Tahun boleh berganti, namun kebiasaan kalap saat belanja online nampaknya belum juga pudar. Di pandemi begini, gegap-gempita belanja online rasanya akan selalu menyejukkan diri yang penat oleh kejenuhan isolasi. Mulai dari diskon flash sale awal tahun, iming-iming cashback, hingga berburu voucher diskon barang atau ongkos kirim. Terlebih semenjak pandemi dimulai pada awal tahun lalu, banyak toko online sengaja memancing para pelanggan untuk semakin terjerat di rantai konsumerisme berlebih.

Kalau kata Pak Maslow sih mereka-mereka itu sudah tidak mematuhi peraturan ’Hierarki Kebutuhan’—kebutuhan nomor sekian dibeli, yang pokok bisa jadi terabaikan. Nampaknya, pandemi ini telah menciptakan perilaku masyarakat yang lebih hedon dalam diam. Namun, banyak juga nih suka duka dalam berbelanja online yang bahkan membuat kita nangis bombay ala penonton marathon drama korea.

Melalui tulisan ini, saya mencoba untuk merangkum sedikit pengalaman pahit saat melakukan aktivitas belanja online selama pandemi (yang sebagian besar berangkat dari pengalaman pribadi plus keresahan komunal sih, hehehe).

Di-PHP Penjual Masker di Lapak Online

Jadi teringat ketika pandemi COVID-19 mulai masuk ke Indonesia awal Maret 2020, banyak orang yang menggila belanja di toko online untuk berburu masker. Bayangkan, masker yang biasanya satu buah dijual seharga 2000 Rupiah pun bisa meroket hingga 10 ribu Rupiah per buah. 

Apesnya, saya pernah ketipu ketika membeli masker medis di salah satu toko online dengan iming-iming harga paling murah se toko online; sekitar satu kardus kecil isi 50 buah dijual hanya dengan 100 ribu Rupiah. Sudah benar saya pesan dua kardus kecil, eh ternyata pesanan saya tidak kunjung diproses hingga seminggu lebih. Padahal, di deskripsi barang dagangan tertulis masih tersisa puluhan kardus kecil dan pesanan akan diproses dalam waktu 3-4 hari. 

Memang sedikit mencurigakan sih, karena ketika saya hubungi lapaknya secara langsung, tidak pernah ada respon dari penjualnya. Lewat dari seminggu, pihak admin toko online pun langsung membatalkan pesanan saya secara otomatis. Keesokan hari setelah pesanan masker medis saya dibatalkan, saya iseng ngecek toko tersebut. Eh ternyata, toko tersebut mengikrarkan diri sedang libur untuk sementara waktu dong! Gimana kesalnya bukan main ya, sudah tahu masker di saat itu langka malah banyak oknum yang main-main dengan krisis. 

Rela Begadang untuk Mengejar Terbitnya Hand Sanitizer Limited Edition

Membahas kelangkaan hand sanitizer di awal merebaknya pandemi, banyak toko online yang balapan melakukan acara flash sale hand sanitizer dengan harga di bawah 20 ribu Rupiah. Saya sampai rela bangun lebih pagi dari biasanya, demi mengejar flash sale hand sanitizer di salah satu toko online dengan harga hanya 13 ribu Rupiah—itu pun setiap pembeli hanya diperbolehkan membeli maksimal satu botol saja. Memang hal tersebut merupakan suatu pertarungan yang sangat worth it, ketika banyak pengepul hand sanitizer yang menjual dagangannya dengan harga 50 ribu rupiah ke atas. 

Terbujuk Rayuan Manis Pengulas Amatiran di TikTok

Pandemi COVID-19 telah memasuki bulan ke sebelas di Indonesia. Masker dan hand sanitizer kini sudah tidak selangka dahulu. Namun, ada lagi candu baru belanja online yang mulai menjalari kaum terisolasi. Apalagi kalau bukan karena eksistensi akun ulasan barang olshop di Tiktok yang siap membangkitkan hasrat hedon para netizen. Video Tiktok ulasan barang toko online tersebut kerap disebut netizen sebagai racun yang mematikan upaya bertirakat selama pandemi. 

Ulasan mengenai barang olshop lucu, anti-mainstream, dan harga murahnya sampai ingin meninggal adalah kunci jawaban dari viralnya berbagai video Tiktok tersebut. Menariknya, video ulasan tersebut dibuat dengan konsep unboxing heboh parah tapi menggiurkan. Saya pun tertarik menyimpan sejumlah video Tiktok racun olshop dan hasilnya saya sudah tertarik untuk membeli sejumlah barang. 

Ironisnya, saya juga menjadi salah satu korban mangsa clickbait video Tiktok barang olshop. Atas rekomendasi dari video Tiktok, saya pernah kepincut membeli botol minum air mancur Ikan Paus viral untuk kado ulang tahun adik sepupu. Pas barangnya datang sih kondisinya oke punya. Namun pas dicoba untuk minum oleh adik sepupu, sedotannya mampat dan tidak bisa menyedot air dengan lancar. Karena tidak sabar, adik sepupu saya pun langsung meminum air dari bibir botolnya tanpa melalui sedotan. Kado untuk saudara sepupu tersayang malah jadi kado yang mengesalkan baginya, hiks.

Bagi siapapun yang bilang bahwa pandemi adalah saat para manusia bumi sedang diuji kesabarannya; Yak betul! Diuji agar tidak mudah bertindak impulsif dalam membeli sesuatu, apalagi membeli barang dari toko online yang sedang viral di media sosial. Kuat menahan diri dalam perhendonan belanja online adalah kuncinya. Jangan lupa sayangi pula kondisi keuanganmu!

Penyunting: Halimah
Sumber gambar: Akurat.co