Permasalahan kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Depresi atau stress hadir tidak pandang bulu, ia bisa menimpa siapa saja terutama mahasiswa.

Tanggungjawab secara akademik serta sosial yang makin kompleks bisa membuat mahasiswa mengalaminya. Namun, sayangnya hal ini masih dianggap remeh dan makin menjauhkan mahasiswa dalam mencari pertolongan baik secara personal maupun professional karena stigma-negatif yang masih menempel di lingkungan masyarakat.

Apakah beban akademik dapat membuat depresi? Tentu saja bisa. Sebab dilansir dari Tirto berdasarkan laporan Students Minds bertajuk Grand Challenges in Student Mental Health menyebut stres termasuk dalam sepuluh kesulitan besar bagi mahasiswa terkait kesehatan mental. Selanjutnya, penelitian ini menemukan bahwa stres menjadi problem kedua yang paling biasa dirasakan mahasiswa.

Apabila tidak ditangani dengan baik, ketegangan psikis ini bisa memburuk dan memunculkan isu kesehatan mental lain seperti depresi, perfeksionisme, gangguan obsesif kompulsif, dan lain-lain.

Karena permasalahan kesehatan mental ini bisa terjadi pada siapa saja, ia bisa nampak bahkan tak tampak. Bisa jadi salah satu kawan yang selalu terlihat ceria diam-diam menyimpan permasalah berat namun tidak pernah terlihat memikirkannya.

Permasalahan kesehatan mental bukanlah sesuatu hal yang pantas diromantisasi ataupun tidak dipikirkan seperti angin lalu. Cara tepat untuk ‘berdamai dengannya’ yaitu dengan mencari bantuan secepatnya.

Layanan Konseling dan Kesehatan LPKA UMY Sebagai Solusi  

Sebuah universitas atau kampus dapat diibaratkan sebagai rumah kedua bagi mahasiswa yang jauh dari keluarga. Sudah sewajarnya universitas menaruh perhatian yang besar bagi psikologi anak didiknya dengan menyediakan fasilitas yang tepat.

Salah satu yang berkomitmen mengadakan menyediakan layanan konseling di kampus Universitas Muhammadiyah Yogykarta (UMY). Melalui Layanan Konseling dan Kesehatan yang berada dibawah LPKA Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dengan slogan ‘Curhat Yuk!’ Layanan Konseling dan Kesehatan LPKA tidak melulu membantu persoalan mahasiswa di bidang akademik saja. Masalah-masalah pribadi tentang diri sendiri, teman, orang tersayang dan keluarga bisa kamu tumpahkan disini, tidak perlu merasa sungkan karena selama konseling kerahasiaan pasti akan terjamin.

Selain itu, mahasiswa juga bisa memilih opsi konsultasi yang diinginkan seperti, konsultasi pengembangan diri atau karir, konsultasi pribadi, konsultasi akademik, konsultasi kesehatan mental, sampai konsultasi rencana masa depan.

Mahasiswa juga bisa memilih konselor yang dirasa dapat membuat mahasiswa semakin merasa aman serta nyaman dalam prosesnya bercerita. Terdapat enam konselor profesional dalam bidang kesehatan mental seperti, Ratna Sari, M.Psi, Aisyah Anita, M.Psi, Novia Fetri Aliza, M.Psi, Cahyo Setiadi Ramadhan, M.Psi, Sigit Haryo Yudanto, S.Psi serta konselor sebaya.

Tak perlu repot-repot datang ke kantor karena proses pendaftaran hingga konsultasi bisa dilakukan secara daring hingga via aplikasi WhatsApp.

Tidak hanya berupa Layanan Konseling kampus, LPKA juga menyediakan fasilitas Layanan Kesehatan yang bisa dikunjungi setiap hari kecuali pada hari libur dengan tenaga kesehatan yang telah berpengalaman. Kedua layanan baik Layanan Konseling dan Kesehatan LPKA ini bebas dari segala biaya kecuali kasus-kasus tertentu, mahasiswa berkesempatan untuk mengajukan santunan untuk membantu pembiayaan kesehatannya.

Menjaga kesehatan adalah hal yang sangat penting. Gangguan mental mungkin tidak berpengaruh secara langsung namun dapat melumpuhkan diri perlahan-lahan. Sudah sewajarnya, elemen universitas dilibatkan dalam kesehatan mahasiswanya karena menjadi tanggungjawab serta universitas memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan mahasiswanya.

Advertorial