Perasaan cinta adalah sebuah anugerah yang dapat memenuhi hidup kita dengan kegembiraan, kebahagiaan, harapan, dan mencegah kita dari sepi dalam kesendirian. Ketika kita jatuh cinta, ada momen yang menggebu-gebu di mana hati kita berkata, ‘Hei, mengapa tidak mengatakannya saja?’. Tapi kemudian, kekhawatiran muncul dalam benak kita. Bagaimana jika kita ditolak?
Apalagi kalau ingat jika kita memiliki hubungan pertemanan yang sangat baik dengan dia, apa kita siap itu semua berakhir begitu saja jika ternyata dia tidak memiliki perasaan yang sama dengan kita? Di sisi yang lain, jika kita tidak mengungkapkan, kita tidak akan pernah tau perasaan dia tentang kita.
Bisa aja loh, ternyata dia juga cinta, malah kita yang menyesal melewatkan kesempatan itu. Tapi sayangnya, kita tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui perasaan seseorang dengan melihat wajahnya saja, haha.
Dari situlah muncul pertanyaan klasik, Apakah lebih baik mengungkapkan perasaan cinta dan mengambil risiko ditolak, ataukah lebih bijaksana untuk memilih untuk tidak mengungkapkannya demi menghindari potensi sakit hati? Pertanyaan ini bahkan telah memicu perdebatan tak berkesudahan di kalangan pecinta dan peneliti cinta, loh!
Jadi, tenang ya, permasalahan ini ngga dipikirin kamu sendirian, kok! Berikut ini penulis tampilkan beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan untuk memilih di antara keduanya.
1. Risiko Emosional
Pada aspek emosional ini, sudah pasti tim yang mengungkapkan perasaannya jauh lebih memiliki risiko. Mengapa demikian? Karena mengungkapkan perasaan cinta memiliki kemungkinan yang ditakutkan semua orang, yakni ditolak oleh orang yang kita cintai. Ini bisa sangat menyakitkan dan merusak harga diri kita.
Namun, dengan mengambil risiko tersebut, kita memberikan kesempatan pada hubungan untuk berkembang dan tumbuh. Meskipun ada risiko, mengungkapkan perasaan cinta juga dapat membawa kebahagiaan dan kepuasan yang luar biasa. Jika perasaan kita dibalas dengan cinta yang sama.
Lain halnya dengan tidak mengungkapkan perasaan cinta, risiko yang dihadapi hampir tidak ada yang pastinya membantu menghindari perlukaan emosional yang mungkin muncul setelah pengungkapan tersebut. Entah kita menjadi sedih, bahagia, atau bingung ke depannya mau dibawa ke mana hubungannya karena kita tidak siap dengan kenyataan yang akan kita terima jika kita mengungkapkan perasaan kita.
Dengan tidak mengekspos diri inilah kita dapat menjaga keseimbangan emosional kita dan menjaga hubungan yang sudah baik. Hayo, acung siapa yang takut jadi asing? Namun, perlu dipikir lagi, kehidupan ini memang penuh dengan pengambilan risiko yang harus dicoba. Bagaikan kita akan menghadapi ujian, apakah kita lebih memilih untuk tidak datang dan langsung remedial? Tentu tidak, dong. Sama halnya perasaan, apakah kita lebih memilih untuk tidak mengungkapkannya dan endingnya langsung tidak jadi apa-apa?
2. Potensi Pengembangan Hubungan
Bagi kamu tim yang memilih hanya memendam perasaan dan tidak mengungkapkannya sudah tau kan kalau akan terbantai di aspek ini, haha. Ya mau bagaimana? Hubungan kamu jelas tidak akan pergi kemana-mana, tetap sedekat dan seakrab seperti hari-hari yang telah dilalui bersama, tanpa status apa-apa. Jangan kaget apabila dia memulai topik pembicaraannya dengan bercerita mengenai orang lain yang entah suka dia atau yang dia suka.
