyangkut kepentingan banyak orang.

Meskipun demikian, memperluas ranah pengembangan diri bukanlah hal yang mustahil bisa didapatkan oleh mahasiswa kupu-kupu. Justru dengan adanya waktu yang lebih longgar, mahasiswa kupu-kupu memiliki lebih banyak kebebasan di dalam menentukan skill apa yang ingin dikembangkan. Mungkin tidak untuk leadership skill, tetapi sangat mungkin untuk fokus pada keterampilan lain. Misalnya seperti skill menulis, menggambar, desain grafis, atau hobi lain yang bisa di-improve sebagai bekal kedepannya.

Lebih Fokus Dengan Urusan Kuliah

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, mahasiswa kupu-kupu sering dikatai tidak punya banyak pengalaman organisasi. Ada benarnya seperti itu, tapi karena tidak disibukkan dengan banyaknya urusan organisasi, mereka justru bisa lebih fokus dalam perkuliahannya. Dengan demikian, IPK yang tinggi lebih mudah didapatkan tetapi juga tidak menutup kemungkinan untuk bisa mengembangkan keterampilan lain seperti yang sudah dibahas pada poin sebelumnya. Karena tidak terikat dengan berbagai belah pihak, pengembangan skill tersebut justru lebih leluasa untuk dilakukan tanpa mengganggu fokus mahasiswa pada materi perkuliahan.

Berbeda dengan mahasiswa kura-kura yang waktunya banyak tersita oleh kegiatan organisasi. Bagi yang sanggup memanajemen waktu dengan baik, urusan kuliah mungkin akan aman-aman saja. Bahkan ada yang menjadi primadona kampus karena menonjol di bidang akademik dan aktif berorganisasi. Tapi, bagi beberapa mahasiswa kura-kura yang tidak bisa memanajemen waktu dengan baik, mereka sering keteteran dalam menyelesaikan tugas kuliahnya. Mengerjakan tugas pada waktu yang sudah sangat mepet merupakan hal yang biasa dilakukan oleh mereka. Tak jarang juga mereka mengandalkan pengerjaan tugas kelompok pada orang lain. Oleh karena itu, menjadi mahasiswa kupu-kupu adalah privilege yang tidak dimiliki mahasiswa kura-kura.

Kesempatan Lebih Besar Untuk Mencari Pengalaman di Dunia Kerja

Menjadi mahasiswa kupu-kupu adalah sebuah pilihan. Apakah tidak ingin tersibukkan dengan padatnya kegiatan organisasi atau karena ada alasan lain, itu sah-sah saja. Terkadang, orang-orang berpikiran bahwa kegiatan mahasiswa kupu-kupu itu ya sesuai dengan sebutannya–kuliah, lalu pulang. Setelah jadwal kuliah selesai, kita tidak akan pernah tahu apa yang dilakukan seorang mahasiswa kupu-kupu, kecuali jika kita membuntutinya atau dia yang membuat story di media sosial mengenai kegiatannya.

Beberapa mahasiswa kupu-kupu memutuskan langsung pulang setelah kuliah karena mereka harus segera bekerja, entah itu bekerja sebagai freelancer atau part timer.Dari bekerja inilah, ia justru bisa memiliki pengalaman yang lebih banyak, bahkan akan sangat berguna ketika sudah memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.

Jadi, siapapun kamu dan apapun statusmu, jangan pernah meremehkan keputusan orang lain karena kita tidak tahu semua hal tentang mereka. Barangkali diri kita adalah seseorang yang lebih buruk dari pada orang yang pernah kita remehkan.

Meskipun 3 hal di atas adalah privilege yang dimiliki seorang mahasiswa kupu-kupu, ternyata masih banyak yang tidak menggunakannya dengan baik. Adanya waktu yang tersisa, rata-rata hanya digunakan untuk rebahan dan scroll media sosial yang tidak bermanfaat. Hal ini lah yang menjadi penyebab ia sering diremehkan banyak orang. Oleh karena itu, untuk menghapus stigma tersebut, yuk mulai manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya!