Keamanan adalah salah satu pertimbangan kala memilih kos. Sepengalaman saya, kos yang memiliki anjing penjaga adalah jenis kos paling aman. Namun dengan segenap catatan.

****

Pertengahan 2020 silam saya kembali ke Jogja untuk sekadar pindah kos, di tengah pandemi. Pilihannya tak banyak karena situasinya tak mendukung untuk berkeliling ke banyak tempat. Melalui jasa pencari kos, ditemukanlah satu kos yang nampak asri, punya wifi, harga affordable, dan peraturan yang lumayan lunak. Satu catatan yang terlewat di deskripsi jasa kos tersebut, keberadaan anjing.

Anjing-anjing itu langsung menggonggong, bersahut-sahutan, kala saya menghentikan motor di depan gerbang. Bersahut-sahutan merupakan tanda bahwa anjingnya tak cuma satu. Ya, ada tiga anjing dewasa di kos yang akhirnya saya pilih ini.

Saya belum pernah tinggal, apalagi di kos yang memiliki anjing. Tapi kala itu pilihan saya tak banyak, dan tak mau terlalu pusing mencari. “Ini anjingnya agresif ndak Bu? Pernah ada yang gigit anak kosan ndak?” tanya saya penasaran. Tentu pemilik kos berusaha menenangkan, “Aman kok Mas, cuma butuh sedikit penyesuaian.”

Pernah dengar ceramah yang bilang kalau tempat tinggal yang memiliki anjing dijauhi oleh malaikat? Saya sering, hidup dari keluarga Islam yang cukup taat dan enam tahun di pondok membuat kalimat itu lumrah saya dengar. Tapi itu bukan pertimbangan untuk ragu tinggal di kos ini. Pertimbangan utama saya tentu kenyamanan dan kenyamanan.

Sekitar lima menit pertama saya singgah di kos-kosan ini, anjing meredakan gonggongan. Saya pikir ia sudah terbiasa dengan kehadiran sosok baru ini. Tapi ketika saya kembali di kemudian hari untuk pindahan, anjing kembali menggonggong saat gerbang dibuka. Dan seterusnya, hampir sepekan pertama, setiap masuk kos, suara guk-guk-guk selalu mengganggu.

Saya belum pernah mengalami kemalingan sepanjang pengalaman berpindah kos lebih dari lima kali. Tapi anjing-anjing ini membuat saya yakin, maling sudah mencoret rumah ini dari daftar potensial untuk digasak. Sebab saya yang sudah beberapa hari tinggal saja masih sering diteriaki, apalagi maling yang baunya asing.

Kendala Berat

Saya merasa persoalan keamanan sudah tak perlu diragukan. Anjing adalah alarm yang lebih mujarab ketimbang satpam. Satpam kalau sedang ngopi sambil nonton dangdut di Youtube menggunakan headset bisa kecolongan. Satpam juga bisa ngantuk dan lupa sekitar. Satpam punya jam kerja dan beban pikiran. Namun anjing, meskipun tidur, seketika bisa bangun dan menggonggong kencang hanya berdasarkan gerakan, bau, dan suara yang samar sekali. Jelas bahwa kemampuan deteksi suara dan baunya jauh di atas manusia.

Ketika keamanan sudah dicoret dari daftar hitam, barulah saya sadar kalau anjing ini menyusahkan teman untuk datang. Atau setidaknya membuat mereka (dan saya) sungkan. Begini, tak jarang ada teman yang mengabari hendak datang di malam hari, teman yang sebelumnya belum pernah datang ke tempat ini, dan Anda tentu tahu bagaimana pakewuhnya perasaan saya membayangkan anjing-anjing menggonggong tengah malam.

Belum lagi pemilik kos yang menunjukkan gestur tak nyaman, sebenarnya mereka tak berkata demikian, namun saat malam anjing menggonggong, lampu rumahnya yang sudah padam dinyalakan. Melongok jendela untuk memastikan. Itu tentu membuat saya merasa sudah mengganggu jam istirahat mereka.

Sudah tak terhitung lagi berapa kali saya menggerutu (mengapa anjing-anjing ini tetap diperhatankan sedangkan hampir setiap malam membuat seantero kos kebrisikan).  Tapi itu tak sebanding kalau saya membayangkan betapa repotnya (lagi) untuk berpindah kos yang kesekian kali dalam beberapa tahun terakhir.

Sebentar, keluh kesah saya belum kelar. Mau tau apa lagi yang mengganggu? Tidur! Sampai lupa berapa kali saya terbangun dari tidur gara-gara mendengar suara anjing, yang tak saya ketahui sebab musababnya. Bisa jadi kala siang, sore, malam. Seperti halnya jam tidur saya yang tak tentu.

Tapi hal-hal ini, catatan ini, membuat saya yakin kalau kos paling aman dari pencurian adalah kos yang memiliki anjing. Asal tidak pencurian oleh orang dalam kos saja.

Sudah hampir setahun ternyata saya tinggal bersama tiga ekor anjing yang saya tak tau namanya pun jenisnya. Saya pilih berkompromi dengan ketidaknyamanan karena anjing ini, demi kenyamanan-kenyamanan lain. Kenyamanan apa itu? Biarlah malaikat yang tahu. Eh tapi malaikat datang ke kos saya ndak ya?

Kaliurang, 22 April 2021