Bercerita adalah sarana terbaik untuk seseorang dalam mengungkapkan emosi dan perasaannya. Memang bercerita tidak menjamin akan menyelesaikan sebuah permasalahan atau mendapatkan jalan keluarnya, namun bercerita akan membuat diri menjadi lebih enak. Lebih lega dan beban di bahu akan terasa ringan karena ada seseorang yang ikut mendukung permasalahan tersebut.

Namun disini tidak membahas tentang cara-cara curhat atau bercerita yang baik, melainkan menjadi pendengar. Pastinya semua yang membaca pernah menjadi pendengar untuk siapapun itu, baik teman, pacar, saudara, saudari, atau orang lain. Menjadi pendengar memberikan banyak manfaat kepada yang akan bercerita karena tidak ada yang lebih menyenangkan selain seseorang yang rela meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita kita.

Mendengarkan bukan sekedar datang, duduk, dan menyimak. Ada kemampuan tersendiri yang harus anda kuasai bila ingin menjadi pendengar yang baik. Berikut kiat-kiat menjadi pendengar yang baik untuk seseorang.

#1 Ikhlas

Kiat pertama tentu saja harus dimulai dari niat dan ikhlas terlebih dahulu. Menjadi pendengar juga bermakna bahwa kita mengorbankan waktu atau kegiatan kita untuk seseorang tersebut. Bisa saja kita memiliki kepentingan yang lebih darurat, namun disaat seperti itu harus kita relakan demi menjadi pendengar untuk seseorang sehingga terpaksa harus mengerjakannya di lain waktu. Untuk itu ikhlas menjadi syarat pertama yang harus dipenuhi seorang pendengar. Kalau memang masih belum bisa, sebaiknya tinggalkan dulu, kerjakan kegiatan yang harus dilakukan, baru mulai mendengarkan.

#2 Diam, tidak memotong

Pepatah mengatakan diam itu emas. Ungkapan itu benar adanya. Terkadang diam adalah jurus terbaik dalam mengatasi masalah. Tapi yang dimaksud baik disini adalah saat menjadi pendengar cerita ya, bukan hal lain. Misalnya ada mobil yang tiba-tiba mengarah kepada anda, masa anda diam saja. tentunya anda harus menghindar.

Saat mendengarkan cerita seseorang, cobalah untuk diam terlebih dulu. Dengarkan dan simak ceritanya dengan seksama. Jangan terpikir untuk memotong perkataannya, meskipun di ceritanya ada bagian yang membingungkan atau ada poin yang menurut kita kurang benar. Biarkan dia menyelesaikan ceritanya. Memotong cerita seseorang akan menimbulkan kesan seolah kita tidak serius dalam menyimaknya. Selain itu memotong cerita akan membuat yang bercerita menjadi bad mood dan kemungkinan tak lagi berkeinginan untuk bercerita lagi.

#3 Beri tanggapan yang sesuai

Disaat ceritanya sudah selesai, barulah kita bisa merespon. Tanggapi setiap ceritanya dengan pas, jangan kurang jangan lebih. Coba tanyakan hal atau poin yang membingungkan dalam ceritanya. Saat dia menjelaskan poin itu, simak juga. Maksud sesuai itu jika dia menceritakan hal yang bernuansa sedih, maka tanggapi juga dengan respon yang sama. Jangan sampai dia bercerita yang sedih tapi anda menanggapi dengan ceria ataupun sebaliknya.

#4 Netral

Biasanya dalam bercerita akan ada unsur benar dan salah di cerita seseorang. Jika begitu, maka kita harus bisa bersikap netral. Bukan berarti kita tidak mendukung dia, melainkan kita juga harus bisa melihat dari perspektif berbeda. Sikap netral dapat dilakukan jika kita benar-benar memahami masalahnya sepenuhnya. Namun jika kita belum memahaminya, maka bersikaplah netral. Ungkapkan pelan-pelan agar tak terjadi salah paham dan dia tidak berpikir aneh-aneh tentang sesi cerita pada kita.

#5 Jangan langsung memberi nasihat

Percayalah tidak semua orang butuh yang namanya nasihat saat mereka sedang bercerita. Terkadang sebagian orang hanya ingin didengarkan dan ditanggapi dalam cerita mereka. Mendengarkan dengan baik berarti menyiratkan bahwa dia adalah orang penting dan memicu rasa bahagia bahwa masih ada yang ingin mendengarkan kesehariannya. Menanggapi akan membuat mereka merasa dihargai pula. Karena itu jangan selalu memberikan nasihat ya. Berikanlah nasihat saat mereka memintanya, jika tidak maka cukup duduk tenang sambil mendengarkan dia bercerita.

Itulah lima kiat menjadi pendengar yang baik. Sebelumnya harap digarisbawahi bahwa saya bukan mahasiswa psikologi, psikolog, psikiater, atau orang yang memahami ilmu kejiwaan. Kiat diatas murni dari pengalaman saya selama 19 tahun yang bisa dibilang sering mendengarkan teman-teman saya bercerita. Siapa tahu kamu punya kiat yang lebih mantap lagi. Yuk, jadi pendengar untuk seseorang!

Editor: Saa

Foto: Pexels