Kamu tidak berhak marah dan sakit hati, melainkan hanya berperan sebagai pendengar yang baik baginya. Di sisi yang lain, potensi hubungan yang sesungguhnya baru muncul ketika kita berani mengungkapkan perasaan kita. Jika perasaan kita dibalas, hubungan bisa berkembang menjadi hubungan romantis yang lebih intim dan bermakna.
Komunikasi yang terbuka setelah pengungkapan perasaan cinta memungkinkan kedua belah pihak untuk saling mengenal lebih dalam, membangun ikatan yang kuat, dan mengalami kebahagiaan yang mendalam. Gimana nih? Masa ngga tergoda dengan potensi hubungan yang ada? Dia yang kamu inginkan, loh! Mau dilewatkan begitu saja?
3. Pemosisian Diri Setelah Ditolak
Salah satu kemungkinan yang harus dihadapi si tim mengungkapkan perasaan. Lalu apa yang harus diperbuat? Pertama, jangan mencari pembenaran. Terkadang, celotehan dalam hati seperti, “Aku kan udah selalu ada buat dia.”, “Apa sih kurangnya aku buat dia?”, “Padahal kita kayaknya udah akrab banget, deh.” menyeruak dan menghantui diri kita setelah menerima kenyataan pahit ini. Namun, perlu diingat senyum dan perilaku baik yang dia tampilkan tidak memberikan makna apa-apa, mungkin itulah tugas seorang manusia terhadap manusia yang lain.
Mencari pembenaran hanya akan memperpanjang proses penyembuhan. Mau cepat move on kan?
4. Komunikasi dan Kejujuran
Mengkomunikasikan perasaan cinta membutuhkan keberanian yang besar. Dengan mengambil langkah ini, kita menunjukkan kejujuran kepada diri sendiri dan kepada orang yang kita cintai. Kejujuran dan komunikasi adalah dasar penting dalam hubungan yang sehat dan membangun kepercayaan yang kuat.
Dua aspek ini merupakan yang paling utama dalam menjalin sebuah hubungan. Sudah pasti tim yang memilih hanya memendam perasaannya saja tidak akan masuk di kriteria ini. Mengapa? Sebelum memulai hubungan saja sudah banyak hal-hal yang disembunyikan, bahkan perasaanmu sendiri. Bagaimana kamu bisa menjalin sebuah hubungan jika demikian?
Padahal, pasangan mungkin melihat positif kepada kamu yang menyatakan perasaan cinta karena menunjukkan keinginan untuk berkomunikasi secara jujur dan membangun keintiman emosional. Kemauan untuk berbicara secara terbuka dan mendengarkan perempuan dengan empati dapat memperkuat ikatan antara keduanya. Walaupun harus ditolak, setidaknya kamu tidak mati penasaran, daripada nantinya menyesal.
5. Jadi, Lebih baik yang mana?
Pada akhirnya kejujuran dan keterbukaanlah yang menjadi pemenangnya. Si dia milik si pemberani. Kalau kata orang high risk high return. Perlu diingat kembali bahwa semua aspek kehidupan memerlukan pengorbanan, dalam hal ini mungkin kamu akan mengorbankan kondisi hatimu, status pertemananmu dengan dia, dan harga dirimu.
Namun, itu semua hanyalah persepsi pesimismu saja. Mengapa kamu tidak memikirkan potensi-potensi positif yang mungkin saja terjadi? Mengungkapkan perasaan cinta dengan keberanian juga dapat mendorong pasangan untuk merespons dengan jujur, membuka peluang untuk pertumbuhan dan kedalaman hubungan. Bagaimana menurutmu? Masih aja nih mau jadi tim pemendam perasaan?
Demikian aspek-aspek yang perlu kamu perhatikan. Baiknya, sebelum mengungkapkan pilihlah situasi, waktu, dan tempat yang tepat agar meraih hasil yang maksimal. Yuk, ungkapkan perasaanmu segera! Selagi dia come loh, nanti kalau dia udah go, kesempatannya udah hilang, berujung penyesalan. Yakin masih tetep jadi secret admirer aja?
Editor: Assalimi
Gambar: Pexels
Comments