“Kowe ra isu mlayu, saka kesalahan Ajining diri ana Ing lathi”. Begitulah penggalan lirik bahasa Jawa atau bagian sinden dari lagu berjudul Lathi, yang diproduksi oleh Weird Genius beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial.

Lagu tersebut telah ditonton oleh 47 juta penonton di sosial media youtube. Pertama kali saya mendengarkan lagu ini sebagai backsound sebuah video tiktok, saya mengira lagu Lathi ini merupakan produksi luar negeri.

Setelah ditelusuri, ternyata lagu sekeren ini diproduksi oleh anak muda Indonesia serta dinyanyikan oleh orang Indonesia. lagu Lathi ini membuat saya kagum dan bangga karena selain musiknya yang keren, video klip Lathi kental dengan budaya Indonesia.

Selain official video yang viral, Lathi semakin dikenal oleh anak-anak milenial baik nasional ataupun internasional setelah booming nya Lathi challenge yang dipopulerkan oleh Jharna Bhagwani, seorang influencer remaja. Video Lathi challenge yang ia buat telah ditonton sebanyak 10 juta kali.

Siapa Weird Genius?

Setelah melihat video klip Lathi yang begitu memukau, saya cukup penasaran siapa sebenernya Weird genius, sosok di balik pembuatan lagu ini. Ternyata, Weird Genius merupakan sebuah grup musik dengan personil Reza Oktovian, Eka Gustiwana dan Gerald Liu.

Dalam hati saya bergumam, pantas lagunya bagus ternyata ada Eka Gustiwana. Salah satu personil WG yang terkenal karena gabungan opening song kartunnya yang pernah tayang di beberapa televisi Indonesia saat tahun 2000an.

Menurut saya Eka Gustiawana adalah musisi cerdas dan berbudaya. Berbagai lagu yang diproduksinya bisa membuat penontonnya terkesima, apalagi beberapa video klipnya kebanyakan mengenalkan budaya Indonesia.

Salah satu karya yang menurut saya keren adalah lagu berjudul Tersimpan di dalam hati. Yang versi aslinya memperlihatkan keindahan alam pulau Jawa beserta budaya daerah Jawa, selain itu versi lagu yang menggunakan 12 bahasa daerah tidak kalah bagusnya.

Sebelum Lathi Sukses

Kesuksesan lagu lathi pastinya mengalami proses yang cukup panjang. Berbagai nyinyiran terhadap lagu yang dinyanyikan sara fajira itu jumlahnya tidak sedikit. Belakangan lagu Lathi sempat dinilai sebagai lagu pemuja setan, yang meenuai berbagai reaksi dan kontra terhadap pernyataan tersebut.

Pernyataan tersebut juga dibantah WG saat wawancara dengan kompas.com di youtube. WG mengakui bahwa lagu tersebut bukanlah lagu pemanggil setan, bahkan mereka pun tidak mengetahui bagian mana yang disebut pemanggil setan.

Kemudian berapa lama lagu Lathi dibuat?  Gerald dalam wawancara indomusik talk menjelaskan bahwa proses pembuatan lagu ini hanya memakan waktu satu pekan, begitu juga pembuatan video klip yang tidak lama, bahkan pembuatan lirik oleh Reza Oktavian hanya 10 menit.

Gerald juga mengatakan lagu ini menjelaskan tentang toxic relationship yang membuat sisi negatif wanita keluar. Yang unik adalah, saat menyanyikan Lathi, Sara Fajira sempat menangis karena menjiwai lagu tersebut.

Keunikan lainnya di dalam lagu Lathi adalah adanya nada starter mobil yang direkam oleh Eka Gustiwana, jika milenialis tidak percaya kawan-kawan bisa mencari di sesi wawancara dengan Gerald.

Best Practice pengenalan budaya Indonesia masa kini

Menurut laporan Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sejak 2009 hingga 2017, setidaknya ada 7.241 karya budaya yang tercatat dan ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.(bisnis.com, 2018)

Melihat warisan budaya tak benda Indonesia yang cukup banyak, saya kira anak muda sekarang termasuk saya kesulitan mengakses atau melihat secara langsung bagaimana budaya tak benda di Indonesia. Nah melihat kesuksesan Lathi hingga dunia internasional yang di dalamnya menampilkan budaya Indonesia, seharusnya WG menjadi Best Practice penggiat budaya. Karena dengan “dibungkus” musik yang keren tetap menampilkan budaya tak benda Indonesia.

Pemerintah juga harus mendukung kreator atau musik produser yang mencoba mengenalkan budaya Indonesia dengan berbagai karya versi anak muda masa kini. Karena tentu produksi lagu Lathi ini membutuhkan modal yang cukup besar. Selain itu, dengan adanya lagu ini, anak muda harus tergugah agar terus berkarya dengan cara yang keren. Juga mengenalkan budaya daerahnya masing-masing, misal dengan pembuatan suatu konten dengan bahasa daerah. Tentu saya berharap setelah munculnya lagu Lathi dan lagu Weird Genius yang lain, dapat menggugah banyak anak muda untuk berkarya lebih baik lagi.

Ilustrator: Ni”mal

Editor: Halimah